13. Sensitive Queen

55 4 0
                                    

Hening. Sudah hampir dua jam setelah Queen dan Kynan keluar dari ruangan Tina, namun walaupun mereka kini tengah berkumpul bersama di ruang rapat pun masih tidak ada yang saling angkat bicara. Sementara Darek dan Anitta sama-sama hanya bisa diam dan saling pandang, bertanya-tanya apa mereka akan bisa baik-baik saja?

Di tengah-tengah itu semua, Anitta berdeham. "Apa aku boleh menyela keheningan yang mematikan ini?"

Anitta angkat bicara karena sudah muak dengan keheningan yang entah kapan berhentinya. Sementara itu, baik Queen maupun Kynan, tidak ada yang menanggapinya.

"Aku penasaran, kalau kalian diam-diam saja begini, kapan kalian akan membahas proyek yang Tina katakan tadi?" tanya Anitta dengan berani.

"Tadi Tina juga sudah berpesan kalau Queen dapat berbagi pengalamannya, memberitahu mana yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, supaya Kynan dapat mempelajarinya dan besok tidak membuat kesalahan," ujar Darek dan Anitta mengangguk menyetujuinya.

Queen menghela napasnya dan bersandar ke kepala kursi sembari bersedekap. Kemudian, ia menatap Kynan dalam-dalam. Sementara Kynan hanya tersenyum manis.

"Apa kau masuk ke agensi dengan menggunakan wajah tampanmu sebagai bayarannya?" tanya Queen dengan dingin.

"Terima kasih," ujar Kynan tiba-tiba tersenyum bangga, karena ketampanannya diakui oleh Queen.

"Aku tidak sedang memujimu," ujar Queen menggelengkan kepalanya. "Itu hanya pertanyaan lain dari 'apakah kau tidak ada kelebihan lainnya selain wajahmu?'"

Kynan menatap Queen sembari tersenyum lembut. "Bagaimana denganmu? Apa kau juga sama denganku?" tanyanya tanpa ia pikir.

Queen memajukan badannya dan menatap Kynan lekat-lekat. "Kita berbeda," ujarnya tersenyum miring. "Aku harus training dulu selama enam bulan dan itu bukanlah hal yang mudah. Kau tidak akan memahaminya."

"Wow, enam bulan itu cukup cepat," sahut Kynan yang justru mengekspresikan kekagumannya.

"Ya, saking cepatnya, membuat semua orang menuduhku menyuap perusahaan," sahut Queen cepat.

"Apa itu yang membuatmu tidak pernah terlihat bersama orang-orang di agensi? Karena mereka menjauhimu?" tanya Kynan tiba-tiba. "Atau karena kau yang menjauhi mereka?"

"Apa?"

Dahi Queen berkerut dalam bisa-bisanya Kynan bertanya seperti itu. Sementara Darek dan Anitta sudah langsung menundukkan kepala mereka, karena menganggap Kynan baru saja bersalah. Mereka tidak bisa ikut campur sekarang.

Queen hanya menghela napas panjang sembari memejamkan kedua matanya selama beberapa detik. Setelah itu, ia justru beranjak dan tersenyum tanpa arti yang jelas pada Kynan.

"Aku harus pergi sekarang, karena kurasa aku harus mengumpulkan energi yang banyak hanya untuk berbincang denganmu," ujar Queen penuh dengan penekanan. Belum Kynan berkomentar apapun, Queen sudah langsung keluar ruangan sembari membanting pintu dengan sedikit kasar.

"Aku juga akan marah kalau aku diberi pertanyaan sensitif seperti itu," ujar Darek asal.

Kynan berdiri dengan dahi yang berkerut tak mengerti akan sesuatu. "Aku bertanya-tanya, apa Queen punya banyak kepribadian?" ucapnya asal.

"Kenapa?" tanya Darek.

"Dia terlihat sangat berbeda saat sedang berkirim pesan denganku dan saat kami bertemu langsung," jawab Kynan menyuarakan suara hatinya yang sejak tadi ia pendam.

"Apa? Kau berkirim pesan dengan Queen?" tanya Darek terkejut dan Kynan mengangguk ringan. "Hebat sekali! Itu berarti kau laki-laki pertama di agensi ini yang memiliki nomor ponselnya!"

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang