73. The Gathering

34 7 0
                                    

Di malam hari yang cukup dingin di rumah Kynan, Kynan terlihat sedang menyiapkan susu untuk ibu hamil yang tak lain tak bukan adalah untuk Queen. Bulan ini usia kandungan Queen sudah memasuki usia enam bulan. Kynan semakin berusaha untuk memberikan Queen dan calon anaknya nutrisi yang terbaik.

Setelah selesai membuat susu untuk Queen, Kynan pun membawanya menggunakan nampan bersama sepiring buah pir kesukaan Queen yang sudah dipotong-potong. Sembari sedikit bersenandung, Kynan mencoba memutar knop pintu kamar mereka dengan salah satu tangannya.

"Makanan datang!" seru Kynan sambil berjalan masuk ke kamar.

"Kynan" Terdengar suara Queen yang tercekat saat memanggil nama Kynan.

Namun, justru yang sangat terkejut adalah Kynan sendiri. Kedua tangannya yang membawa nampan bergetar dengan hebat saat melihat Queen yang duduk dengan lemas bersandar pada ranjang dan tangan kanannya yang memegang pisau bersimbah darah. Begitu pula dengan pakaian Queen di bagian perutnya. Bahkan, darah segar masih menetes segar dari perut Queen.

Kynan tidak percaya dengan yang ia lihat malam ini. Queen memotong perutnya sendiri.

"TIDAK!"

Pagi hari yang cerah, lagi-lagi Kynan bangun dengan peluh di wajahnya dengan sangat terkejut karena mimpi buruknya semalam. Ini kali keduanya ia bermimpi buruk tentang Queen dan calon anaknya.

Cepat-cepat, Kynan langsung menyibakkan selimutnya. Ia berlarian kecil mencari Queen yang rupanya tak ada di kamarnya.

Hingga akhirnya ia menemukan Queen tengah berada di dapur. Namun, perasaan takutnya datang kembali saat ia melihat Queen yang menggenggam sebilah pisau dengan tangan kanannya dan tepat di depan perutnya.

"Queen, letakkan pisau itu!" seru Kynan dengan suara yang sedikit keras sembari berjalan dengan langkah lebar mendekati Queen. Sementara itu, Queen hampir saja melompat kaget saat Kynan tiba-tiba saja berteriak padanya.

"Apa yang kau lakukan dengan pisau ini?" tanya Kynan masih dengan nada gusarnya sembari menyambar pisau dari tangan Queen.

Queen menatap Kynan kebingungan. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari meja pantry yang ternyata itu adalah sebuah pir. "Pir," ujarnya yang seolah-olah berkata kalau dia sedang hendak mengupas buah pir dan memotong itu untuk ia makan.

Melihat itu, Kynan benar-benar merasa dibodohi oleh dirinya sendiri. Ia takut tanpa alasan yang jelas.

Kynan tahu kalau Queen tidak akan bertindak ceroboh lagi. Tapi, entah kenapa sudah dua malam ini ia selalu mimpi buruk tentang Queen yang tega meninggalkannya dengan sadis. Itu tentu saja membuatnya takut setengah mati.

***

Tepat sebelum tengah hari, Queen dan Kynan yang sudah mandi dan berpakaian rapi kini tengah duduk bersama di kursi panjang yang biasa mereka duduki sembari bergandengan tangan. Kynan harus akui juga kalau duduk merenung disini benar-benar membuat hati dan pikirannya damai. Ia rasa ia sekarang tahu kenapa Queen selalu memilih untuk duduk di kursi ini setiap paginya.

"Queen," panggil Kynan dengan lembut sembari menoleh menatap Queen.

Queen menoleh dan dahinya berkerut samar-samar. "Hm?"

"Aku punya hadiah untukmu," ujar Kynan dengan senyum penuh arti.

"Apa?"

Kynan masih terdiam dengan senyum misteriusnya. Tapi, tak lama kemudian, gerbang pekarangan rumah Kynan terbuka.

Sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki pekarangan rumah. Queen dan Kynan sama-sama menoleh ke samping mereka dimana mobil itu masuk dan terparkir tepat di seberang beberapa langkah jauhnya dari tempat duduk mereka.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang