73

145 2 0
                                    

Hai, Readers ... Richard Luciana kembali ...

Happy reading 😉

***

"Kau tidak menemui Luciana?"

"Kau tentu tahu benar jika bodyguard gadisku sangat galak, Anderson!" Richard meraih cangkir teh lemon hangat di meja, lalu menyesapnya pelan. Ough! Rasa hangat seketika mengaliri saraf-saraf tubuhnya.

Josh spontan tertawa geli mendengar jawaban cepat sang sahabat. Pun pria itu ikut meminum teh lemon hangat miliknya sendiri.

"Lalu bagaimana caranya kau bisa bertahan selama ini tidak bertemu dengan wanitamu?" tanya Josh terheran-heran setelah menyimpan kembali cangkir teh yang telah kosong itu di atas meja. "Kau bahkan tidak tahu nomor ponsel baru Luciana untuk sekadar say hi-I miss you, Baby. Setahuku kau belum mengembalikan tas milik gadis itu."

Sudut bibir Richard tertarik ke atas bersamaan matanya melirik pada Josh. Jari-jemarinya bergerak cepat membuka galeri ponselnya. Membuka salah satu file dan memperlihatkan satu video pada Josh yang kemudian ternganga.

Josh tertawa singkat. "Wow .... Jadi begini caramu menuntaskan rindumu, Dude? Menonton video aktifitas keseharian Luciana yang entah kau curi dari mana-aww! Shit!"

"Beri pendidikan yang pantas untuk mulutmu, Anderson!" ujar Richard pasca-menjentikkan jarinya keras di mulut kurang ajar Josh yang selalu asal bicara. "My father-in-law gave all these videos to me!" Tersenyum miring penuh perasaan bangga dengan jari menunjuk ke semua video di dalamnya.

"No way, Man!" takjub Josh. Merasa tak percaya. "Jangan katakan kau telah-"

"Seorang Richard Allen Jackson tidak akan pernah gagal melakukan sesuatu yang penting untuk hidupnya!" potong Richard cepat. Menutup ponselnya lalu menyimpannya di atas meja.

"Wah... wah... wah!" Josh menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau mesti harus melewati tantanganmu terlebih dulu, Brother! Setelah itu kau bisa menilai dirimu berhasil atau gagal untuk kisah cintamu kali ini!" Menyandarkan kepala pada punggung sofa. Mengarahkan kedua bola mata abu-abunya pada layar televisi.

"Lui tantangan biasa menurutku!" sahut Richard enteng. "Berjauhan dengan Luciana seperti ini yang menjadi tantangan terbesarku!"

"Aku setuju!" tanggap Josh kilat tanpa memandang si lawan bicara. "Dalam momen seperti ini akan menjadi buktimu pada sang calon ayah mertua bahwa memang hanya Luciana-lah yang masuk dalam seluruh panca inderamu, bukan wanita lain."

Refleks Richard menoleh Josh cepat. "Apa maksudmu? Apa penolakanku pada Nicole belum cukup menjadi bukti, heh?" sahutnya sedikit sewot.

Josh melirik kecil pada Richard sementara sudut bibirnya tertarik ke atas dengan ekspresi wajah penuh misteri. Mulutnya mulai terbuka berniat membalas, namun ...

"Boys! Makan malam sudah siap! Cepat kemari!"

Suara Sang Ratu kediaman The Anderson's "Gabriella" menggelegar dari arah dapur lebih cepat ketimbang niatan Josh yang akan memberi tanggapan. Wanita cantik nan elegan itu tampak bergerak gesit menata masakan di atas meja makan.

Beberapa saat setelah itu, ponsel Richard di atas meja berdering. Memperlihatkan satu nama kontak yang tengah menghubunginya. Pun cukup menarik perhatian kedua pria dewasa itu hingga saling pandang.

"Sounds like something serious," tukas Josh sembari berdiri.

Richard mengangguk samar. "Kau temui Gabby. Aku mengangkat telepon ini dulu!" Beranjak dari duduk sambil meraih ponsel dan lalu bergerak menjauh dari ruang tengah. Berjalan menuju bentangan jendela kaca yang membingkai pemandangan rintik salju ringan di antara cahaya lampu-lampu kota di luar sana. Sangat indah.

Kena Kau, Gadis Kecil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang