Sejenak atmosfer ruang tamu hening ketika seorang gadis berparas manis dengan potongan rambut sebahu menghidangkan tiga cangkir dan satu toples biscuit yang dibawanya ke atas meja. Tersenyum sopan pada kedua tamu terhormat itu sebelum kemudian berbalik dan melangkah kembali masuk ke dalam.
"Minumlah, Rich! Josh!"
Richard dan Josh mengangguk bersamaan. Dalam dua menit, ketiganya menikmati rasa teh madu hangat dan memakan camilan biscuit yang disediakan.
"Anak-anak menyukai semua hadiahmu, Rich." Ava tersenyum. Menatap pria bermata biru yang baru saja menandaskan isi cangkirnya. "Mereka merindukanmu. Terutama Stella," tambahnya.
Ya, selama 6 bulan terakhir Richard memang cukup sibuk dengan pekerjaannya. Melakukan banyak photoshoot untuk memperbarui koleksi fotografi miliknya yang akan ia pamerkan pada pembukaan akbar ruang galeri terbarunya tahun depan sehingga tidak bisa menyempatkan waktu berkunjung.
Mengenai barang-barang yang dikirimkan beberapa waktu lalu, Richard meminta bantuan orang lain untuk melakukan proses pengiriman. Sedangkan berbagai macam permainan outdoor dikirimkan di awal tahun.
Richard melemaskan bibir. "Untuk itu aku datang kemari, Ava. Lagipula Josh juga mempunyai urusan. Ingin menitipkan sesuatu padamu," tuturnya.
Ava memerhatikan Josh yang mengulurkan tas besar dan meletakkannya di atas meja. "Apa ini, Josh?" tanyanya dengan raut penuh ingin tahu. Memfokuskan netranya pada benda itu beberapa saat lamanya sebelum kembali beralih pada Josh.
"Pakaian bayi dan beberapa perlengkapan lainnya," jawab Josh. "Semua masih dalam kondisi baru, Ava."
Kening Ava mengerut. Tak lebih dari tiga detik, Ava melebarkan senyum. "Ah, terima kasih."
Tidak heran semua orang mengetahui berita penemuan bayi di lingkungan Emeraude beberapa waktu lalu. Di era seperti ini sangat mudah menyebarkan berita apapun melalui media sosial dan berakhir masuk berita nasional dalam waktu kilat.
"Lalu di mana bayi itu?" tanya Richard karena sejak kedatangannya ia tidak mendengar suara tangis bayi. "Kami mendengar berita penemuannya beberapa hari lalu," terangnya menambahkan karena Ava tak kunjung menjawab.
"Lucy sedang mencoba menenangkannya karena ia selalu saja menangis-"
"Lucy?" sela Richard cepat. Pun menautkan kedua alisnya bingung.
Setahu Richard tidak ada penghuni panti bernama Lucy sejauh ini. Ia memiliki daftar siapa saja yang tinggal di Emeraude, termasuk para pengelola maupun penjaga di dalamnya.
Apa ia penghuni baru? Kenapa aku sampai tidak tahu?
Ava terkekeh kecil menyadari kebingungan pria bermanik biru nan tampan di hadapannya. "Lucy ... Gadis itu selalu berkunjung kemari, ke panti ini, Rich. Ia menyukai anak-anak. Senang mengajar dan bermain bersama mereka di waktu senggang. Namun, dua tahun terakhir ia memang jarang kemari. Hanya sesekali, karena ikut keluarganya yang pindah ke Varna. Dan di tahun akademik kali ini ia memutuskan kembali ke Sofia untuk melanjutkan pendidikannya di sini," terangnya.
Richard mengangguk mengerti. "Apa gadis itu sekarang tinggal di sini?"
"Ya. Ia kesulitan membayar sewa apartemen dengan gaji yang tidak seberapa dari pekerjaannya dan memutuskan tinggal di sini. Tentu aku mengizinkannya. Tempat ini sudah sangat akrab dengan dirinya. Terlebih aku membutuhkan bantuannya untuk merawat Miles."
Josh menatap intens Ava dan bertanya, "Kalian menamainya Miles?"
Ava berpaling pada Josh. "Ada secarik kertas yang tersimpan di lipatan baju bayi itu saat kami menemukannya. Di dalam surat itu tertulis jika bayi mungil itu bernama Miles ... Miles Jackson."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kena Kau, Gadis Kecil!
RomanceWarning! ⚠️ Rate 21+ Keputusan Richard Allen Jackson (30) untuk berkunjung ke salah satu store kamera terbesar di Sofia hari itu menjadi kesalahan fatalnya. Kamera istimewanya yang seharusnya hanya mendapatkan service ringan mendadak hancur akibat u...