Part 30 Bimbang

196 12 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

“Esa!”

Via berniat mengejar Esa, tetapi sebelum itu ia menyempatkan diri menatap Ola yang sedang terdiam.

“Bukan aku pelakunya. Aku berani sumpah,” ucapnya yakin, tetapi Ola tak merespons malah berbalik badan pergi.

“Fayola!”

Tetap tak dihiraukan Ola, gadis itu terus-menerus melangkah sampai di depan kelas barulah dia melemaskan kedua bahunya.

Jadi, ternyata Via?

“Ola!”

Bahkan panggilan Nayya tidak membuat Ola terusik. Gadis itu terdiam seribu bahasa.

“Gue udah tau, pelakunya itu Via.” Melihat Ola yang tetap terdiam membuat Nayya perlahan melangkah mendekati sahabatnya itu. “Lo udah tau?” tanyanya tak mendapatkan tanggapan.

Akhirnya pun Nayya membiarkan Ola tanpa mau membuka suara lagi. Ia kasihan melihat Ola yang mendapatkan masalah bertubi-tubi. Belum ke Esa, eh ada dari Via.

Nayya menghela napas panjangnya lalu membuangnya secara perlahan ia menyentuh sebelah bahu Ola dengan memberikan usapan kecil di sana.

“Yang sabar, ya, La.” Sekarang hanya itu yang dapat ia berikan kepada sahabatnya.

Di sisi lain tampak Esa yang duduk sendiri di sofa single memilih mengasingkan diri daripada bergabung dengan yang lainnya.

“Gam, big bos kenapa, tuh? Dari tadi diam mulu, nggak kayak biasanya.” Nabil yang sedari tadi memerhatikan Esa sontak membuka suara.

Agam menatap Esa sejenak hingga akhirnya fokus bermain game di ponselnya. “Nggak tau,” jawabnya singkat dengan mengedikan bahunya. “Mungkin lagi banyak pikiran,” lanjutnya.

“Samperin, gih!”

“Kalau Esa duduk di sana itu, tandanya dia nggak mau diganggu. Emang lo mau dapat pukulan gratis?” Sontak membuat Nabil menutup mulutnya.

“Esa! Keluar lo! Jangan jadi pengecut yang taunya sembunyi.”

Teriakan dari arah luar membuat mereka yang ada di dalam termasuk Esa terusik hingga akhirnya memutuskan beranjak ke arah luar.

“Bang, tenang dulu. Ini bisa dibicarakan baik-baik.” Maurya berusaha menahan Yuda, tetapi tidak bisa karena Yuda sudah dilanda emosi.

“Gue nggak bisa tenang sebelum liat wajah brengsek itu! Esa, keluar lo!”

“Ada apa?” Akhirnya Esa keluar bersama yang lain termasuk Agam dan Nabil.

“Keluar juga lo.”

Yuda melangkah mendekati Esa dan tanpa diduga dia memukul rahang Esa membuang sang empunya sempat menoleh ke samping memegang rahangnya yang terasa sakit.

Bukan Antagonis! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang