Hi, Readers! Please, tekan ⭐ nya ya... Pun review kalian akan selalu dinantikan oleh si author ...
Thank you and happy reading!
Semoga kalian suka 😉
🍁🍁🍁
Richard mengabaikan panggilan Nicole yang entah sudah keberapa kali. Dengan malas, Richard membalik layar ponselnya di atas meja. Membiarkan benda itu bergetar sepuasnya. Setelahnya ia kembali meneruskan pekerjaannya. Mereview foto-foto dari editor yang nantinya akan dipamerkannya di acara grand opening.
Sangat sengaja, Richard menekan salah satu file yang kemudian memunculkan gambar candid Luciana yang ia curi. Senyum lebar yang menghiasi wajah gadis belia itu mengambang di layar laptopnya dalam ukuran maksimal.
Di saat matanya menjelajahi tiap lekuk wajah indah di hadapannya, pintu ruangannya terketuk halus. Richard mendongak dan menemukan si pemilik wajah yang tengah dipandanginya berjalan masuk menghampiri mejanya.
Richard memberikan ekspresi wajah tenang di balik usahanya menormalkan debaran jantungnya yang menggila di dalam dadanya. Oh, ini tidak mudah!
"Ada yang ingin disampaikan?" tanyanya datar.
Lord! Sesungguhnya bukan itu yang ingin dikatakannya pada Luciana.
Ada segudang rindu yang menanti untuk diluapkan, juga diungkapkan. Namun sebuah pembatas tak kasat mata mendadak terbentuk di antara keduanya sejak kehadiran Nicole. Membuat mereka terlihat asing satu sama lain.
Rasa asing yang kemudian menciptakan suasana sangat canggung dan tidak enak. Pun mengundang rasa mual di perutnya. Richard tidak menyukai ini.
Ditatapnya lekat-lekat Luciana yang entah kenapa wajahnya saat ini sangat-sangat terlihat bersinar di matanya walau tanpa polesan berarti. Ingin Richard melabuhkan banyak kecupan di kulit wajah itu.
Andai ia bisa, Tuhan!
Luciana menganggukkan kepala pelan. Pandangannya tak benar-benar tertuju pada mata Richard, melainkan bibirnya.
Tangan Luciana bergerak merogoh sesuatu di dalam tas slempang kecil miliknya. Ya, tas ransel mini-nya masih di tangan Richard. Josh yang memberitahu. Padahal ponselnya ada di dalam sana.
Astaga! Luciana takut memintanya.
"Aku ingin meminta maaf atas perlakuan Lui padamu kemarin. Terlepas ia benar atau tidak," ucap Luciana sopan. Melirik singkat ke dalam mata biru Richard-sesingkat Luciana kembali mengalihkannya.
Di lingkungan ini, tentu Richard yang berkuasa penuh. Luciana hanya ingin menghormati kedudukan pria itu sebagai atasannya. Sekuat tenaga ia menekan egonya untuk tidak berteriak pada Richard karena telah seenaknya membuat Lui-nya terluka.
"Dan aku juga ingin memberikan ini." Luciana menggeser sesuatu di meja Richard. Lantas menarik kembali tangannya dengan cepat. Menyembunyikannya di atas pangkuan.
Pandangan Richard jatuh pada selembar cek yang diberikan Luciana padanya. Hatinya mencelos tatkala mata birunya menangkap deretan angka yang jumlahnya tidak sedikit yang tertulis jelas di atas kertas tipis itu. Lalu kembali menaikkan tatapan pada Luciana dengan mengerutkan kening-bertanya dalam diam.
"Aku berniat membayar kerugian kameramu yang rusak akibat kesalahanku." Luciana mencoba melemaskan bibir-memberi senyum kecil meski harus menahan perasaan di dadanya.
"Maksudmu?" tanya Richard pura-pura tidak paham.
Hatinya mulai was-was.
Luciana mengangguk. "Seperti permintaanmu aku harus mengganti perbaikan kameramu yang seharga kamera terbaru. Aku tidak tahu persis berapa biaya yang kau keluarkan. Jika kurang, kau bisa memberitahuku." Menjeda untuk menarik napas. "Aku juga berniat berhenti bekerja dari sini. Sesuai perjanjian, jika kau ingin mengalihkan pendanaan ke panti yang lain karena aku menyalahi kesepakatan kita, aku...menerimanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kena Kau, Gadis Kecil!
RomanceWarning! ⚠️ Rate 21+ Keputusan Richard Allen Jackson (30) untuk berkunjung ke salah satu store kamera terbesar di Sofia hari itu menjadi kesalahan fatalnya. Kamera istimewanya yang seharusnya hanya mendapatkan service ringan mendadak hancur akibat u...