58. He Left

24 3 0
                                    

Pagi yang cerah untuk Kin dan Allcia. Mereka baru saja sampai di Berlin dan langsung menuju alamat penthouse Kynan. Mereka sengaja tidak memberitahu Kynan, karena ini adalah kejutan untuk Kynan.

Tepat pada pukul sembilan pagi, keduanya sudah sampai di bangunan penthouse Kynan. Sembari menuju lift, Kin pun berusaha untuk menelepon Kynan untuk memberitahu kalau ia datang sebagai kejutan.

"Bagaimana? Apakah sudah bisa?" tanya Allcia.

"Belum." Kin menggeleng.

Ini sudah ketiga kalinya Kin tidak bisa menelepon Kynan pagi ini. Bahkan, saat mereka sudah sampai di depan pintu penthouse Kynan pun ia masih mencoba menelepon Kynan, tapi hasilnya masih sama saja. Kynan tidak mengangkat teleponnya.

"Bagaimana kalau kau menghubungi asistennya yang siapa namanya itu?" bujuk Allcia.

"Ansell?" tanya Kin dan Allcia mengangguk mengiyakan. "Tapi, aku tidak tahu nomor ponselnya," ujarnya seperti orang yang bodoh.

Allcia berdecak. "Lalu, bagaimana kau bisa tahu alamat Kynan? Bukannya kau tanya padanya?" tanyanya dengan gemas.

"Itu..." Kin menggantung kalimatnya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Jangan bilang J yang mencarinya untukmu?" ujar Allcia dengan pandangan menyelidik.

Kin hanya menatapnya sembari cengingisan kecil. Tentu saja jawabannya iya.

"Kin, kau harus membiasakan dirimu untuk tidak bergantung pada J!" seru Allcia dengan gemas pada akhirnya.

"Iya, Sayang. Aku tahu. Hanya saja, kau tahu kalau aku sangat sibuk, kan? Jadi, aku minta bantuan J," ujar Kin membela dirinya sendiri. Sementara Allcia hanya menggelengkan kepalanya jengah.

"Aku minta info dari J dulu," ujar Kin sembari mengambil ponselnya untuk menghubungi J.

Tapi, tak lama kemudian, pintu lift terbuka. Ansell terlihat keluar dari lift dan berjalan mendekati Kin dan Allcia. Ia cukup terkejut mendapati adanya Kin dan Allcia, tapi juga mereka penasaran kenapa mereka disini.

Kin dan Allcia menyadari ada laki-laki yang mendekati mereka. Mereka langsung tahu kalau itu adalah Ansell. Tapi, yang membuat mereka heran adalah penampilan Ansell yang terlihat sedikit berantakan, padahal ini masih pagi hari.

"Apa kau Ansell?" tanya Kin dengan ramah dan Ansell hanya diam menandakan iya. "Aku Kin, temannya Kynan. Aku dan tunanganku ingin bertemu dengannya, tapi daritadi teleponku tidak diangkat. Apa kau tahu ada dimana dia sekarang?"

Daritadi Ansell masih mengatur pernapasannya yang masih sedikit tersengal dan sekarang sudah lebih normal daripada sebelumnya. Tapi, ia masih diam dan tatapannya tertunduk seperti ada sesuatu yang baru saja terjadi dan Kin menyadari itu.

Kin menatap Ansell lurus-lurus dengan tatapan menyelidik. "Apa ada sesuatu yang terjadi padanya?"

***

"Dua hari yang lalu, ada insiden bunuh diri di agensi Queen dan Kynan. Itu terjadi tepat di hadapan Queen. Aku tidak tahu persis apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, aku hanya tahu Queen meminta berpisah dengan Kynan.

"Paginya, Kynan menyuruhku untuk menyiapkan dokumen dan uang tebus pemutusan kontrak. Setelah Kynan memutus kontrak, ia mengurung diri di penthousenya. Malamnya, ia menelepon kalau orang tuanya memintanya pulang. Jadi, aku menyiapkan semuanya.

"Tapi, pagi tadi aku tidak menemukan Kynan di apartemennya. Jadi, aku mencarinya kemana-mana, tapi tidak ada hasil."

Kin dan Allcia sama-sama terdiam selama beberapa menit setelah Ansell menceritakan semuanya. Allcia tahu Kin pasti sangat khawatir dan gusar sekarang, jadi ia mencoba untuk menenangkannya.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang