"Pengaspalan sisi area ruang parkir gedung barumu tertunda akibat hujan deras. Terdapat genangan air di beberapa lokasi."
Richard hanya memberikan anggukan kepala. Pandangannya masih tertuju ke bawah-ke beberapa dokumen yang membutuhkan review serta tanda tangannya.
"Dan hari ini Luciana tidak masuk. Ia sakit. Semalam gadis malang itu terkena hipotermia ringan. Joanna yang memberitahuku."
Gerakan tangan Richard yang membubuhkan tanda tangan terhenti sejenak mendengar laporan dari sang asisten mengenai Anna-nya. Pusat di dadanya mendesir deras.
Luciana sakit?
"Kurasa itu saja yang perlu aku laporkan. Aku permisi."
Dan suara pintu tertutup menyadarkan Richard dari keterdiaman. Ia mencengkeram pena di tangannya kuat-kuat, lantas melemparnya jauh. Benda ramping itu menghantam dinding, dan berakhir tak berdaya di lantai.
Mengabaikan perasaan gundah di hatinya, Richard segera mengambil pena lainnya. Kembali membubuhkan tanda tangan.
Dokumen-dokumen itu harus gegas diselesaikan karena Nicole merengek memintanya menemani belanja hari ini.
"Done!" desah Richard. Menyingkirkan file-file itu ke sisi lain meja. Lantas berdiri meraih coat warna hitamnya yang tersampir di punggung kursi. Mengenakannya cepat, lalu berjalan setengah berlari menuju si merah gelap.
BUGH!
Nasib sial mendatangi Richard. Sebelum benar-benar masuk ke dalam kabin mobil, seseorang menarik kasar kerah coat-nya dari belakang. Memutar tubuhnya. Lantas tak tanggung-tanggung menyarangkan pukulan keras di pipi itu.
Andrea.
"Ganjaran untukmu yang berani mengabaikan seorang gadis di jalanan!" desisnya marah.
Tubuh Richard terhuyung ke belakang. Punggungnya menabrak sisi badan mobilnya. Tangannya terangkat-mengusap sudut pipinya.
Oh, ini sangat nyeri. Apakah ia akan kehilangan sebagian giginya?
"Kau tidak tahu Luciana hampir mati karena kedinginan, bukan? Gadis itu rela menunggumu! Berjalan kaki di bawah hujan deras untuk kembali pulang karena kau tak kunjung datang!"
Richard bergeming di tempatnya. Tak berniat membalas pukulan maupun perkataan demi perkataan Andrea.
"Kau ingin memecatku? Karena baru saja memukulmu?" tantang Andrea tak main-main. "Lakukanlah! Daripada aku bekerja dengan pria yang tak memiliki hati sedikit pun sepertimu!"
Puas meluapkan amarah, Andrea berbalik. Dengan kesal melangkah terburu-buru masuk ke dalam lobby RPS di mana Josh tampak bersedekap, menonton adegan itu dari balik kaca, memasang raut datar.
Richard menaikkan pandangan. Mendapati Josh yang tadinya berdiri, kini membuang muka. Pun mengayunkan langkahnya ke arah lain memasuki salah satu ruangan.
Hentakan napas kasar lolos dari mulut Richard. Ia memilih masuk ke dalam ruang kemudi. Menumpukan kedua lengan di atas stir.
Benarkah? Apa jadinya jika semalam ia tak meminta Andrea menyusul Luciana? Apa gadis itu benar-benar akan mati?
"Aarrgghh!" Richard memukul frustrasi lingkaran kemudinya. Ia memang pantas mendapatkan pukulan itu.
***
"Rich, boneka ini lucu!" Nicole mengangkat boneka beruang Pooh yang berukuran besar-sebesar tubuh anak-anak. Membolak-baliknya. Menciumnya gemas berkali-kali dan itu tak lepas dari perhatian Richard.
"Kau menyukainya?"
Nicole berpaling. Memberikan anggukannya. "Bolehkah?"
"Sure. Kita ambil 2 kalau begitu." Richard mengangkat tangan. Memanggil pramuniaga yang berdiri tak jauh dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kena Kau, Gadis Kecil!
RomanceWarning! ⚠️ Rate 21+ Keputusan Richard Allen Jackson (30) untuk berkunjung ke salah satu store kamera terbesar di Sofia hari itu menjadi kesalahan fatalnya. Kamera istimewanya yang seharusnya hanya mendapatkan service ringan mendadak hancur akibat u...