Luciana berlari cepat ke arah Stella, diikuti Mikayla di belakangnya, ketika matanya melihat rahang gadis kecil itu seperti dicengkeram oleh Nicole.
Bersyukur teman sepermainan Stella telah meninggalkan Stella beberapa menit lalu. Ya sejak kedatangan Nicole dan perginya Richard, sehingga tak perlu menyaksikan adegan mengerikan itu.
Oh, sial! Stella menangis karena Nicole mendekatkan wajahnya yang menyeramkan pada gadis kecil yang tidak tahu apa-apa itu.
Apa-apaan ini!
"Singkirkan tanganmu, Nona! Kau menyakitinya!"
Begitu tiba, Luciana gegas meraih Stella dari balik tubuh mungil gadis 4 tahun itu. Menarik mundur-menjauhkannya dari sosok Nicole yang sedikit terkesiap. Pun cengkeraman di rahang rapuh itu terlepas.
Suara tangis Stella mengencang. Mikayla tanggap dengan segera memangku dan menenangkannya. Membawanya menjauh dari Luciana dan Nicole yang kini saling berhadapan bersiap menyerang satu sama lain.
"Apa kau tidak tahu bagaimana caranya bersikap pada anak kecil?" sembur Luciana-jengkel. Menatap tajam pada Nicole yang tersenyum miring, seolah menganggap remeh apa yang baru saja dilakukannya pada si gadis kecil itu.
"Oh, si gadis pucat! Kebetulan kau berada di sini!" Nicole menaikkan satu alis. Melipat lengan di depan tubuhnya. "Kuberitahu padamu satu hal! Ajari anak kecil itu untuk tidak bertingkah berlebihan setiap kali berada di depan Richard!" tunjuknya kesal pada Stella, yang masih sesenggukan sambil menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Mikayla, tanpa memalingkan pandangan dari Luciana.
"Richard is not her father and I don't like it!" tambahnya-memberi tekanan di setiap kata.
Sementara Luciana mendengus mendengar kalimat-kalimat itu. Merasa lucu sekaligus geli. Wanita posesif rupanya!
"Secara tidak langsung, pria itu orang tua asuhnya kalau kau paham!" balas Luciana santai. Tertawa mengejek. "Dan apa? Kau cemburu? Pada seorang anak kecil? Hanya karena Richard-"
Luciana gagal menyelesaikan ucapannya karena Nicole menampar sisi wajahnya hingga terlempar kuat ke samping. Luciana langsung memejamkan matanya-merasai gelenyar nyeri dan panas yang menjalar di sekitar pipinya.
Oh, Luciana tidak tahu di mana letak kesalahannya? Namun ia dihadiahi tamparan? Ini tidak bisa diterima! Sudut rahangnya praktis mengetat.
"Tuan Richard!" ralat Nicole cepat-cepat. "Kau-kalian hanya orang yang dibiayainya di sini! Berani-beraninya memanggilnya seperti itu! Sangat tidak sopan!" hardiknya tak tanggung-tanggung.
Laju napas Nicole tak beraturan. Kata cemburu mungkin benar adanya, namun pada anak kecil? Tuduhan itu sangat merendahkannya! Ah, sebenarnya Nicole tak perlu cemburu pada siapapun karena yakin Richard akan kembali takluk padanya. Pun karena tahu ia-lah wanita idaman pria itu.
"Richard hanya akan menjadi orang tua dari anak-anakku! Kau mengerti, Luciana!" sambung Nicole diakhiri senyum manisnya. "Setelah kami menikah, aku akan memintanya menghentikan semua pendanaan di panti ini! Perlu kau tahu bahwa Richard tidak pernah bisa menolak keinginanku. Sejak dulu!"
Luciana meneguk salivanya. Gelenyar panas bermuara di kedua matanya. Kalimat demi kalimat itu sangat menyakitinya. Mungkin juga menyakiti yang lain jika saja mereka mendengar.
Tak tahu harus mengatakan apa sebagai balasan, Luciana hanya bisa terdiam seribu bahasa. Bola matanya bergoyang-mengamati lekuk wajah di hadapannya yang memang lebih segalanya ketimbang dirinya.
Oh, siapa ia dalam pandangan Richard saat ini? Pun sangat yakin jika lelaki itu telah melupakan perihal pernikahan yang pernah ditawarkan padanya.
Persetan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kena Kau, Gadis Kecil!
RomanceWarning! ⚠️ Rate 21+ Keputusan Richard Allen Jackson (30) untuk berkunjung ke salah satu store kamera terbesar di Sofia hari itu menjadi kesalahan fatalnya. Kamera istimewanya yang seharusnya hanya mendapatkan service ringan mendadak hancur akibat u...