9. He's in Love

67 4 0
                                    

Sebentar lagi petang. Namun, Kynan masih ada di tempatnya yang sama. Ditambah, sudah sejak dua jam yang lalu ia hanya tiduran di sofanya dan senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh sembari memainkan ponselnya.

Bagaimana tidak? Berkirim pesan dengan Queen sejak tadi membuat Kynan menjadi sosok yang berbeda daripada biasanya dan sebagian besar menjadi seperti orang bodoh yang sedang kasmaran.

Kebanyakan memng Kynan yang bertanya pada Queen. Bahkan, hal sekecil apapun itu ia tanyakan pada Queen. Contohnya saja seperti Queen sedang apa, jadwal Queen apa saja, kapan Queen akan pulang, dimana alamat Queen, apa Queen sudah makan, dan masih banyak lagi.

Saking sibuknya Kynan dengan Queen, Darek yang dari tadi ada di ruangannya seperti tidak dianggap. Karena Darek juga sedang memiliki banyak waktu, tadi ia memutuskan untuk menemani Kynan.

Tapi, saat Darek masuk, ia justru merasa seperti tidak dianggap oleh Kynan. Ia juga merasa semakin aneh saat ia melihat Kynan senyum-senyum sendiri pada ponselnya.

Selama hampir dua jam Darek ada di ruangan, keduanya benar-benar tidak ada yang saling mengajak bicara. Darek memang sempat bertanya kenapa Kynan ada disini, tapi Kynan justru menjawab 'Apa?', tapi kemudian diam saat ditanya lagi. Jadi, setelah itu ruangan pun terasa sangat hening.

Hingga tiba-tiba saja ponsel Kynan berdering keras. Kynan pun beranjak duduk di sofanya untuk menjawab teleponnya yang ternyata dari Alice.

"Oh, kau mengejutkanku!" seru Kynan tiba-tiba saat mendapati Darek duduk di kursi seberang dan tengah menatapnya. "Sejak kapan kau ada disini?"

"Apa kau bercanda?" Darek menatap Kynan dengan tatapan tak percayanya. "Aku sudah ada disini selama hampir dua jam!"

Kynan justru tersenyum polos seperti tak bersalah. Kemudian, ia menjauh sebentar untuk mengangkat telepon dari Alice.

"Halo, Mom?" sapa Kynan dengan lembut.

"Hanya karena aku tak meneleponmu dari kemarin bukan berarti membuatmu tak meneleponku, Kynan!" seru Alice tiba-tiba yang mengabaikan sapaan Kynan.

Kynan terkekeh geli. "Justru karena aku tahu Mom dan Dad sibuk, jadi aku tidak menelepon kalian supaya tidak mengganggu kalian."

"Tentu saja kau boleh menelepon kami kapanpun, Kynan. Bahkan saat rapat pun, kau boleh menelepon kami dan kami akan meluangkan waktu," sahut Alice jujur.

"Tapi, aku yang merasa tidak enak. Lagipula, kalian harus bekerja dan sekarang aku juga sudah berkarir sendiri."

"Oh, ya. Bicara tentang karirmu disana, bagaimana? Apa semuanya berjalan lancar?" tanya Alice penuh antusias.

"Aku sudah menandatangani kontrak kemarin. Tapi, aku belum bisa dapat jadwal apapun sampai nanti pesta natal."

"Lalu, apa yang kau lakukan seharian ini?" tanya Alice penasaran.

"Hanya rebahan."

Sontak, terdengar suara tawa keras dari seberang. Alice yang tertawa keras. "Kynan anakku, rebahan memang bagus. Tapi, lebih bagus lagi kalau kau menghabiskan waktumu untuk hal yang lebih berguna. Contohnya seperti berjalan-jalan mengelilingi kota?"

"Aku sudah melakukannya," sahut Kynan cepat.

"Benarkah?"

"Ya." Kynan mengangguk, walaupun sadar Alice tak akan mengetahuinya. "Kemana saja?"

"Aku mengunjungi beberapa tempat dan sisanya aku explore dengan google map," jawab Kynan dengan ringan. Tiba-tiba saja terdengar Darek yang tertawa di belakang, namun langsung menutup mulutnya saat Kynan menoleh menatapnya.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang