EXTRA 3: BEEN WAITING FOR YOU

69 6 0
                                    

Media: Mamma Mia! OST – I've Been Waiting For You
——————————————————————————

Delapan belas bulan setelah menikah.

Sebentar lagi musim gugur akan berakhir dan digantikan dengan musim dingin. Sehari-hari, semuanya terasa masih sama untuk Kynan dan Queen. Terutama untuk Queen sendiri.

Ya, Kynan dan Queen sering menghabiskan waktu bersama. Tapi, tentu saja Queen selalu merasa ada yang kurang. Apalagi kalau bukan karena mereka yang masih belum merasakan kehadiran anak pertama mereka.

Queen tidak tahu apa yang dirasakan Kynan selama ini, karena ia melihat Kynan masih sama seperti biasanya. Tapi, tentu saja itu tidak berlaku untuk dirinya sendiri.

Memang, perkataan Kynan enam bulan yang lalu cukup menenangkan Queen tentang kegelisahannya yang tak kunjung memiliki anak. Tapi, waktu terus berjalan dan keduanya masih terus berusaha. Ia juga sudah bersabar.

Tapi, sudah beberapa minggu ini Queen bertanya-tanya, sampai kapan dia harus tetap terus bersabar?

Queen akui, ia lelah. Ia mencoba untuk tetap beraktivitas dan bersikap seperti biasanya. Tapi, ia tahu itu hanya akan membohongi dirinya.

Di lain sisi, ia juga tidak ingin membuat Kynan khawatir karena kegelisahannya sendiri. Ia dapat melihat Kynan yang selalu bersikap biasa saja dan tetap melakukan semua hal seperti biasanya. Tapi, ia tidak bisa.

Queen sadari, kegelisahan Queen benar-benar mengganggunya. Bahkan, malam ini tidak bisa tidur dengan nyenyak, padahal Kynan sudah tertidur dengan lelap di kamar mereka. Jadi, Queen memutuskan untuk menonton tv di ruang tengah.

Malam ini cukup dingin. Jadi, Queen berbaring di sofa dengan selimutnya sembari menonton film Mamma Mia! Here We Go Again.

Queen tidak tahu sudah berapa kali ia menonton film musikal komedi yang romantis ini. Film ini sudah terlalu sering diputar di tv. Tapi, karena malam ini ia tidak bisa tidur, dia pun menonton apapun yang ada di tv-nya sekarang.

Terhitung sudah hampir dua jam Queen menonton film itu. Sebentar lagi film akan selesai dan kini sudah masuk adegan dimana Sophie yang berjalan masuk ke sebuah gereja kecil menggendong anaknya di pelukannya. Kemudian, adegan berganti pada ibunya dulu pada saat menggendongnya yang masih bayi.

Ah, melihat bagaimana Sophie dan Donna yang sama-sama sedang menggendong bayi di pelukan mereka membuat Queen iri. Ia ingin merasakan bagaimana hangatnya saat ia menggendong anaknya nanti di pelukannya tepat setelah ia melahirkan. Ia ingin segera memanggil nama anaknya yang sudah ia siapkan. Ia ingin segera memeluknya. Apapun itu.

Sampai tak Queen sadari, air mata menetes jatuh dari pelupuk matanya. Ia tidak pernah menangis menonton adegan itu. Tapi, malam ini berbeda. Ia menangis hanya karena iri dan tak sabar untuk segera menggendong anaknya sendiri kelak.

***

Keesokan harinya, Queen bangun dengan rasa sedikit tidak bersemangat. Tapi, Kynan sudah tidak ada di kamar dan sekarang entah sedang ada dimana.

Queen masih terlihat sedikit mengantuk dan menguap lebar sembari berjalan menuju kamar mandi. Kedua matanya masih setengah terbuka, tapi ia melirik sekilas ke wastafel dan mengambil sebuah kotak kecil yang sudah biasa ia ambil selama ini di pagi hari setelah ia bangun.

Detik berikutnya, Queen menuntaskan urusannya di setiap pagi dalam setengah sadar. Satu yang ia tahu hanyalah ia melakukan apa yang sudah jadi kebiasaannya di setiap pagi.

Kemudian, Queen mencuci kedua tangannya dan melihat kotak kecil tadi. Belum dua detik ia melihatnya, ia sudah langsung membuangnya ke wastafel dan berbalik hendak keluar.

Tapi, langkah Queen tiba-tiba saja berhenti. Tubuhnya kaku dan kedua matanya sedikit melebar daripada sebelumnya. Rasanya ia seperti baru saja terkejut akan sesuatu.

Cepat-cepat, Queen berbalik dan berjalan ke wastafel. Ia pun langsung mengambil sebuah kotak kecil yang tadi ia buang.

Seketika, jantung Queen berdebar dengan kencang saat ia memegang kotak kecil tadi yang tak lain adalah alat tes kehamilannya. Tangannya sedikit gemetaran dan perlahan, ia pun membalik alat kecil itu supaya ia bisa melihatnya.

Tubuh Queen kembali membeku. Sekarang dia tidak sedang bermimpi, kan? Dua garis yang muncul di alat itu... ini bukan mimpi, kan?

"KYNAN! KYNAN!"

Queen tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia langsung berteriak memanggil Kynan dan berlari keluar kamar sembari membawa alas tes kehamilannya.

"Ada apa? Kenapa?!" seru Kynan menghampiri Queen yang baru saja sampai di ruang tengah. Ia tampak sangat terkejut karena teriakan Queen pagi-pagi ini, padahal dia sedang berolahraga.

Queen tak langsung menjawab dan senyum lebarnya benar-benar membuat Kynan penasaran setengah mati. "Kita berhasil," ujarnya berusaha menahan teriakannya.

Dahi Kynan berkerut tak mengerti. "Berhasil... apa?"

"Kita berhasil, Kynan!" teriak Queen tiba-tiba sembari melompat sekali karena terlalu girang. Kemudian, ia memperlihatkan alat tes kehamilannya pada Kynan sembari berseru, "Aku hamil, Kynan! Aku hamil!"

Seketika, kedua mata Kynan melebar penuh. Ia mengambil alat tes kehamilan yang ada di tangan Queen dan melihatnya dengan seksama. Perkataan Queen benar. Ada dua garis di alat itu dan Kynan tentu tahu apa artinya itu.

"Berhasil, Kynan! Berhasil!" seru Queen yang tiba-tiba langsung memeluk Kynan erat-erat. Ia tak bisa menahan senyum lebarnya dan kedua matanya langsung berkaca-kaca.

Kynan membalas pelukan Queen tak kalah erat dan menenggelamkan kepalanya pada leher Queen. Ia berpikir, mungkin ini yang orang tuanya rasakan dulu saat mereka menunggu Kynan.

Detik berikutnya, Kynan merenggangkan pelukannya dan menatap Queen lurus-lurus. Ia mengusap pelipis Queen dengan penuh sayang dengan kedua mata yang berkaca-kaca dan senyum lembutnya.

"Kau benar, Kynan. Maafkan aku karena beberapa hari ini sedikit berubah dan tak mempercayai semua kata-katamu enam bulan yang lalu," ujar Queen bersungguh-sungguh.

"Aku paham bagaimana rasanya, Queen. Aku tahu itu," ujar Kynan penuh pengertian. "Aku juga minta maaf karena tak melakukan banyak hal untuk menenangkanmu selama beberapa hari ini."

Tanpa sadar, Queen meneteskan air matanya. Tapi, ia langsung memeluk Kynan kembali dengan erat-erat yang dibalas pula oleh Kynan.

"Kau sudah melakukan banyak hal untukku dan kita, Kynan. Aku sudah cukup bangga padamu," ujar Queen bersungguh-sungguh.

"Aku juga bangga padamu. Terima kasih karena sudah bertahan sampai hari ini dan terima kasih untuk semuanya." Kynan mengecup puncak kepala Queen dengan penuh sayang. "Sekarang, yang perlu kita lakukan adalah tetap menjaga calon anak kita. Aku berjanji akan menjadi ayah yang baik dan aku tahu kau akan menjadi ibu yang baik.

Queen terkekeh. "Aku tahu."
——————————————————————————
Tbc.
Wednesday, 12 June 2024

Terima kasih karena sudah bertahan dan jadi semakin kuat, Queen. Terima kasih karena sudah jadi obat sekaligus sumber kekuatan buat Queen, Kynan. Terima kasih karena kalian terus tumbuh & berkembang buat lebih baik 🤎 Selamat untuk kalian berdua 💕

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang