43

69 4 0
                                    

"Bisakah kau mendengar saranku untuk menjauhi wanita itu sebelum ia kembali menghancurkanmu untuk kedua kalinya?"

"Sebelum ia membunuhmu sekali lagi?"

Richard terdiam sesaat-mencerna kata-kata Josh, sebelum kemudian memutar tubuhnya. Kini ia membelakangi jendela kaca ruang studio, dan menghadap Josh sepenuhnya dengan kedua tangan tersimpan di saku celana cargo panjangnya.

Begitu Josh menginterupsi kesenangannya dan memutuskan menghampirinya, Richard meminta Nicole untuk menunggunya di ruang kerja. Pun ia melihat secara jelas jika Josh memperlihatkan raut ketidaksukaannya pada Nicole yang tampak acuh tak acuh dengan kedatangan pria itu meski keduanya juga saling mengenal baik-dulu.

"Mati-matian kami menjagamu agar tak berbuat bodoh dengan menyiksa diri hanya karena menghilangnya wanita itu." Josh melanjutkan. Masih dengan intonasi yang terjaga. "Lalu apa yang aku lihat, heh? Dengan mudahnya kau menerima kedatangannya yang tidak terduga seperti ini? Memaafkannya begitu saja?"

"Kau tidak pernah tahu alasan di balik kenapa wanita itu meninggalkanmu, Jackson-"

"Aku tahu!" potong Richard. "Nikki mengatakan semuanya padaku dan aku bisa memakluminya."

Josh mulai mendesah kasar. "Mengatakan apa? Ayahnya mengirimnya ke benua lain demi gelar master puteri kesayangannya? Karena ia calon tunggal pengganti kepemimpinannya? Begitu? Dan semua akses alat komunikasi dicabut hanya untuk alasan belajar?" Tertawa remeh. "BULLSHIT!"

BUGH!

Refleks Richard melayangkan tinju ke pipi Josh atas umpatan yang dilontarkan sang sahabat mengenai alasan kepergian mantan kekasihnya. Ya, Richard dan Nicole bisa dikatakan sudah tidak lagi menjalin hubungan walau tidak pernah ada kata putus di antara keduanya.

Dan ini menjadi perdebatan pertama kalinya antara dirinya dan Josh yang melibatkan kekerasan fisik. Akibat pukulan tiba-tiba itu, Josh tersungkur dengan sedikit darah meleleh dari sudut bibir. Oh, ini sangat sakit!

"Aku tidak peduli bagaimana kau bisa tahu semua itu." Richard menekan kata-katanya. Memberikan tatapan tidak suka pada Josh yang sedang berusaha bangun dari lantai. "Kau menguping pembicaraan kami, heh? Itu sangat bukan dirimu, Anderson!"

"Kau terlalu naif, Rich!" Josh mengusap darah di sudut bibirnya. "Hanya lantaran wanita itu menangis, lantas kau menerima begitu saja alasan yang dikatakan. Tanpa kau tahu apa itu benar atau hanya manipulasi agar ia bisa kembali padamu!"

"You never know her better than me, Anderson!" tekan Richard-bersuara rendah. Raut wajahnya mengencang dengan bola mata birunya yang menyala-nyala. "Kuperingatkan padamu bahwa aku sangat tidak menyukai kau mengatai Nikki seperti yang baru saja kau lakukan. Jika kau melakukannya sekali lagi, kau akan berurusan denganku! Keep that in mind!" Menekan sisi pelipisnya kuat-kuat.

Richard menggeser tubuhnya ke kanan, lalu berjalan melewati Josh menuju pintu ruangan. Namun langkah itu terhenti karena Josh menimpali ucapannya. Richard kembali berpaling ke belakang.

"Wanita itu pantas mendapatkannya!"

"KAU-"

"Kau pikir untuk apa aku melakukan ini, heh? I CARE ABOUT YOU, RICHARD JACKSON!" tukas Josh lantang. Mengurungkan niatan Richard yang akan kembali menyerangnya.

"Aku peringatkan sekali lagi untuk menjauhi wanita itu," sambung Josh-melunakkan suaranya. Namun begitu, tetap terdengar tegas dan tersirat permohonan di baliknya.

"She has a name, Anderson! Lagipula Nikki yang datang padaku dengan sendirinya dan aku tidak bisa menjauhinya setelah tahu alasan ia pergi diam-diam dariku. Itu semua karena Jeremy Grene yang tidak pernah menyetujui hubunganku dengannya. Nikki rela meninggalkan ayahnya demi diriku!" tandas Richard. Kembali memutar tubuh dan meneruskan langkah.

Kena Kau, Gadis Kecil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang