Part 44 Jangan Jatuh Cinta

190 10 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

“Lepasin!”

Keen datang setelah menerima pesan dari Edgar. Ia menatap Ola sejenak sebelum akhirnya menatap Edgar dengan tatapan marahnya.

“Lepasin dia!”

“Serahin dulu kekuatan yang sekarang lo miliki.”

Ola sontak menggelengkan kepalanya. “Jangan, Keen!” larangnya karena bagaimanapun cowok itu pasti sangat membutuhkan kekuatannya.

Sejenak Keen menatap kedua tangannya lalu menoleh melihat Ola yang sedang diikat dengan lilitan merah milik Edgar. Jika ia membebaskan Ola maka kekuatannya untuk sementara waktu tak dapat digunakan lagi.

Ia tahu betul sikap Edgar itu. Ini pasti sebuah jebakan dan tanpa aba-aba lagi ia terbang ke atas membuat Edgar tentu saja mengikuti Keen.

Keduanya lagi-lagi kembali bertarung. Beberapa kali Keen berusaha menghindari serangan Edgar meski begitu pada akhirnya ia terkena pada serangan terakhir. Ia mencoba untuk melawan Edgar, tetapi tiba-tiba saja kekuatannya mulai melemah dan akhirnya ia terduduk lemas.

Menyaksikan itu tentu membuat Edgar tertawa sembari merentangkan kedua tangannya menatap ke arah atas.

“Sekarang, saatnya gue ambil semua kekuatan dan kekuasaan lo,” ucap Edgar tersenyum miring dengan perlahan menutup kedua matanya lalu menggerakkan tangannya membentuk sebuah pola lalu setelahnya kembali membuka mata dan langsung mengarahkan cahaya merah di tangannya kepada Keen.

Keen yang belum sempat menghindar akhirnya terkena membuatnya berteriak kesakitan di sekujur tubuhnya. Untungnya tak lama kemudian Livi datang dengan langsung mengurung Edgar ke dalam besi yang sudah diberikan kekuatan dan hanya kekuatan yang setara dengan Livi atau di atasnya yang bisa membukanya.

“Keen.” Gadis itu menoleh menatap Keen yang sudah tak berdaya lagi. “Kita harus ke istana sekarang,” ucapnya langsung menutup mata dan menghilang bersama Keen meninggalkan Edgar yang berteriak minta di keluarkan.

Keduanya pun sampai di dalam istana dengan Keen yang langsung ditangani oleh tabib sementara itu Livi pergi menghadap ke sang raja.

Di sisi lain tampak Ola yang mondar-mandir tak jelas setelah barusan ia terbebas dari lilitan merah itu. Kini ia sesekali mendongak menatap langit berharap Keen akan muncul dari arah sana, tetapi ditunggu beberapa menit tidak ada tanda-tanda membuatnya semakin khawatir. Apa terjadi sesuatu dengannya?

Ia melihat sesuatu di atas langit membuat Ola menyipitkan matanya memperjelas penglihatannya dengan sesuatu yang terbang di atas sana.

“Livi?” gumamnya begitu Livi baru saja mendarat sempurna di atas tanah. “Lo juga ....”

“Ya, seperti yang kau—lo liat. Gue di sini cuman pengen menyampaikan bahwa Keen baik-baik aja. Jadi, lo nggak usah khawatir dan mending lo masuk ke kelas. Jangan buat Keen dalam bahaya karena lo,” ucap Livi dengan tatapan tak sukanya itu.

Bukan Antagonis! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang