Volusia County, Florida.
Bau obat-obatan yang sudah terasa familiar terasa sangat menyengat hidung. Itu membuat dahi Queen berkerut, karena merasa tak nyaman. Lagipula, siapa di dunia ini yang nyaman bersama bau obat-obatan yang menyengat di rumah sakit.
Tunggu. Rumah sakit?
Perlahan, Queen membuka kedua matanya. Walaupun ia masih terasa pusing dan pandangannya masih buram, ia tetap berusaha untuk mengedarkan pandangannya ke ruang rumah sakit yang terasa tak familiar untuknya. Tapi, dahinya semakin berkerut dalam saat sakit di perutnya kembali datang.
Queen tak mengerti. Sakit di perutnya ini terasa tak biasa. Ia bertanya-tanya, apa ini mungkin karena dua hari ini Queen sering mengonsumsi minuman beralkohol untuk menghilangkan rasa cemasnya?
Tapi, bahkan Queen dulu sering minum, kenapa dulu rasanya tidak seperti sekarang? Tidak mungkin ini hanya karena minuman alkohol. Tiba-tiba saja itu membuatnya merasa cemas.
Di saat Queen sedang memegangi perutnya yang sangat sakit, terdengar suara ribut-ribut di luar ruangannya. Ia dapat mendengar itu adalah suara Anitta. Hingga akhirnya, pintu ruangannya terbuka menampakkan Anitta dan Darek.
Anitta dan Darek yang tadinya ribut sendiri, tiba-tiba saja terkejut mendapati Queen yang sudah siuman dan menatap mereka dengan kebingungan. "Queen, akhirnya kau siuman juga!" seru Anitta menghampiri Queen dengan cemas.
Queen tersenyum kecil sembari mengangguk pada Anitta. "Darek? Ada apa kau di Florida?" tanyanya yang beralih pada Darek, karena penasaran.
"Aku baru saja sampai. Tidak ada banyak pekerjaan, jadi aku memutuskan kemari," sahut Darek tersenyum dengan canggung dan Queen hanya mengangguk.
"Queen, apa kau sudah merasa baikan? Bagaimana perutmu?" tanya Anitta dengan khawatir.
Queen hendak menjawab, tapi ada satu hal yang membuatnya heran. "Bagaimana kau tahu perutku sakit?" tanyanya keheranan.
Anitta dan Darek terlihat saling pandang dalam diam. Sementara Queen justru semakin bingung. "Anitta, ada apa? Apa yang dokter katakan?"
"Kau pingsan selama hampir delapan jam, Queen," ujar Anitta dengan cemas.
Wow. Queen sempat tercengang. Sebelumnya, ia tidak pernah pingsan selama itu. "Lalu, aku kenapa?" tanyanya lagi dengan cemas.
Anitta terlihat seperti enggan menjawabnya. Queen menatap Darek dan berharap Darek tahu dan menjawab pertanyaannya. Tapi, Darek hanya tertunduk sembari mengalihkan perhatiannya ke arah lain. Itu justru membuatnya semakin ketakutan sendiri.
"Kenapa kalian diam saja? Kenapa kalian tak berani menatapku? Ada apa sebenarnya?!" seru Queen yang sudah mulai kesal.
"Queen, kau..." Anitta mulai bersuara, tapi masih menggantung kalimatnya dengan sedikit takut-takut.
"Aku kenapa, Anitta? Katakan padaku sekarang!" Queen semakin mendesak Anitta.
"Seharusnya kehamilan sudah hampir memasuki usia satu bulan. Tapi..." Anitta menggantung kalimatnya dan kedua matanya tampak berair. Ia kembali tertunduk dan kemudian berkata, "Kau keguguran."
Jder! Rasanya seperti ada petir di malam hari ini, padahal tidak ada hujan dan cuacanya pun tidak mendung.
Apa? Keguguran? Ini pasti mimpi, kan? Ini tidak mungkin.
Bahkan, Queen saja tidak tahu kalau ia sedang hamil. Tapi... apa? Keguguran? Tidak. Ini pasti hanya candaan. Queen tidak bisa langsung mempercayainya begitu saja.
***
Husavik, Iceland.
"Apa?! Keguguran?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner for Life - HBS #3
Romance(COMPLETED) 🔞 Third series of Handsome Brotherhood Seorang Kynan Roderick percaya bahwa ia tidak perlu memiliki banyak hubungan, namun cukup hanya dengan satu perempuan dalam hidupnya. Prinsip hidupnya adalah berhubungan dengan perempuan sekali seu...