43. Worried

30 4 0
                                    

Pagi-pagi, Queen sudah berendam air hangat di jacuzzi yang menenangkan sambil menikmati pemandangan musim dingin lewat jendela. Ia dapat melihat dau-daun pepohonan yang sudah mulai memutih tertutup salju. Hari ini adalah hari terakhir di tahun ini dan salju terlihat semakin banyak menutupi jalanan di Berlin.

"Kira-kira apa yang harus kulakukan di tahun baru sekarang, ya?" gumam Queen bergumam sendiri.

Biasanya, Queen sering berpesta bersama Anitta, Morgan, dan George di apartemennya. Tapi, entah untuk malam ini.

"Mungkin aku bisa mengajak Kynan untuk bermalam tahun baru bersama," gumam Queen lagi dengan senyum penuh artinya.

Setelah beberapa saat Queen menikmati waktu tenangnya di jacuzzi, ia pun beranjak keluar untuk masuk ke kamarnya dengan menggunakan bathrobe. Kemudian, ia langsung berganti pakaian hangat, karena hari ini ia berencana untuk belanja sebentar.

Sebelum berjalan keluar kamar, Queen mengambil tas tangannya dan ponselnya yang sejak bangun tadi ia isi dayanya karena habis setelah semalam ia gunakan untuk video call bersama Kynan. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat banyaknya pesan dan panggilan tak terjawab dari Kynan sejak tadi. Seketika, ia terdiam dan membacanya.

Awalnya, Kynan memberinya ucapan selamat pagi yang manis seperti hari-hari biasanya. Tapi, karena Queen tak merespon, Kynan menjadi gencar menanyakan keberadaan Queen.

Tentu saja Queen tak menjawabnya karena setelah bangun tidur tadi pagi Queen langsung mengisi daya baterai ponselnya dan ia tinggal untuk melakukan hal lain. Kini, cepat-cepat, ia langsung membalas pesan Kynan.

Queen : Maaf, ponselku ada dikamar sedang diisi daya baterainya. Sekarang aku mau keluar belanja sebentar.

Setelah itu, Queen pun berjalan keluar dari apartemennya setelah memakai sepatu botnya yang kemarin. Namun, tak lama kemudian, ponselnya berdenting. Ia membaca pesan yang masuk dari Kynan di depan lift.

Kynan : Jangan belanja sendirian. Datang kesini dan tunggu aku saja dulu. Setelah itu, kita akan belanja bersama. Ingat, jangan pergi sendirian!

Queen menghela napas kecil saat membacanya. Tapi, tentu saja ia menuruti Kynan. Ia pun membalas pesan Kynan mengiyakan dan kemudian menekan tombol lift. Tak perlu menunggu lama, ia pun masuk ke lift setelah pintu terbuka.

Turun ke satu lantai, pintu lift terbuka. Bersamaan dengan Queen yang sedang bermain ponsel, seseorang masuk ke lift dan memilih untuk berdiri di belakang Queen.

Awalnya, tidak ada yang terasa aneh atau janggal. Tapi, Queen langsung terdiam dan fokus pada wewangian yang terasa tak asing baginya. Detik kemudian, kedua matanya melebar sedikit dan tubuhnya sedikit bergetar.

Tak salah lagi. Orang di belakang Queen adalah laki-laki yang sudah dua kali mencelakainya.

Selama beberapa detik, Queen tidak tahu harus bagaimana karena saking takutnya. Tapi, ia pun berusaha untuk memainkan ponselnya, walaupun kedua tangannya bergetar dan sudah mulai berkeringat dingin. Kemudian, ia berpura-pura sedang menelepon seseorang sembari menekan tombol pintu lift untuk keluar di lantai berikutnya.

"Oh, hai. Jadi, sekarang kita bertemu dimana?" Queen berbicara sendiri dengan teleponnya yang sudah ada di samping telinganya.

Tak lama kemudian, pintu lift pun terbuka. Queen langsung melangkah keluar yang ternyata ini ada di lantai tiga, padahal dia perlu ke lobi di lantai satu. Setelah ia keluar, pintu lift pun tertutup.

Seketika, Queen yang lemas langsung berpegang pada tembok di sampingnya. Ia berbalik menatap lift dengan tubuh yang sedikit bergetar dan sedikit susah menelan air ludahnya. Rasanya seperti setelah ini dia akan menangis karena saking takutnya.

Partner for Life - HBS #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang