50. Changed

20 3 0
                                    

Keesokan harinya, Kynan bangun terlebih dahulu daripada Queen. Sebelum beranjak, ia mengecup pelipis Queen dengan penuh sayang tanpa bermaksud membangunkannya. Ia tahu Queen pasti kelelahan, karena baru tidur tiga jam yang lalu.

Kynan berjalan ke dapur sembari meregangkan kedua tangannya. Kemudian, ia melakukan beberapa peregangan otot sembari menghadap jendela ruang tengahnya. Salju turun dengan indah di luar sana.

Saat Kynan tengah berolahraga kecil sembari menikmati salju yang turun, tiba-tiba saja ponselnya berdering keras. Karena tak ingin membuat Queen terganggu, ia pun langsung mengangkatnya yang ternyata dari teman-temannya.

"Selamat pagi, semua!" seru Kynan menyapa teman-temannya yang menelepon melalui video call.

"Oh, di tempatmu pagi?" tanya Keanu tanpa menyapa Kynan balik.

"Bodoh, di Madrid dan Berlin itu sama. Kau ada di Sydney, jadi kita hanya selisih waktu delapan jam. Sekarang di tempatmu sudah jam tiga sore, kan?" sahut Kin terkekeh geli.

"Oh, iya. Kau benar juga," ujar Keanu dengan polosnya, sementara Kynan menggelengkan kepalanya geli sembari berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya dan Queen.

"Bagaimana kabar Gavin?" tanya Kin dengan cukup serius.

Terdengar helaan napas dari Keanu bersamaan dengan Kynan yang sedang mengambil roti tawar. "Aku tidak bisa menjelaskannya dengan baik," jawab Keanu dengan sedih.

"Apakah seburuk itu?" tanya Kynan sembari mengoles selai cokelat ke dua roti tawar.

"Sangat," jawab Keanu. "Aku disini menemaninya, tapi dia seperti tidak bisa kuganggu. Sudah seminggu, tapi dia seperti mayat hidup."

"Sudah ada clue dimana Neiva sekarang?" tanya Kynan.

"Kita sudah mencoba apapun, tapi Neiva sendiri juga sudah menutup jalan untuk mencarinya. Dia benar-benar tidak ingin Gavin mencarinya," jawab Keanu dengan lelah.

"Dimana Gavin sekarang?" tanya Kin.

"Ada di kamarnya."

"Kalian sudah memecahkan beberapa rahasia dari Evelyne dan keluarganya?" tanya Kynan.

"Beberapa sudah. Tapi, tidak ada hubungannya dengan kejadian Neiva yang dituduh menjadi pengedar narkoba," jawab Keanu dan Kynan mengangguk mengerti.

"Tapi, kalian harus hati-hati. Evelyne sangat pintar untuk berbohong. Dia seseorang yang hebat dalam hal manipulatif," ujar Keanu lagi yang terdengar seperti peringatan.

"Selamat pagi." Di tengah-tengah perbincangan Kynan dan teman-temannya, tiba-tiba saja Queen datang dengan hanya menggunakan selimut sebagai pakaiannya.

"Teman-teman, aku harus tutup teleponnya dulu," ujar Kynan hendak berpamitan.

"Eh, apa itu Queen?! Tunggu, aku mau melihatnya juga! Aku mau—"

Kynan sudah langsung mematikan ponselnya karena Keanu yang mulai berisik. Sementara Queen yang duduk di kursi bar di depan Kynan dan tak sengaja mendengarnya justru terkekeh.

"Selamat pagi," sapa Kynan kemudian sembari mengecup sekilas bibir Queen yang manis.

"Ini untukku?" tanya Queen yang menunjuk pada roti bakar yang sudah ada di piring.

"Ya, rasa cokelat kesukaanmu," jawab Kynan mengiyakan.

"Terima kasih," ujar Queen tersenyum lebar. "Apa aku mengganggu perbincanganmu dengan teman-temanmu?" tanyanya yang masih merasa geli karena tingkah Keanu.

"Tidak." Kynan terkekeh. "Sebenarnya, kami hanya sedang membahas Gavin dan Neiva."

"Oh, temanmu yang sudah menikah itu? Jadi, bagaimana? Apa dia sudah menemukan istrinya?" tanya Queen.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang