50

55 4 0
                                    

"Minggu depan acara live music di DaVinci, Lue! Fall Festival!" seru Mikayla heboh. "Andy mengundang salah satu penyanyi terkenal negeri ini. Kita harus datang!"

Hening. Tak ada tanggapan apapun dari Luciana. Meski hanya berupa ekspresi wajah. Astaga! Luciana sedang memikirkan apa yang dilakukan Richard dan Nicole dalam satu atap saat ini.

Bercumbu atau bercinta? Sepasang matanya refleks mengembun. Menatap kosong Stella dan satu temannya yang tengah bermain boneka beruang besar di atas rerumputan. Ah, bukannya ia tidak tahu boneka itu dari siapa.

Hari ini akhir minggu. Luciana pun mengajukan libur. Ia lelah-fisik juga hatinya dan sangat-sangat membutuhkan healing moment.

"LUE!" Mikayla menepuk keras pundak Luciana yang seketika terkesiap. Luciana segera memalingkan wajahnya.

"Kau tidak mendengarkanku, heh?" lanjut Mikayla-memasang raut kesal.

"Live music di DaVinci dan kita harus datang. Kau pikir acara sebesar itu gratis? Aku tidak punya uang!" cerocos Luciana pada akhirnya. Kembali membuang muka ke depan.

Ah, Luciana sedang tidak mood untuk menghadiri acara seperti itu. Akan sangat disayangkan jika ia mengeluarkan budget, sedangkan dirinya sendiri tidak bisa menikmati.

Mikayla mendecakkan lidah. "Aku akan membelikanmu ticket, Lue. Kau tinggal datang bersamaku."

Aha! Thanks, God! Uangnya akan tetap utuh.

"Kau tidak bekerja?" Luciana bertanya dengan satu alis melengkung naik.

"Aku meminta cuti pada Andy. Aku ingin menikmati acara itu, tentu saja! Sesekali kita menikmati malam, Lue! You need something challenging. Berdandanlah yang cantik. Girly. Feminine. Siapa tahu kau menemukan sosok lelaki lain yang lebih WOW dari Richard yang mendadak labil!"

Intonasi bicara Mikayla berubah di beberapa kata terakhir. Ah, puteri Keluarga Robinson itu memang sedang mengatai Richard terang-terangan.

"Akan kupikirkan-"

"Tidak perlu dipikirkan!" sambar Mikayla dalam kecepatan sepersekian detik. "Kau akan datang. Aku harus memesan tiketnya mulai sekarang jika ingin bisa menempati area eksklusif! Kuota terbatas untuk bisa dekat dengan si penyanyi, Lue!" Mulai mengotak-atik ponsel-membuka website resmi DaVinci.

Luciana memutar bola mata mendengar ajakan bernada paksaan Mikayla. Gadis itu selalu begitu. Apa tidak bisa melihat jika ia sedang bersedih memikirkan pria yang dicintainya bersenang-senang dengan wanita lain?

"Bagaimana jika Richard dan wanita itu juga berada di sana, Kay? DaVinci sarang anggota kerajaan RPS kalau kau ingat!" Luciana menukas setelah beberapa saat terdiam.

Mikayla sontak menjentikkan jarinya di depan wajah Luciana yang terkejut luar biasa. Lampu bohlam seolah menyala terang benderang di atas kepala gadis Keturunan Robinson itu. "Itu bagus! Semoga saja kau justru bertemu kedua orang itu di sana. Buat Richard terpana dengan melihat penampilan barumu, Lue! Kurekomendasikan butik terbaik di kota ini untuk kita-awww!"

Merasa gemas, Luciana tak membiarkan Mikayla melengkapi ucapannya dengan mencubit kecil lengan gadis itu. "Kita hanya menonton live music, Mikayla Robinson! Bukan pergi ke pesta! Untuk apa memakai pakaian butik. Kau semakin tidak waras menurutku!"

"Kau memang pencubit ulung, Lue!" Mikayla mengusap-usap kasar lengannya dengan ringisan kesakitan. "Kau pikir butik hanya menyediakan gaun pesta, heh? Kau benar-benar ketinggalan jaman, Luciana Miller! Astaga! Kenapa bisa aku mengenal orang sepertimu!"

Luciana mendengus kesal. "Lalu apa semua itu tidak memakai uang? Sudah kukatakan aku tidak punya uang!" Mendelik ke arah Mikayla yang hanya menggeleng-gelengkan kepala. Gadis itu benar-benar sukses membuatnya naik darah.

Kena Kau, Gadis Kecil!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang