Richard membelokkan arah kemudi ke kanan setelah memastikan tidak ada kendaraan lain, yang hendak melintas cepat mendahuluinya, melalui spion. Perlahan ia menuntun si merah gelap memasuki area Hugo's Tower dan berakhir memarkirkan kendaraannya di spot parkir khusus tamu.
Langkah kaki-kaki milik pria Keturunan Klan Jackson itu terlihat yakin. Menaiki anak tangga demi anak tangga menuju lobby apartemen. Tanpa bertanya pada resepsionis, Richard bergerak menuju elevator.
Tentu pria bermata biru itu masih ingat betul nomor serta kata sandi unit yang ditempati Nicole.
Tak perlu membuang waktu menyentuh permukaan bel, Richard langsung menekan password. Ia ingin segera bertemu Nicole dan menyelesaikan hubungannya yang sempat mengambang tidak jelas. Begitu terverifikasi, tangan besarnya gegas mendorong daun pintu.
Hening. Itu yang Richard lihat dan rasakan di ruang depan yang luas tersebut. Sinar matahari siang menjelang sore memberikan cukup cahaya yang masuk melalui celah tirai putih tipis yang menutupi jendela besar dan lebar di hadapannya.
"Ke mana wanita itu?" gumam Richard. Menutup pintu di belakang punggungnya. Lantas mengayunkan kakinya semakin masuk ke dalam.
Deg!
Kaki-kaki Richard refleks terhenti secara otomatis ketika sepasang mata birunya menyaksikan adegan tak senonoh di ruang makan.
Nicole berbaring pasrah di atas meja marmer mewah dengan letak ujung kaus tersingkap ke atas. Sementara seorang pria berpakaian formal lengkap memaju-mundurkan pinggulnya, yang miliknya mencuat melalui celah resleting yang terbuka, di area sensitif Nicole yang tak tertutup selembar kain pun. Mulutnya terbungkam telapak tangan besar milik si pria. Alhasil suara Nicole teredam.
Berengsek!
Richard mengumpat dalam hati, bersamaan ia mengepalkan tangannya di sisi-sisi tubuh. Adegan live di depannya sungguh menjijikkan dan sangat ingin ia sudahi.
Bukannya Richard tidak tahu pria yang tengah menggauli mantan kekasihnya di atas meja makan itu. Siapa lagi kalau bukan Alfred Hugo-pemilik apartemen di mana ia berpijak saat ini.
"Nice position!" Richard berseru lantang. Bertepuk tangan dua kali hingga berhasil mengalihkan perhatian dua manusia yang tengah menikmati seks di sore hari ini padanya.
Nicole memiringkan wajahnya, dan langsung melotot-melihat Richard berdiri bersandar pada dinding pembatas ruang makan dengan ruang tengah. Sementara Alfred langsung mencabut miliknya yang masih menegang, dan kembali menyembunyikannya di balik celana bahan warna hitamnya tanpa memasang raut bersalah.
Alfred cukup paham siapa Richard Allen Jackson. Mahasiswa tersohor di fakultas seni fotografi di kampusnya dulu. Meski begitu, ia tidak tahu ada hubungan apa Nicole dengan Richard? Setahunya Nicole mengaku tidak sedang bersama siapapun. Wanita itu bersedia menjadi teman bermainnya di ranjang dengan suka rela.
So, what the hell is this? Dilihatnya Nicole tampak tegang seolah wanita itu merasa tertangkap basah sedang berselingkuh.
"Richard! Aku bisa menjelaskan-"
Richard menaikkan tangannya. Menghentikan Nicole yang telah kembali berpakaian lengkap dan hendak menghampirinya dengan sejuta penjelasan yang terlukis di wajah berkeringatnya.
Ah, Richard tidak membutuhkannya! Dengan melihat ini, tentu keinginannya untuk mengakhiri segalanya akan berjalan mudah. Tanpa perlu drama panjang.
"Enough, Nikki!" sergah Richard bersuara rendah, meski ekspresinya tetap tenang. "Setidaknya apa yang aku dengar mengenai alasan sesungguhnya menghilangnya dirimu bertahun-tahun lalu benar adanya. Kau menjalin hubungan dengan pria lain sementara kau masih berstatus kekasihku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kena Kau, Gadis Kecil!
RomanceWarning! ⚠️ Rate 21+ Keputusan Richard Allen Jackson (30) untuk berkunjung ke salah satu store kamera terbesar di Sofia hari itu menjadi kesalahan fatalnya. Kamera istimewanya yang seharusnya hanya mendapatkan service ringan mendadak hancur akibat u...