27. One Day Together

36 3 0
                                    

"Kenapa kau tidak bisa ikut?" tanya Kynan penasaran.

"Karena hari ini aku ada jadwal lainnya," jawab Queen dengan cepat.

"Jadwal yang mana? Anitta berkata padaku kalau kau selalu mempunyai satu hari kosong setelah ada jadwal di luar negeri maupun di dalam negeri," ujar Kynan keheranan.

Queen yang mendengarnya tersenyum miring. "Apa kau sekarang pengorek informasi orang lain, hm?"

Kynan memejamkan kedua matanya dan menghela napas panjang. "Dengar, aku hanya meminta waktumu satu hari ini saja. Aku tidak tahu kenapa Mom datang kemari dan aku juga terkejut, tapi siang ini dia ingin bertemu kita. Karena yang Mom tahu kita punya hubungan yang baik."

"Oh, apa itu yang selalu kau katakan pada ibumu? Kalau kita punya hubungan yang dekat dan baik, begitu?" Queen menyindir.

Kemudian, Queen mendekati Kynan sembari menatapnya lurus-lurus. "Ingat, Kynan. Hubungan kita adalah sebatas rekan kerja," ujarnya dengan tajam, namun lirih, dan kemudian hendak berjalan pergi.

Namun, Kynan dengan cepat mencekal tangan Queen dan menatap Queen dengan tatapan memohon. "Kalau kau tidak datang, apa yang harus kukatakan pada Mom nanti?"

"Katakan saja padanya kalau aku sibuk. Mudah, kan?" Queen hendak melepas cekalan tangan Kynan. Tapi, Kynan tetap bersikeras tidak melepaskannya.

"Kau tahu sendiri aku tidak pernah berbohong," ujar Kynan.

Queen tersenyum miring. "Oh, maafkan aku, karena aku sudah memaksamu menjadi orang yang tidak baik dengan berbohong pada orang tuamu sendiri."

Kynan terdiam selama beberapa saat untuk bersabar menghadapi Queen yang temperamennya memang terkadang jadi sensitif seperti ini. Ia pun melepaskan cekalan tangannya perlahan, namun masih menatap Queen lurus-lurus.

"Boleh aku tanya alasan sebenarnya kenapa kau tak ingin ikut?" tanya Kynan dengan serius.

Queen memutar kedua bola matanya dengan jengah. "Apa itu harus?"

"Aku akan membiarkanmu pergi kalau kau memberikanku alasan yang sebenarnya," sahut Kynan. "Alasan yang logis."

Queen terdiam. Alasan sebenarnya? Itu jelas karena Queen tahu Kynan menyukainya.

Bagaimana kalau Kynan berharap lebih padanya nanti? Bagaimana kalau keluarganya juga berharap lebih pada hubungan mereka setelah pertemuan mereka kemarin? Queen tidak bisa menjaminnya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Kynan tiba-tiba menyadarkan lamunan Queen.

"Aku takut..." Queen tertunduk dan menggantung kalimatnya. "Aku takut keluargamu akan berharap tinggi pada hubungan kita kedepannya."

"Kenapa?"

Perlahan, Queen menatap Kynan tepat di kedua matanya. "Kita yang tahu sendiri bagaimana kita sekarang, Kynan. Sementara orang tua kita berharap pada hubungan kita. Tapi, aku tidak bisa menjaminnya dan itu hanya akan membebaniku."

Kynan benar-benar terkejut mendengarnya. Ternyata itulah anggapan Queen tentang hubungan mereka yang dipertemukan oleh orang tua mereka. Tapi, dia juga tidak bisa menyalahkannya. Ia mengerti sepenuhnya.

Sambil tersenyum, Kynan menggenggam tangan Queen perlahan. "Mom pasti akan mengerti," ujarnya lirih. "Aku juga mengerti. Kami tidak akan memaksa. Walaupun aku sangat ingin bersamamu, tapi aku akan berusaha untuk tak berharap tinggi padamu."

Kynan dapat melihat kedua mata Queen yang berkaca-kaca. Tapi, kemudian Queen langsung tertunduk dan Kynan melepaskan genggaman tangannya.

"Kalau kau tidak mau, aku—"

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang