49

62 3 0
                                    

"Nicole Grene. Wanita itu berasal dari Skotlandia dan merupakan mantan kekasih Richard. Lebih tepatnya cinta pertama pria labil itu!"

Aliran darah di tubuh Luciana mendesir kuat. Terutama ketika menangkap kata-kata cinta pertama. Oh, semua orang tahu jika cinta pertama itu sulit dilupakan.

Richard juga cinta pertama baginya. Lantas bagaimana? Apa ia akan sulit melupakan pria itu ketika satu hari nanti benar-benar mengikuti saran Mikayla?

Sial! Sama saja gadis itu memintanya melarikan diri lagi seperti sebelumnya, bukan? Dan selalu berakhir menyedihkan! Ah, tidak! Tentu ia akan menemuinya dulu sebelum pergi-sebagai tanda pertemuan terakhir, mungkin?

Luciana menggigit kuat bibir bawahnya. Dadanya terasa sangat nyeri.

"Kami berteman saat kuliah dulu," lanjut Josh. Mendongeng di tengah tiga manusia yang serius mendengarkan. Terutama luciana-tentu saja.

"Richard dan Nicole sempat berkencan selama 2 tahun sebelum kami semua lulus. Ya, Richard jatuh cinta pada pandangan pertama pada wanita itu."

"Lalu Nicole?" interupsi Joanna.

Josh mengangkat bahunya. "Entahlah. Aku tentu tidak tahu bagaimana perasaan wanita itu sebenarnya pada Richard. Namun, selama kami mengenalnya, wanita itu baik-baik saja. Ia tampak memuja Richard yang begitu ahli memotret dirinya."

Dalair terlihat menganggukkan kepala. "Apa karena wanita itu yang menyebabkan sosok putera Jackson enggan berdekatan dengan wanita lain selama ini?" tebaknya, kemudian melirik menggoda pada Luciana yang menyambutnya. "Kecuali pada gadis kita yang satu ini. Kupikir Richard menaruh hati padanya. Hanya saja, pria bodoh itu belum menyadarinya."

Mengedipkan satu mata yang masih ditujukannya pada Luciana, Dalair melanjutkan. "Let's see, Sweetheart. Kita buktikan saja nanti. Sekali pria itu sadar, ia akan membutuhkan perjuangan untuk mendapatkanmu kembali!"

Ah, kalimat-kalimat Dalair sangat mengganggu. Tak ada yang bisa Luciana katakan sebagai balasan, selain memberikan senyum kaku.

Luciana hanya sedang tidak tahu harus bagaimana. Hatinya masih tercubit kala mengetahui wanita lain tinggal satu atap dengan Richard. Dua orang dewasa berbeda jenis, saling mencintai? Lalu apa yang mereka berdua lakukan setiap harinya? Melepas rindu dengan...

Arrgghh! Luciana tidak ingin memikirkannya terlalu dalam atau ia akan gila!

"Jujur, dalam pandanganku, kau lebih menarik, Lue!"

Bola mata Luciana bergeser ke arah Joanna yang baru saja menyuarakan pendapat.

"Aku setuju." Dalair menimpali. "Luciana lebih berkarakter. Juga tidak membosankan," tambahnya.

Senyum canggung terbit di wajah Luciana. Lebih tepatnya Luciana malu bukan main. Penilaian-penilaian tentang dirinya sudah tentu salah kaprah.

Namun, entahlah! Jika memang mereka menganggap Luciana seperti itu, apa boleh buat?

"Kepolosannya benar-benar tak tertandingi! Tidak ada wanita bersikap apa adanya di jaman sekarang. Mereka akan berusaha mati-matian menutupi kekurangan atau kesalahannya."

Sial! Kalimat Josh mempertebal rona merah yang Luciana yakini tengah menjalar di sudut pipinya.

"Ada apa denganmu, Lue?" tanya Josh. Tersenyum geli di ujung kalimat. "Kau memerah. Astaga!"

Dan ketiga orang itu tergelak tak karuan dengan pusat perhatian sepenuhnya jatuh pada wajah Luciana yang seketika cemberut lucu.

Ah, Luciana tidak suka ditertawakan!

Kena Kau, Gadis Kecil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang