54. Ruined Lifes

21 2 0
                                    

DOR.

"KYAAAA!"

Semua orang berteriak dan menutup mata mereka sembari sedikit meringkuk ketakutan saat Debby benar-benar menarik pelatuknya. Namun, apa yang terjadi justru mengejutkan semuanya.

Debby tak menarik pelatuknya untuk Queen. Tapi, untuk dirinya sendiri.

Kini, semua orang yang ada di sekitar melihat tubuh Debby yang perlahan jatuh dari tangga setelah ia menembakkan peluru ke kepalanya sendiri. Sementara Queen yang melihatnya dengan dua matanya sendiri di depannya sampai tak bisa berkata apapun saat melihat peluru melesat masuk ke kepala Debby.

Queen tak ingin mempercayai apa yang baru saja ia lihat. Tapi, ia sendiri masih teringat bagaimana Debby menembak dirinya sendiri. Tatapannya tak lepas dari Debby yang sudah terbuju kaku di bawah, walaupun Anitta dan Kynan berusaha membawanya ke tempat yang lebih aman.

***

Sudah satu jam sejak insiden penembakan oleh Debby. Polisi dan para tenaga media sudah mengurus TKP dan jenazah Debby. Mereka kemudian membawa jenazah ke rumah sakit. Di samping itu, juga ada beberapa reporter berita yang datang dan meliput.

Sementara itu, Queen masih berada di dalam ruangannya setelah tadi Anitta dan Kynan membawanya kemari. Sedari tadi Anitta mencoba untuk menenangkan Queen, sementara Kynan baru berbicara dengan polisi untuk memberikan kesaksian.

Pikiran Queen sekarang benar-benar kacau. Ia hanya duduk terdiam dengan dirinya yang masih mengingat perkataan Debby tadi.

Sudah satu jam yang lalu, tapi rasanya seperti Debby terus saja membisikinya kata-kata yang sama seperti tadi yang ia ucapkan sebelum ia bunuh diri. Ia juga baru saja mengetahui kalau baru kemarin, ayahnya yang bernama Dominic Jordan baru saja meninggal.

"Queen, apa kau baik-baik saja?" tanya Anitta dengan khawatir karena Queen yang masih saja diam melamun sendiri. "Queen?"

"Ada dimana orang tuaku sekarang?" tanya Queen dengan tatapannya yang masih terlihat kosong.

"Mereka masih ada di flat yang di Berlin. Ada apa?" sahut Anitta.

Queen tak langsung menjawabnya. Tapi, kedua matanya menatap kunci mobil Anitta yang tergeletak di meja di depannya. Tanpa banyak pikir lagi, ia langsung mengambil kunci itu dengan cepat dan langsung pergi keluar dari ruangannya.

"Queen, kau mau kemana?!" teriak Anitta mengikuti Queen.

Tapi, Queen tak mempedulikannya. Bahkan, panggilan Kynan pun juga ia abaikan. Ia hanya terus berjalan dengan pikiran yang hanya memiliki satu tujuan, menemui orang tuanya dan meminta penjelasan mereka.

***

Setelah berkendara cukup jauh dari agensi, Queen menghentikan mobilnya tepat di depan flat lama keluarganya yang ada di Berlin. Saat ia keluar, ia masih melihat mobil orang tuanya di halaman flat, jadi ia sangat yakin kalau orang tuanya sedang ada di dalam. Tak perlu menunggu lama lagi, ia pun langsung berjalan masuk ke flat dengan membuka pintu sedikit kasar.

"Queen?"

Richard yang sedang membaca koran menatap heran Queen yang datang dengan sedikit tak bersahabat. Sementara Astryd yang duduk di depan Richard juga sama herannya dengan Richard, tapi ia tak mengatakan apapun.

"Deborah Beatrix." Queen angkat bicara dengan suaranya yang sedikit bergetar saat menyebut nama itu. Richard dan Astryd sama-sama saling tatap tak mengerti. "Apa kalian tak mengenalnya?" tanya Queen dengan dingin.

"Apa maksudmu? Siapa dia?" tanya Richard masih dengan nada lembutnya.

Queen tak tersenyum menanggapinya dan menatap lurus-lurus ke Richard dan Astryd dengan bergantian. "Dominic Jordan & Amanda Hugh," ujarnya lagi dengan nada tegas yang langsung membuat Richard dan Astryd sama-sama terdiam.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang