Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan 🙏🥰tetap semangat, ya!
***
“Lo udah kembali, Keen?” tanya Esa hampir saja melupakan tujuan awalnya. Ia pun melangkah menatap Ola. “Nayya udah dibawa ke kantor polisi dan tiba-tiba aja terus ngomong Keen bukan manusia biasa. Katanya Keen punya kekuatan.”
Esa menyipitkan matanya menatap Keen penuh mengintimidasi. Keen hanya membuang muka ke arah lain dan tiba-tiba saja keduanya dikejutkan dengan suara tawa Ola.
“Haduh, kayaknya Nayya gila. Mana mungkin Keen punya kekuatan. Ada-ada aja,” canda Ola tertawa kecil melirik Keen yang juga mendapatkan tawa kecil dari cowok itu.
“Nayya memang gila. Dia punya penyakit mental menurut pembantu di rumahnya Nayya sering ke klinik psikolog.”
Seketika Ola terdiam. Jadi, lagi-lagi Nayya membohonginya mengenai gadis itu yang ke klinik karena ada sepupu. Ternyata ada gangguan mental.
Sebenarnya ia kasihan dan tak tega melihat Nayya, tetapi mengingat semua perilaku jahat Nayya membuatnya memilih diam. Semoga dengan dihukumnya gadis itu cepat sadar.
“Nggak usah dipikirin, La. Semuanya udah selesai. Kalau gitu gue pamit dulu, ya. Nyokap udah telepon dari tadi. Keen jagain Ola. Jangan sampai lo hilang lagi,” ucap Esa tersenyum lalu berbalik, tetapi suara Ola membuatnya berhenti melangkah.
“Makasih karena selama ini udah banyak bantu gue,” sahut Ola dengan tulus yang mendapatkan anggukan kepala dari Esa.
Melihat Keen yang juga hendak membuka suara Esa lebih mendahului Keen.
“Nggak usah bilang makasih,” ucap Esa menatap Keen. “Ini hal terakhir yang gue lakuin buat Ola sekarang giliran lo.”
Setelahnya Esa benar-benar keluar dari ruangan meninggalkan Keen dan Ola. Sempat terjadi keheningan hingga akhirnya mereka bercerita kecil.
“Dek, lo nggak pa-pa?! Katanya si Nayya sempat datang ke sini?” Ferel datang dengan raut wajah khawatir.
Beda lagi dengan Farel yang dari pertama masuk sampai menghampiri Ola matanya tak pernah lepas menatap Keen tentu saja Keen yang ditatap seperti itu sedikit agak canggung.
“Bang, mata lo bisa aja keluar.” Ola bersuara begitu ia juga memerhatikan Farel.
“Maaf-maaf. Dia siapa?” tunjuk Farel.
“Saya Keen,” ucap Keen memperkenalkan diri membuat Ferel langsung heboh dibuat.
“Oh, ternyata lo yang udah buat adek gue murung terus. Ke mana aja lo? Mau gue patahin kali lo?”
Keen meringis mendengarnya, sedangkan Ola benar-benar malu dengan tingkah abangnya itu.
“Bang, udah, ah. Keen cuman pergi sebentar sekarang dia udah kembali,” sahut Ola membela Keen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis! [COMPLETED]
Teen FictionHari sebelumnya yang dirasakan Ola serasa beda ketika pertama kalinya ia terbangun dari pingsannya sehabis mendonorkan darah. Bagaimana tidak? Ia yang biasanya selalu mendapatkan kasih sayang oleh orang sekitarnya mulai menghilang. Keluarga yang me...