46

64 3 0
                                    

Richard membawa boneka beruang Pooh itu dengan tangan kiri, sementara tangan kanan ia gunakan untuk menggenggam Nicole. Keduanya berjalan bersisian menyusuri paving pelataran Emeraude.

Orang lain mungkin mengira keduanya sepasang kekasih yang begitu serasi. Ujung coat mereka melambai seirama seiring ayunan langkah menuju beranda bangunan utama.

"RICH!"

Langkah Richard terhenti di lantai beranda. Kepalanya tertoleh ke sumber sapaan dan menemukan Stella berlari ke arahnya. Refleks Richard merendahkan tubuh setelah menyerahkan si boneka besar pada Nicole. Ia menyambut senang Stella yang pasti akan melompat ke tubuhnya layaknya seekor koala.

"Hai, Little Pooh!" Mengusap gemas puncak kepala si gadis 4 tahun itu yang kemudian memberikan cengirannya.

"I miss you, Rich! So much!" ucapnya begitu ceria.

"I miss you too, Stella."

Menyadari ada orang lain di sana, Stella segera berpaling. Menatap lama sosok Nicole yang memperlihatkan ekspresi datarnya. Stella mengamati si pemilik wajah asing itu lamat-lamat.

Oh, Nicole hanya sedang cemburu Richard-nya ternyata sedekat ini dengan anak-anak panti. Saling mengungkapkan rindu dan wanita itu tidak menyukainya.

Terlebih gadis yang bernama Stella itu tampak menggemaskan dan cantik meski tak memiliki banyak rambut di kepalanya.

"Hai, Barbara!"

Richard dan Nicole mengerutkan kening bingung. "Namanya bukan Barbara, Stella. Tapi Nicole," ralat Richard yang tak digubris si gadis kecil itu.

"Ya, Anak Manis. Namaku Nicole. Bukan Barbara."

"Tapi kau lebih mirip Barbara. Kau tahu, 'kan, siapa wanita itu?"

Nicole memutar bola matanya-merasa jengkel. Tentu saja tahu! Siapa yang tidak mengenal model wanita cantik dan seksi itu? Sedangkan Richard hanya tertawa rendah mendengarnya.

"Ini untukmu!" Nicole mengulurkan si boneka besar itu yang langsung diterima Stella setelah Richard menurunkan tubuh kecilnya.

"Wow!" pekik Stella begitu antusias. Menahan badan boneka itu yang ukurannya sedikit melebihi tinggi badannya sendiri. "Kau benar-benar menepati janjimu, Rich!"

"I love you, Richard!" katanya dramatis, namun yang mendapatkan ciuman bertubi bukan si pemilik nama itu, melainkan wajah si boneka. Praktis tingkah menggemaskan itu mengundang gelak tawa Richard.

Sementara Nicole hanya menyuarakan dengusannya.

"Jadi, kau akan memberinya nama Richard, hmm?"

Satu alis Stella melengkung. Matanya menatap Richard. "Sounds good, Rich! Akan kupikirkan!" Menyengir kuda.

Richard terkekeh. Astaga!

"Ayo, masuklah!" ajak Stella berjalan masuk ke ruang tamu dengan tangan menggeret si boneka besar.

Richard dan Nicole mengikuti dari belakang yang kemudian duduk berdampingan di sofa panjang.

"Kalian tunggu di sini. Akan kupanggilkan Ava. Ia sibuk menunggui Lucy yang sedang sakit."

Tubuh Richard seketika menegang mendengar nama Luciana lolos dari mulut mungil di dekatnya. Pun reaksi itu dirasakan oleh Nicole yang dengan cepat memerhatikannya melalui lirikan ekor mata.

Lucy? Siapa lagi?

Tanpa menunggu respon Richard, Stella bergegas memutar tubuh. Mengayunkan kaki-kaki kecilnya menaiki tangga demi tangga. Jari-jarinya mencengkeram tangan boneka-menariknya bersama gerakannya menuju lantai atas.

Kena Kau, Gadis Kecil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang