22. The Beginning of All

32 3 0
                                    

Sembilan tahun yang lalu.

Musim dingin datang di Sydney. Debby terlihat menatap lurus-lurus dari jendela kelasnya dimana lima orang anak tengah bermain bola salju dan beberapa juga tengah membangun boneka salju yang terlihat masih berantakan. Debby tersenyum kecil saat melihat tawa anak-anak kecil itu.

Hingga tiba-tiba saja seorang laki-laki berpakaian hangat datang. Debby terkerjap karena mengetahui laki-laki itu adalah Kynan. Ia pun menoleh ke belakang kelasnya dimana seharusnya Kynan duduk di tempat biasanya yang ada di belakang. Tapi, tempat itu kosong. Pantas saja, pikirnya sekilas.

Detik berikutnya, Debby kembali menatap keluar dari jendela kelasnya. Kini, bukan hanya anak-anak tadi yang bermain. Tapi, ditambah pula dengan Kynan. Laki-laki itu terlihat sangat dekat dengan anak-anak kecilnya.

Debby tersenyum lembut menyadari bagaimana hangatnya perlakuan Kynan pada anak-anak kecil itu. Tak heran semua orang di sekolah ini menyukainya dan segan padanya, terutama pada keluarganya.

Semua anak perempuan di sekolah ini berkeinginan untuk bisa berpacaran dengan Kynan, walaupun hanya sehari. Sementara para laki-laki berharap untuk menjadi dirinya.

Tapi, apa daya. Seorang Kynan tidak pernah melirik satu perempuan pun di sekolah. Dia memang baik pada semua orang. Tapi, itu bukan berarti dia menaruh hati pada mereka.

Sudah beberapa kali Kynan dicap sebagai seorang gay. Tapi, para fansnya membela dan memberikan bukti kalau Kynan tidak gay. Kynan sudah seperti artis terkenal di sekolah ini.

Ya. Debby ulangi lagi penjelasannya. Kynan adalah laki-laki populer di sekolah ini. Tidak banyak orang berkesempatan untuk dekat dengannya. Terlebih seorang Debby.

***

Hari ini akan ada acara amal yang diadakan oleh pemilik sekolah. Mereka mengadakan acara ini dua kali setahun, seperti sekarang.

Semua anak diminta untuk menghadiri aula yang sangat besar dan cukup untuk menampung semua anak. Sementara pasangan pemilik yayasan sekolah ini baru saja naik ke panggung untuk menyampaikan sambutan mereka.

Dari tempat Debby duduk, ia memperhatikan pasangan suami istri yang tengah berdiri bersama di panggung itu. Siapa yang tidak kenal mereka?

Satu sekolahan ini mengenal Richard Manfredo dan Astryd Genovefa sebagai pasangan bisnis terkenal dari Jerman. Mereka adalah pemilik yayasan sekolah elit ini. Dan selain di Sydney, mereka juga memiliki sekolah yang sama di Berlin.

"Permisi." Tiba-tiba seorang laki-laki berbisik di samping Debby.

Debby menoleh dengan cepat menatap laki-laki di sampingnya. Namun, ia justru tercekat saat ternyata itu adalah Kynan.

"Apa tempat dudukmu ini kosong?" tanya Kynan sambil berbisik.

"O-oh, t-tidak. Maksudku, ini kosong." Debby benar-benar ingin mengutuk rasa gugupnya yang tiba-tiba saja muncul. Sementara Kynan tersenyum sembari duduk di samping Debby yang memang kosong.

Debby tidak bisa fokus. Ada Kynan di sampingnya. Bagaimana ia bisa mengontrol detak jantungnya sekarang? Dalam hati, ia berdoa semoga Kynan tak mendengarnya, karena sekarang jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

***

Sore hari, Debby baru dapat sampai di halaman rumahnya setelah ia menghadiri klub sastranya. Setelah keluar dari mobil yang mengantarnya pulang, ia berjalan masuk ke rumahnya yang cukup megah, namun tak semegah kastil.

"Aku pulang!" seru Debby saat memasuki rumahnya.

Namun, baru beberapa langkah Debby berjalan, tiba-tiba saja ia mendengar suara keributan. Ia pun menyusuri sumber suara itu yang ternyata dari dapur.

PRANKK.

Debby langsung mundur selangkah saat tiba-tiba saja sebuah piring terbang jatuh ke depan kedua kakinya. Ia mendongak dan mendapati orang tuanya tengah berselisih. Belum Debby bertanya apapun, tiba-tiba saja ayahnya langsung melangkah pergi melewati Debby.

"Mom, apa yang terjadi?" tanya Debby sembari mendekati ibunya, Amanda Hugh, yang terlihat putus asa di kursi makan sembari meremas rambutnya karena frustasi. "Ada apa dengan Dad?" tanyanya lagi.

Amanda tak menjawab apapun dan hanya memejamkan kedua matanya. Debby takut mengganggu ibunya lagi. Tapi, seperti pertanyaannya baru saja dijawab saat ia melihat beberapa tumpukan dokumen surat di depan ibunya. Ia mengambilnya dan membacanya dengan seksama.

Baru beberapa baris Debby membaca, dahinya berkerut dalam. Ia menatap Amanda dan surat-surat itu bergantian.

"Mom, apa semua ini? Apa ini benar?" tanya Debby menuntut jawaban pada ibunya.

Amanda menghela napas sedikit kasar. Kemudian, ia menatap Debby dengan tatapan yang menyayat hati. "It's true. We have to face it."

***

"Perusahaan ayahmu bangkrut. Perjanjian dengan perusahaan Manfredo di Berlin gagal dan perusahaan ayahmu diminta untuk membayar ganti rugi. Ayahmu sudah menjual beberapa asetnya, tapi itu hanya menutupi 25% ganti rugi. Tidak ada cara lain selain menjual perusahaan."

Sudah lima tahun sejak perbincangan mengejutkan antara Amanda dan Debby itu. Tapi, itu tidak akan terlupakan begitu saja dari keluarga mereka.

Terlebih untuk seorang Dominic yang penuh akan ambisius dan kesempurnaan yang selalu ia kejar tanpa henti, bahkan sampai kehilangan perusahaan dan rumahnya. Hingga kini pun ia sampai menghampiri keluarga Manfredo di Berlin.

Dari sinilah semua masalah dimulai lagi. Karena keambisiusan dan kearoganan Dominic, perusahaan Manfredo tidak bisa menerimanya. Namun, begitu pula dengan Dominic yang tidak bisa menerima kekalahannya.

Seketika, kedengkian menyelimutinya dan membuatnya tega melakukan jalan apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau. Termasuk dengan menyakiti istri Richard yang tengah hamil dan membuatnya kehilangan bayi di dalam kandungannya.

Mengetahui hal itu, Amanda langsung terbang ke Berlin setelah tahu Dominic ditahan di penjara Berlin. Namun, apa daya. Semuanya terjadi tanpa bisa diduga. Amanda menjadi salah satu korban dari kecelakaan beruntun di jalan tol yang membuatnya meregang nyawa saat ia dibawa ke rumah sakit.

Saat itu Debby masih berusia 22 tahun. Dirinya merasa tergoncang hebat setelah mengetahui ayahnya tersangkut kasus dan harus kehilangan ibunya pula.

Belum sampai disitu. Karena bayang-bayang kesempurnaan dunia selalu menghantui Dominic, itu membuat Dominic kehilangan akal. Ditambah pula dengan meninggalnya istrinya yang sangat ia cinta. Mau tak mau, Debby harus merelakan ayahnya dirawat di RSJ saat ayahnya berperilaku tak wajar di rumah setiap saat.

Setelah kejadian itu semua, Debby tak bisa lagi hidup di Sydney. Tapi, dia memilih untuk pindah ke Berlin bersama ayahnya.

Debby tak ingin dirinya menyimpan dendam. Tapi, bagaimana bisa? Ayahnya dirawat di RSJ, ibunya meninggal, dan semua kehidupan lainnya. Dan itu bermula dari perusahaan Manfredo.

Sejak saat itu, Debby sudah bersumpah akan membuat keluarga Manfredo merasakan apa yang ia rasakan selama lebih dari lima tahun ini. Dia tidak akan melepaskan keluarga Manfredo.
—————————————————————————
Tbc.
Thursday, 2 November 2023

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang