Selamat membaca!
😉
🍁🍁🍁
Beberapa orang memilih berkerumun di sekitar meja di mana Lui duduk walau lokasi itu sudah tidak lagi benar. Sementara beberapa yang lain tetap di tempat duduk mereka. Begitu emosional, Richard menghajar Lui tanpa permisi. Menarik kerah kemeja merah marun pria itu tiba-tiba, lantas menyarangkan pukulan kuat ke wajah tampannya.
Merasa tidak siap, Lui tentu saja kalah. Pria berprofesi dokter itu kini terkapar di lantai cafeteria dalam keadaan terlentang setelah tubuhnya terlebih dulu menabrak kursi hingga terjatuh berikut kaleng minuman yang sedang dinikmatinya. Membuat kerumunan itu menyebar-menjauhi.
Perlahan Lui berusaha berdiri dengan satu tangan mengusap sudut rahangnya yang terasa nyeri.
Ah, ini sangat sakit!
"Apa masalahmu denganku?" Lui bersuara setelah berhasil berdiri. Menatap kuat Richard yang mengeraskan permukaan wajahnya.
Lui merasa tidak pernah memiliki musuh dalam hidupnya, lalu dengan tiba-tiba terkena pukulan? Yang benar saja!
"Itu balasan untuk orang yang berani mempermalukanku!"
Kening Lui mengerut-sangat dalam. Bola matanya bergerak perlahan, memindai wajah tak asing di hadapannya. Sepertinya ia pernah bertemu dengan pria ini.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Lui untuk menemukan puzzle dalam otaknya mengenai memori beberapa bulan lalu saat ia berada di bandara Zurich pasca-menghadiri seminar. Wajah sosok Richard sangat jelas dan tersimpan di dalam kepalanya. Berkat kebaikannya tentu saja!
But wait? Apa katanya? Mempermalukannya? Lui mendesah dalam hati.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Dude! Aku tidak pernah berniat mempermalukan siapapun-"
Richard kembali memberikan pukulan pada Lui sehingga Lui tak dapat menyelesaikan kata-katanya. Ia benar-benar muak melihat wajah pria berprofesi dokter sok tampan ini.
Entah kenapa, Richard pun tidak sepenuhnya paham dengan apa yang dilakukannya. Apa murni karena kejadian malam itu? Atau karena hal lain yang tidak bisa dijelaskannya?
Richard akui ia tidak bisa berbuat sesuatu untuk menghentikan pertengkaran Luciana dan Nicole. Selain karena terpesona pada penampilan Luciana, Richard memang tidak mampu berkata-kata. Ia tidak tahu harus membela siapa karena tahu persis Luciana memang tidak sengaja.
Nicole hanya sedang beruntung mendapatkan peluang untuk melampiaskan kekesalannya pada Luciana di balik kecerobohan Luciana sendiri dan Richard menyadari itu.
Ya, sebenarnya Richard sendiri yang mempermalukan diri sendiri. Namun jika malam itu ia bersuara, dipastikan salah satu dari dua wanita itu merasa tersakiti dan Richard tidak ingin menyakiti salah satu dari keduanya. Bukankah di sini ia juga bisa dikatakan berkorban? Demi dua wanita itu?
"Kau benar-benar tidak waras, Bung! Kau memukulku tanpa alasan yang jelas!"
Lui membalas pukulan Richard sama keras pada sisi wajah tampannya dan Richard, yang tengah terdiam bingung dengan apa yang diperbuatnya, terhuyung jatuh. Punggungnya menabrak meja hingga tergeser beberapa jengkal. Mengundang jeritan para wanita yang melihat adegan itu.
"Jangan ikut campur, And! X! Biarkan saja pria dewasa itu menyelesaikan urusannya sendiri!" cegah Josh ketika ia melihat Andrea dan Xavi berniat bergerak ke arah Richard. Membuat keduanya kembali diam dengan mata terus mengawasi keadaan.
Tak terima dengan pukulan balasan Lui, Richard bangkit cepat. Menubrukkan dirinya kuat-kuat pada Lui sampai keduanya terjatuh dengan posisi saling tindih. Richard menduduki perut keras Lui. Satu tangan mencengkeram kerah kemeja pria itu, sementara tangan yang lain melayangkan pukulan bertubi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kena Kau, Gadis Kecil!
RomanceWarning! ⚠️ Rate 21+ Keputusan Richard Allen Jackson (30) untuk berkunjung ke salah satu store kamera terbesar di Sofia hari itu menjadi kesalahan fatalnya. Kamera istimewanya yang seharusnya hanya mendapatkan service ringan mendadak hancur akibat u...