Setelah sekian lama tidak berada di Australia, akhirnya pagi ini Kynan menyambut musim gugur di Toodyay. Dari dalam jendela kamar tamu yang Kynan gunakan, ia dapat melihat pepohonan di pekarangan rumahnya mulai berguguran dengan indah.
Setelah bangun tidur, Kynan pun langsung memeriksa Queen di kamarnya. Ternyata Queen belum bangun. Jadi, dia hanya membuka tirai jendelanya setengah.
Kynan pun berolahraga sebentar di ruang gym. Setelah itu, ia mandi untuk menyegarkan badannya. Ia pun kembali memeriksa Queen di kamarnya dan ia tersenyum lebar setelah mendapati Queen yang sudah bangun dan tengah terduduk bersandar di kepala ranjang dan menatap lurus ke jendela kamar.
Kynan pun mendekati Queen dan langsung mencium puncak kepala Queen dengan penuh sayang. "Selamat pagi, Sayang," ujarnya dengan senyum menawannya, walaupun Queen tidak menyahutinya.
"Akan kusiapkan air hangat dan pelayan yang akan memandikanmu," ujar Kynan lagi.
Kemudian, Kynan pun langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar Queen. Ia menyiapkan air hangat di bathup, handuk, sabun, dan sampo. Setelah itu, barulah ia keluar kamar untuk memanggil pelayan yang akan membantu Queen mandi. Kynan sengaja menyiapkan beberapa pelayan untuk membantu Queen.
Tak lama kemudian, pelayan datang. Tanpa bertanya apapun pada Queen, Kynan pun menggendong Queen ala bridal style masuk ke kamar mandi. Ia tahu Queen pasti bisa berjalan. Tapi, Kynan hanya ingin menggendongnya saja untuk menunjukkan kepeduliannya yang tulus pada Queen.
Sembari membiarkan Queen mandi, Kynan keluar kamar. Ia menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Ia harus berterima kasih pada pengalamannya saat di Husavik, kini ia banyak belajar memasak dari keluarga Arman. Jadi, sekarang ia tidak perlu khawatir dengan hal masak-memasak.
Menu sarapan yang Kynan buat pagi ini adalah telur dadar spesial dengan toping alpukat yang sudah dipotong tipis-tipis, tauge, dan salmon yang sudah dibakar. Kynan menyiapkan dua porsi, untuknya dan untuk Queen.
Namun, tepat saat Kynan baru ingin membawa sarapannya, bel pintu rumahnya berbunyi. Kynan pun melepas celemeknya dan berjalan mendekati pintu. Rupanya yang datang adalah dr. Irmina. Kynan pun tersenyum lebar menyambutnya.
"Kukira kau masih ada banyak kerjaan di Berlin!" seru Kynan dengan senyum lebarnya sembari mempersilakan dr. Irmina masuk.
"Aku menyerahkannya ke suami dan teman-temannya," sahut dr. Irmina. "Disini aku akan fokus pada Queen dulu saja. Suamiku juga bisa memahami itu."
Kynan mengangguk senang. "Oh, aku baru saja membuat sarapan. Tapi, aku tidak tahu kalau kau akan datang kemari. Jadi, aku hanya membuat dua. Apa kau mau sarapan juga? Akan kubuatkan."
"Tidak perlu," tolak dr. Irmina sembari terkekeh geli. "Aku sudah sarapan di pesawat tadi."
"Oh, kemarin aku lupa bilang ini. Karena rumah ini sedikit jauh dengan perkotaan, jadi kau akan sulit menemukan hotel di sekitar. Kau bisa menginap di rumah ini saja. Kurasa itu akan lebih baik juga, mengingat kau juga perlu memantau kondisi Queen," ujar Kynan.
"Ya. Kau benar. Aku tadi benar-benar sulit menemukan hotel yang kosong di sekitar. Kurasa idemu ada benarnya juga," sahut dr. Irmina.
"Kau bisa tidur di guesthouse di samping kalau tidak keberatan," ujar Kynan.
"Tentu, tidak masalah," sahut dr. Irmina. "Bagaimana Queen? Apa dia sudah bangun?"
"Ya. Tadi dia sedang mandi. Baru saja aku mau memberikannya sarapan. Kau mau menemuinya dan mulai terapi sekarang?"
"Sure."
"Oke, ayo. Sekalian kuberikan sarapannya juga." Kynan beranjak membawa satu piring yang sudah ia siapkan untuk Queen. Setelah itu, dr. Irmina pun juga mengikutinya.
Sampai di ruang kamar Queen, Kynan dan dr. Irmina masuk. Rupanya baru saja Queen selesai dirias. Kini, Queen sudah terlihat lebih segar dan semakin cantik. Pelayan yang tadi membantunya pun keluar.
"Queen, lihat siapa yang datang!" seru Kynan dengan tersenyum lebar.
"Selamat pagi, Queen!" seru dr. Irmina menghampiri Queen dari belakang.
"Aku akan meninggalkan kalian disini," ujar Kynan pada dr. Irmina dan diiyakan.
Kynan menyerahkan sarapan Queen pada dr. Irmina. Setelah itu, ia pun keluar untuk membiarkan dr. Irmina melakukan tugasnya. Ia benar-benar berharap terapi hari ini dapat berjalan dengan baik.
***
Tak terasa hari berjalan cukup cepat hari ini. Saat Queen menjalani terapi tadi bersama dr. Irmina, Kynan menunggunya sembari membaca-baca buku kesehatan mental di ruang tengah. Buku itu benar-benar membantunya untuk memahami kesehatan mental dan cara menjaganya dengan baik.
Setelah beberapa saat terapi Queen berjalan, dr. Irmina pun mengakhirinya. Kemudian, Kynan mengantar dr. Irmina menuju guesthouse di samping rumah utama.
Namun, tepat saat Kynan hendak masuk ke rumah kembali, mobil kedua orang tuanya masuk ke pekarangan rumah. Ia tersenyum lebar menyambut kedua orang tuanya dan mereka pun masuk bersama ke rumah.
"Apa Queen sedang beristirahat?" tanya Alice.
"Iya, dr. Irmina meminta supaya Queen lebih banyak diberi ruang untuk saat ini."
"Kalau begitu, aku bisa menemuinya nanti saja," sahut Alice. "Jadi, berapa lama psikolog Queen akan menetap disini?" tanyanya kemudian.
"Kami belum mendiskusikannya," jawab Kynan sembari menuju dapur. Sementara orang tuanya yang baru saja masuk ke ruang keluarga. Namun, tiba-tiba saja Alice menghampiri Kynan di dapur.
"Duduklah disana. Biar Mom yang menyiapkan minuman," ujar Alice pada Kynan dan Kynan pun menurutinya untuk menghampiri Trevor di ruang keluarga.
"Saat kau pertama kali mengatakan ingin membangun rumah, aku tidak tahu kalau kau akan membangunnya di Toodyay dengan pekarangan yang sangat luas seperti ini," ujar Trevor jujur dan Kynan hanya terkekeh.
"Berapa lama pembangunan rumah ini?" tanya Alice yang datang membawa nampan berisi dua cangkir kopi panas dan satu cangkir jeruk panas untuknya.
"Kira-kira satu tahun lebih satu bulan," jawab Kynan sembari mengambil minumannya. "Aku menggunakan uang tabunganku dan mempekerjakan arsitek temanku dulu saat kami sekolah."
"Hasilnya bagus sekali. Mom suka," ujar Alice jujur.
"Terima kasih," sahut Kynan bangga.
"Bagaimana? Apa kau ada kesulitan dari kemarin?" tanya Trevor dan Kynan mengerti maksudnya.
"Kurasa aku belum menemui kesulitan apapun," jawab Kynan.
"Tapi, kau siap, kan?" tanya Alice.
"Tentu." Kynan mengangguk mantap.
"Ingat, Nak. Kau adalah anak laki-laki yang kami banggakan. Sekarang kau sudah dewasa dan tanggung jawabmu semakin besar. Contohnya seperti sekarang. Kau memilih untuk bersama perempuan yang kau cintai. Kini, kau bertanggung jawab untuk merawatnya dan menjaganya," jelas Trevor yang selalu memberikan nasehat banyak pada Kynan. Itulah yang membuat Kynan selalu berperilaku baik dari kecil.
"Aku tahu, Dad," sahut Kynan.
"Kami yakin kau bisa menangani ini. Jadi, kami tidak ikut campur banyak," ujar Alice dan Kynan terkekeh mengingat ibunya yang sangat overprotektif padanya sejak kecil, tapi sekarang mulai melepas Kynan perlahan.
"Kami ingin menginap disini semalam atau dua malam. Tidak masalah, kan?" ujar Trevor menggoda Kynan.
Kynan terkekeh geli. "Tentu saja boleh, Dad."
"Mr. Roderick." Tiba-tiba salah satu pelayan yang seharian ini membantu mengurus Queen datang menginterupsi Kynan dan orang tuanya.
"Ada apa?" tanya Kynan.
"Nona Queen masih belum mau memakan makan siang dan obatnya," ujar pelayan itu dengan sopan.
Kynan tersenyum dan menghela napas panjang. Kemudian, ia permisi pada orang tuanya. Setelah itu, ia beranjak untuk kembali merawat Queen.
——————————————————————————
Tbc.
Monday, 6 May 2024Kynan si yang paling sabar 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner for Life - HBS #3
Любовные романы(COMPLETED) 🔞 Third series of Handsome Brotherhood Seorang Kynan Roderick percaya bahwa ia tidak perlu memiliki banyak hubungan, namun cukup hanya dengan satu perempuan dalam hidupnya. Prinsip hidupnya adalah berhubungan dengan perempuan sekali seu...