41. Protection Protocol

45 4 0
                                    

Perlahan, Queen membuka kedua matanya saat ia merasakan ada cahaya yang masuk melalui celah tirai jendela. Ia mengedipkan matanya beberapa kali dan mengedarkan pandangannya ke ruang inapnya. Hingga kedua tatapannya terhenti pada sosok di samping kanannya.

Kynan terlihat sedang tidur di ranjang samping kanan Queen. Queen tersenyum melihatnya dan ia jadi teringat bagaimana semalam Kynan yang meminta satu ranjang lagi supaya ia dapat tidur di ruangan ini.

Detik berikutnya, satu tangan Queen meraih remot di meja nakas sampingnya. Kemudian, ia menekannya untuk menyalakan VCD player, supaya pagi ini tidak terasa sepi.

Tak lama kemudian, terdengar Kynan yang bergumam pelan. Rupanya, suara musik yang diputar oleh Queen membangunkan tidur pulasnya, padahal Queen hanya mendengar lagu balad dan volumenya sangat rendah.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Queen menatap cemas Kynan yang baru saja beranjak duduk di ranjang.

Kynan menggeleng dan tersenyum kecil. "Aku memang mudah terbangun kalau ada suara," sahutnya dan kemudia beranjak berdiri untuk ke kamar mandi

Kebiasaan Kynan di pagi hari, ia langsung mencuci mukanya dan menggosok gigi. Keluar dari kamar mandi, ia sudah tampak lebih segar.

"Maaf kalau aku membuatmu bangun. Aku memutar lagu supaya ruangan tidak terasa sepi," ujar Queen pada Kynan yang tengah berjalan ke ruang tengah untuk minum.

"Tidak apa-apa." Kynan menggeleng sembari terkekeh.

"Apa kau benar-benar tidak ada jadwal apapun? Maksudku, apa Tina belum memberikanmu proyek kerja lainnya?" tanya Queen.

"Kau sudah bertanya itu semalam, Queen," sahut Kynan sembari berjalan menghampiri Queen.

"Aku hanya ingin memastikan." Queen mengendikkan bahunya ringan.

Kini, Kyanan terduduk di sisi kanan ranjang Queen dan menatap Queen dengan lembut sembari tersenyum manis. "Untuk sementara ini, aku hanya ingin menemanimu sampai kau benar-benar sembuh. Catat itu, Nona," ujarnya sembari mengusap kepala Queen penuh sayang.

Queen tersenyum malu setelah mendengarnya. Terlebih ketika kemudian Kynan mendekatkan kepalanya dan mencium kening kepala Queen dengan lembut.

"Aku seperti baru saja mencium bau bayi yang berkeringat. Baunya sama seperti itu," ujar Kynan sembari terkekeh kecil.

Namun, itu mengundang tawa Queen, karena dua hari ini ia memang belum mencuci rambutnya dan tentu saja baunya tidak enak. Tapi, bisa-bisanya Kynan menyamakannya dengan bau bayi.

Di tengah-tengah candaan keduanya, seseorang mengetuk pintu ruang Queen. Ternyata dua suster yang datang dan mereka masuk sembari membawa kereta penuh dengan peralatan untuk mandi.

"Sekarang waktunya untuk Nona Queen membersihkan dirinya," ujar salah satu suster. "Kami akan membasuhnya. Anda bisa tunggu di luar," lanjutnya lagi yang ditujukan pada Kynan.

Kynan menatap Queen sambil terkekeh kecil. "Mereka datang di waktu yang tepat," ujarnya yang langsung membuat Queen tertawa lagi. Kemudian, Kynan pun beranjak sembari berkata, "Aku tunggu di luar."

Queen tersenyum sembari mengangguk kecil. Sementara Kynan benar-benar menunggu di luar selama para perawat tadi membantu membersihkan tubuh Queen.

***

Siang hari ini, Kynan terlihat sedang duduk di kursi samping ranjang Queen sembari memotong buah pir untuk Queen. Sementara Queen masih setengah berbaring sembari menonton film kesukannnya. Kynan tadi sudah meminta Ansell untuk membawakannya kaset film-film untuk Queen supaya Queen tidak bosan dan juga pakaian untuk Kynan yang akan menginap di rumah sakit sampai Queen pulang.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang