EPILOGUE

53 7 0
                                    

Enam bulan kemudian.

Musim semi datang di Australia tanpa Kynan dan Queen sadari waktu berlalu dengan cukup cepat. Siang hari ini, mereka mendatangi dokter kandungan atas rekomendasi kedua ibu mereka. Mereka berkata, Kynan dan Queen harus memeriksakan kondisi kandungan Queen dalam rangka salah satu persiapan mereka sebelum menikah.

Jujur, ini adalah pertama kalinya Queen menemui dokter kandungan. Ia benar-benar gugup sekarang. Tapi, Kynan selalu menemaninya dan menenangkannya.

Menggelikannya, Kynan berkata kalau dokter kandungan itu adalah dokter yang paling lembut dan tidak akan menggigi. Seperti anak kecil yang polos, Queen mempercayainya.

Memasuki ruangan dokter kandungan rekomendasi Alice, dr. Hannah, Kynan dan Queen duduk di dua kursi yang berseberangan dengan dr. Hannah. Mereka saling menyapa sekilas dan kemudian Kynan memberitahu tujuan mereka datang.

Setelah itu, barulah dr. Hannah membimbing Queen menuju ruang praktik di samping ruangannya. Sementara Kynan menunggu di kursinya dengan cukup antusias.

Tak perlu menunggu waktu lama sampai satu jam, dr. Hannah dan Queen pun kembali duduk di kursi semula mereka. Kynan menyambut Queen kembali dengan hangat.

"Bagaimana, Dok?" tanya Kynan penuh antusias dan was-was.

"Sebelumnya, Nona Paula sudah pernah mengalami keguguran, bukan?" Kynan dan Queen sama-sama mengangguk menanggapinya. "Apa sebelumnya Nona Paula juga sering mengonsumsi obat-obatan?"

"Aku punya riwayat insomnia selama dua tahun, jadi aku rajin mengonsumsi obat yang diresepkan psikiaterku. Aku juga ada riwayat depresi, jadi aku beberapa bulan juga pernah mengonsumsi obat anti-depresan," terang Queen dengan jujur.

"Tapi, sekarang sudah dikurangi penggunaannya, Dok. Dia lebih sering memilih untuk bermeditasi dan yang lainnya," sambung Kynan.

"Aku percaya itu," sahut dr. Hannah. "Aku harus jujur pada kalian kalau rahim Nona Paula cukup sensitif. Selain karena sudah pernah keguguran sekali, dia juga pernah mengonsumsi obat-obatan dengan jangka waktu yang cukup lama.

"Karena kalian ingin mengikuti program memiliki anak, sangat kusarankan untuk kalian selalu menjaga dengan baik. Hindari makanan instan dan obat-obatan yang terlalu banyak, kau bisa mengganti obat dengan jamu tradisional yang bersifat herbal, perbanyak juga vitamin dan serat. Kusarankan juga untuk selalu menjaga kesehatan pikiranmu."

"Tentu," sahut Queen sambil tersenyum lebar.

"Kalian bisa melakukan konsultasi denganku 1-2 kali dalam sebulan, kalau kalian tidak keberatan," ujar dr. Hannah. "Ini juga adalah nomorku," ujarnya lagi sambil memberikan kartu namanya.

"Terima kasih, Dokter."

***

Siang hari ini terasa sangat damai di pekarangan rumah Kynan dan Queen. Setelah mereka berkonsultasi dengan dr. Hannah tadi, mereka langsung pulang untuk makan siang di rumah. Kemudian, mereka memilih untuk berjalan-jalan di pekarangan rumah mereka yang luas bersama hingga berakhir duduk di kursi panjang yang biasa mereka duduki berbulan-bulan ini.

"Menurutmu, kapan tanggal yang baik untuk menikah?" tanya Kynan tiba-tiba saja.

Queen yang mendengarnya justru terkekeh geli. "Kau terdengar seperti ibu-ibu yang akan menentukan tanggal baik untuk pernikahan anak-anaknya, Kynan."

"Tentu aku ingin begitu. Aku setuju dengan hal itu," ujar Kynan dengan polosnya.

"Oke, oke." Queen tertawa kecil. "Menurutku, semua tanggal itu baik."

"Menurutmu seperti itu?" tanya Kynan dan dengan cepat Queen mengangguk geli. "Oke, kalau begitu," ujarnya lagi dengan lega.

"Queen," panggil Kynan.

"Apa?"

"Mana pilihanmu, anak laki-laki pertama atau anak perempuan pertama?" tanya Kynan lagi dengan asal.

"Mmmm..." Queen terlihat mengerutkan dahinya tanda dia sedang berpikir. "Kurasa laki-laki pertama tidak masalah."

"Aku juga setuju. Dengan begitu, dia bisa melindungi adik-adiknya nanti," sahut Kynan.

"Bagaimana kalau nanti adik keduanya juga laki-laki?" tanya Queen asal.

"Itu berarti dia juga ikut melindungi adik-adiknya nanti," sahut Kynan.

"Tunggu, memangnya kita akan punya anak berapa nanti?" tanya Queen tiba-tiba dengan aneh.

"Sebanyak-banyaknya," sahut Kynan sambil mengendikkan bahunya ringan, sementara kedua mata Queen justru melebar terkejut. "Rumah kita sangat luas, Queen. Akan sepi kalau kita hanya punya 2-3 anak."

"Well, kalau begitu kau seharusnya jangan membangun rumah yang sangat luas seperti ini," oceh Queen.

"Ini sudah seperti keinginanku dari awal. Bahkan, Kin, Gavin, dan Keanu juga sepemikiran denganku dan kami benar-benar menyiapkan rumah besar seperti yang kami bicarakan," ujar Kynan dengan santainya.

"Apa?" Queen benar-benar tak bisa menahan tawa gelinya setelah mendengar itu.

"Kami sering berbincang kalau memiliki anak banyak pasti akan seru. Jadi, kami perlu membangun rumah yang besar. Setelah itu, akan ada kemungkinan salah satu dari kami berbesan," ujar Kynan lagi.

"Oke, itu terdengar sangat lucu untukku." Queen tertawa keras. Begitu pula dengan Kynan.

"Tapi, kurasa kita harus menunggu lama untuk Keanu memiliki anak," ujar Kynan tiba-tiba sembari menghela napas panjang.

"Kenapa?" Dahi Queen berkerut penasaran.

"Keanu dan istrinya menikah karena dijodohkan. Keanu sangat benci itu. Kita juga tahu bagaimana liarnya Keanu, jadi kurasa akan butuh waktu lama untuk Keanu berbaikan dengan istrinya," sahut Kynan. Sementara Queen mengangguk setelah mendengarnya.

Huft. Biarkanlah waktu yang menjawab semuanya.
———————————————————————————
Friday, 31 May 2024

doain yang terbaik buat kynan & queen 🧡
jangan lupaaaa, masih ada keanu yang berkeliaran gak jelas dari 'istrinya' 😀 udah di publish bisa dicek di profilku buat judul terakhir seri ini yaaa... silakan tunggu buat semua extra chapter dari kynan & queen.... juga ikutin ceritanya keanu di Married to a Playboy 💙

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang