"halo adik adik, selamat sianh" siswa siswi kelas 10 MIPA 1 yang tadinya sedang mengobrol lantas kembali ke tempat duduknya, termasuk jeno yang tadi sedang memakan bekal dari taeyong yang kali ini di ospek hari ketiga alias hari terakhir membawakan nasi merah dengan daging ayam yang sudah disuwir serta sambal. Jeno sendiri tidak tahu kapan taeyong menyiapkan sarapan sepagi ini.
Ia menatap ke depan, ia masih melihat ada mark yang berdiri di dekat pintu sambil melihat rundown acara.
"siang kak" suara serempak dari siswa siswi kelas MIPA 1.
"jadi, karena hari ini hari terakhir masa orientasi siswa. Kakak kakak pendamping mau ngucapin terima kasih yang sebesar besar nya buat adik adik yang mau ngikutin acara orientasi siswa sampai selesai. Oh jangan lupa kalau jumat besok adik adik diwajibkan untuk mengikuti penerimaan Tamu Ambalan atau PTA di sekolah. Untuk surat izin, boleh langsung di berikan ke kak mina ya" kakak kelas yang dipanggil mina itu tersenyum lebar kemudian berjalan sambil menarik lembar surat izin yang memang sudah diberikan oleh paniti di hari pertama.
"Arkhana taeyong, kamu saudaraan sama mark?" mina bertanya saat menyadari kalau wali yang menandatangani surat izin jeno adalah wali yang sama dengan wali pria yang sedang dekat dengannya.
jeno hanya tersenyum dan menyengir. "saya adeknya mark, kak" ujar nya. Mina hanya menganggukan kepalanya kemudian menoleh ke arah mark. Mark seolah paham, hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
"karena kalian berjumlah tiga puluh dua siswa, kami akan membagi kalian menjadi dua kelompok untuk kegiatan penerimaan tamu ambalan nanti. Untuk regunya campuran, tapi tenang saja untuk tenda tetap dipisah bagi anggota laki laki dan perempuan" mereka terdiam saat mendengar nama nama regu perlahan disebut.
"....Nathaniel Jaemin, Ishana Yeji, sama yang terakhir Sabiru jeno. udah enam belas kan regu satu?" tanya salah satu kakak tingkat bernama hendery kepada mark yang sedang mencatat. Mark menganggukan kepalanya. "udah"
"jadi karena udah ada enam belas, berarti sisanya menjadi satu regu ya"
"baik, kak"
"kalau begitu, dari kami undur diri ya. Sekali lagi selama kami mengampu adik adik semua ada kesalahan, kami mohon maaf sebesar besarnya. Tapi tenang saja. Kemungkinan besar nanti kita bakal tetep hadir karena beberapa diantara kita yang jadi anggota palang merah dan kak mark pasti bakal tetap ngehandle acara. Jadi kalau kalian ada yang bingung dan ngga tau kakak kakak dewan nya, kalian panggil aja kak mark kalau ada kak mark" mark hanya tersenyum saat dirinya lagi lagi ditumbalkan.
"ya sudah, kami pamit dulu. Sampai jumpa di event osis selanjutnya adik adik. Kalian bisa ngebahas barang barang yang harus dibawa. Kalian boleh ada di kawasan sekolah sampai pukul empat sore saja ya!"
"oke kak"
Setelah beberapa kakak tingkat mereka keluar, Jeno bisa melihat mark menghampiri dirinya. "baliknya tungguin gue. Gue ada evaluasi bentar" ujar nya kepada jeno. jeno mengangkat ibu jari nya.
"oh kalian regu satu juga" ujar jaemin sambil melihag renjun dan haechan yang duduk di lantai di belakang agar tetap muat mengingat tidak hanya mereka saja yang sedang duduk duduk melainkan ada beberapa teman wanita mereka.
"Mending langsung dibagi aja kali ya? Oh by the way, gue yeji" yeji mengenalkan dirinya di samping renjun.
"hi, gue lia. ini ryujin" ujar wanita yang sepertinya chinese juga sama seperti renjun.
"ya udah langsung aja ya dibagi" ujar jaemin sambil membawa catatan yang berisi barang barang bawaan apa saja yang wajib dibawa.
Jeno hanya merebahkan kepalanya di kursi sambil menyaksikan diskusi teman teman nya. "duh gue izin ke toilet bentar ya" ujarnya saat merasakan keinginan yang ada di kandung kemih nya terasa di ujung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
FanfictionSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...