PROLOGUE

235 13 0
                                    

Berlin, Germany.

Sepasang kaki panjang milik seorang Kynan Roderick melangkah dengan lebar dan elegan saat keluar dari bandara. Seolah-olah ia membuat bandara adalah panggung model untuknya. Hampir semua pasang mata memperhatikan seorang Kynan dengan berjuta auranya yang selalu sukses menarik perhatian sekitarnya.

Well, Kynan menyadari itu, tapi ia tak mempedulikannya. Baginya, hal itu sudah sangat biasa dan ia bosan untuk menanggapinya.

Kynan melepas kacamata hitamnya dan menarik napas dalam-dalam dengan kedua mata terpejam. Kemudian, ia menghembuskannya perlahan dengan membuka kedua matanya sembari tersenyum lebar.

"Berlin."

Kynan bergumam dengan tatapan terkagum-kagum. Tepatnya ia merasa kagum pada dirinya sendiri karena sudah berhasil bepergian ke luar negeri sendiri untuk menjalankan misi mulianya.

Apalagi misinya yang lain kalau bukan untuk mencari pasangan hidupnya? Kynan sangat bersungguh-sungguh.

Kynan tahu ia memang tidak memiliki pengalaman cinta. Tapi, entah kenapa ia tahu dirinya bisa menemukan seseorang yang benar-benar akan ia cintai sepenuh hatinya sampai maut memanggilnya.

"Ah, aku harus memamerkannya pada Gavin." Kynan mengambil ponselnya dengan perasaan senang. "Dia harus tahu kalau bukan hanya dia saja yang bisa memiliki pasangan," gumamnya lagi sembari menekan kontak Gavin dan menunggu sambungan.

"Hei, ada apa?" tanya Gavin langsung.

Kynan dapat melihat Gavin tengah berbaring di atas paha Neiva. Tepatnya, di sekitar pasir-pasir putih. Ia tentu tahu kalau sekarang Gavin dan Neiva, istrinya, tengah berbulan madu.

"Tebak aku ada dimana!" seru Kynan dengan senyum lebarnya.

"Italia? New York? Indonesia?" Gavin menebak dan semua tebakannya salah.

"I'm in Germany!"

Sontak, Kynan langsung berteriak dengan senangnya. Bahkan, saking senangnya, ia pun memutar ponselnya menunjukkan pemandangan jalan di depan bandara Berlin. Kemudian, ia kembali memutar kameranya ke hadapannya lagi dan berseru, "Aku akan melaksanakan misiku disini!"

"Misi? Misi apa?"

"Hei, kita sudah pernah membicarakannya saat di Madrid. Aku akan memulai pencarianku untuk menemukan pasangan hidup, supaya bukan hanya kau dan Kin saja yang nantinya menikah dan punya anak." Kynan tidak main-main dengan perkataannya.

"Aku tak menyangka kau benar-benar melakukannya." Gavin terkekeh tak percaya dan Kynan sudah menduganya.

"Kau tahu aku orang yang konsisten dengan perkataanku, kan?" Kynan menaikkan alisnya dengan perasaan bangganya.

"Ya, aku tahu. Lalu, apa yang kau katakan pada orang tuamu sekarang?"

"Aku katakan semuanya dengan jujur." Kynan mengendikkan bahunya sembari mulai berjalan. "Aku akan membawa perempuan yang sudah kutemukan untuk bertemu dengan keluargaku."

"Well, aku rasa aku akan mendukungmu. Aku suka caramu yang sudah mulai dewasa."

"Aku memang sudah dewasa."

Hei, Kynan sudah berusia 26 tahun. Belum pernah berpacaran bukan berarti dia belum dewasa, kan?

"Bagaimana dengan Keanu? Dia tidak merengek minta ikut denganmu?"

"Tidak. Setelah menghadiri pernikahanmu, orang-orang suruhan Marvel benar-benar datang dan membawanya pulang ke New Jersey. Sampai sekarang belum ada kabar dari Keanu."

Satu kebanggaan Kynan lagi adalah sekarang dia tidak bepergian ke luar negeri bersama Keanu. Biasanya, mereka memang selalu pergi bersama. Tapi, karena sekarang Keanu sedang ada di New Jersey bersama keluarganya, jadi Kynan menggunakan waktunya dengan sangat baik kali ini.

Srrrppp.

Kynan menyerutup sedikit kopi panas yang baru saja ia beli sembari mendengarkan Gavin dan memperhatikan sekitarnya. Tapi, tiba-tiba saja tatapannya terpaku pada seorang perempuan yang baru saja keluar dari toko kecil menuju motor sportynya.

Entah kenapa, Kynan benar-benar tidak bisa memalingkan perhatiannya dari perempuan itu. Ia merasa ada sesuatu dari perempuan itu yang benar-benar menarik sampai membuatnyw tanpa sadar meneteskan air matanya.

Tunggu dulu! Air mata?

Kynan mengusap pelupuk matanya yang benar-benar baru saja basah karena menitikkan air mata. Apa ini? Ia benar-benar terkejut karena ia menangis dan itu karena perempuan barusan yang sudah pergi naik motornya? Yang benar saja!

"Kynan! Kynan!"

Seketika, Kynan seperti kembali ke alam sadarnya lagi setelah mendengar teriakan panggilan Gavin. Namun, rasanya ia masih belum bisa percaya ia baru saja menangis karena seorang perempuan yang baru saja pertama kali ini ia lihat. Bahkan, wajahnya saja belum ia lihat.

"Kurasa... aku menemukannya," gumam Kynan yang seperti tidak sedang pada pikirannya yang lurus.

"Apa?"

"I'm in love. I think I've found her."

Kynan tahu ini tidak masuk akal. Bagaimana bisa ia menangisi perempuan yang pertama kali ini ia lihat, bahkan perempuan itu memakai helm menutupi hampir semua wajahnya?

Bagaimana bisa Kynan menyebutnya cinta? Tapi, ia jelas masih ingat perkataan ayahnya dulu yang menangis saat pertama kali terpukau oleh pesona ibunya. Itu yang membuat Kynan yakin ini adalah cinta.

"Aku harus pergi dan mencari perempuan itu! Sampai jumpa, Gavin!" Kyna langsung menutup teleponnya.

Perempuan tadi sudah pergi. Tapi, tentu saja Kynan sudah punya tekad yang bulat untuk mencarinya, perempuan dengan gaya cool-nya yang serba hitam dengan motor sportynya.

"Aku akan menemukannya di kota ini."
——————————————————————————
Tbc.
Thursday, 15 June 2023

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang