"Anitta, aku perlu ke supermarkert itu sebentar!"
Queen berseru saat mereka kini tengah dalam perjalanan menuju tempat pemotretan untuk perbincangan awal pihaknya dengan pihak pemotretan. Tak lama kemudian, mobil vannya pun berbelok ke supermarket kecil yang ada di pinggir jalan.
Queen pun melangkah turun dengan menggunakan topi snapback dan kacamata hitamnya. Ia masuk ke supermarket itu dan kemudian langsung menuju rak-rak minuman. Ia memang jarang membeli minuman kemasan di luar. Tapi, entah kenapa sekarang ia sangat ingin membeli minuman-minuman segar.
Setelah mengambil apa yang Queen inginkan, ia membawa belanjaannya ke meja kasir. Namun, saat ia hendak keluar, ia merasakan kandung kemihnya sangat penuh membuatnya tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
"Maaf, apa ada kamar mandi di sini?" tanya Queen pada penjaga kasir di depannya.
"Jalan ke belakang dan kau akan menemukannya di ujung lorong kecil," jawab si kasir.
"Terima kasih. Aku titip barang belanjaanku dulu," ujar Queen yang dijawab anggukan oleh petugas kasir. Setelah itu, Queen pun mengikuti arahan petugas kasir tadi.
Kamar mandi yang ada di supermarket ini memang sedikit kotor. Jadi, Queen bergegas secepat mungkin. Di samping itu, ia juga harus segera berangkat ke tempat tujuannya, karena yang lainnya pasti kini sudah menunggunya.
Tak butuh lebih dari lima menit untuk Queen berada di toilet. Setelah selesai, ia langsung bersih-bersih dan berjalan keluar dari kamar mandi. Tapi, tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat dari tempatnya ia berdiri sekarang, ia melihat seorang laki-laki yang terasa mencurigakan untuknya.
Laki-laki itu memakai pakaian tertutup serba hitam dengan topi beanie rajut hitam. Ada tato berbentuk naga di leher kirinya dan juga beberapa bekas luka. Seketika, Queen dapat mengenali laki-laki itu.
Queen pernah melihatnya mengikutinya beberapa hari yang lalu. Tapi, pada saat itu ia sedang bersama krunya. Berbeda dengan sekarang dimana Queen sedang sendirian di lorong sempit ini. Karena ketakutan, ia pun memutuskan untuk berjalan dengan langkah lebar melalui pintu belakang supermarket itu.
Queen membenarkan topinya sambil masih berjalan dengan langkah lebarnya hendak menuju mobil vannya. Namun, langkahnya lagi-lagi terhenti saat tiba-tiba saja laki-laki menakutkan tadi keluar dari pintu depan dan justru menatapnya.
Seketika, Queen langsung menundukkan kepalanya. Ia ingin sekali berteriak minta tolong, tapi ia tahu itu hanya akan menambah buruk suasana, mengingat siapa dirinya. Alhasil, ia pun memutuskan untuk berbalik dan berjalan ke arah lain.
Beberapa kali Queen berjalan sembari menoleh ke belakang. Ia semakin ketakutan saat mendapati laki-laki itu justru mengikutinya dengan langkah yang tak kalah lebar. Mau tak mau, Queen jadi berlari kecil.
Hingga akhirnya, Queen memasuki sebuah toko bayi. Ia berusaha menyamar dengan cara membaur dengan sekitarnya. Tapi, saat ia menoleh ke belakang, ia masih mendapati laki-laki itu masuk ke toko yang sama dengannya. Ia tak ada pilihan lain selain berlari masuk ke ruang belakang toko.
Cukup sepi. Tapi, itu justru semakin membuat Queen ketakutan. Saat ia menoleh ke belakang, laki-laki itu sudah tidak terlihat. Queen semakin bergegas untuk membuka pintu keluar.
Namun, sial. Queen justru mendapati laki-laki tadi sudah ada di depannya sembari tersenyum bak iblis yang baru saja menemukan sasarannya.
"Aku langsung tahu kau Queen setelah kau berlari menghindariku," ujar laki-laki itu dengan dingin. "Sebelumnya kau sudah pernah melihatku, bukan?"
Queen tidak ingin menjawab apapun. Ia tahu ia sedang ketakutan, tapi ini adalah saatnya dia untuk menunjukkan keahliannya.
BUGH!
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner for Life - HBS #3
Romantizm(NEW - ON GOING) 🔞 Third series of Handsome Brotherhood Seorang Kynan Roderick percaya bahwa ia tidak perlu memiliki banyak hubungan, namun cukup hanya dengan satu perempuan dalam hidupnya. Prinsip hidupnya adalah berhubungan dengan perempuan sekal...