"udah jen, jangan aneh aneh" jeno yang sedang bersiap berangkat sekolah menoleh saat dirinya ditegur oleh taeyong yang berada di belakang nya. taeyong masih memegang kertas kertas dengan laptop yang masih menyala, ah tak lupa sebatang rokok di asbak yang masih menyala dengan jajaran gelas gelas kopi yang sudah habis pertanda sang pemilik tidak tidur semalaman.
"jangan khawatir, mas. Kalau gue ngga tanya sekarang nanti dia keburu kabur" jeno berujar sambil menaikkan jaket kulit miliknya. Hari ini setelah sekian lama dia hanya menaiki sepeda miliknya dan nebeng mark, dia akhirnya mengeluarkan motor nya dari kandang.
"bawa ini, taruh di sana tanpa dia tau" taeyong melempar sebuah kotak kecil seukuran dadu ke arah jeno. jeno menganggukan kepalanya kemudian tersenyum. "jangan khawatir, mas. Gue bakal baik baik aja" ujar jeno sambil menaiki motornya kemudian memakai helm full face miliknya.
"kalau ada apa apa, langsung kasih tau. hati hati" jeno hanya mengangkat ibu jarinya sebelum menjalankan motornya meninggalkan taeyong yang melotot karena ia melihat ada amanda ikut membonceng motor jeno sembari memeluk tubuh jeno dan melambaikan tangan ke arah dirinya.
"aku tahu kamu ikut aku" jeno berujar di lampu merah. Amanda yang berdiri di jok motor nya menyengir. "aku ikut sekolah ya?" ujarnya sambil berdiri berpegangan pada bahu jeno walau tentu tidak terasa sama sekali karena menembus.
"ada banyak hantu jelek disana, jangan jauh jauh" jeno memperingatkan saat motornya sudah berbelok di lingkungan sekolah. Dia bisa melihat sudah banyak orang yang berangkat sementara dirinya masih duduk di motor menunggu amanda turun.
"ingat, jangan kemana mana dan jangan jauh jauh. mengerti?" jeno yang melepas jaketnya menunduk ke arah amanda. "mengerti. aku akan duduk di samping jeno" jeno hanya menganggukan kepalanya kemudian berjalan menuju kelasnya bersama dengan amanda yang berlari lari saat bertemu sosok anak kecil yang berada tidak jauh dari dirinya.
"Lo ngapain?" jeno bertanya kepada jaemin yang sudah berangkat lebih awal dan duduk dengan anteng di depan buku miliknya. "lo ngga liat hape apa gimana anjing? kita ulangan fisika hari ini"
jeno yang baru duduk melotot. "hah? hari ini banget? seriusan?" ujarnya sambil mencari cari dimana buku paket nya berada. "kalau gue bohong mana mungkin yang lainnya rajin banget buka buku fisika kaya gini di pagi hari" jaemin berujar ngegas kepada jeno. jeno mendengus kemudian membuka bukunya mulai mengerjakan soal soal di buku.
"kalian udah nyampe mana belajarnya?" haechan yang baru berangkat dengan terburu buru menanyakan kepada jaemin dan jeno.
jaemin melirik haechan. "gue aja kaga paham selama hampir satu semester kita ngebahas apa aja anjir" ujarnya sambil mencoba berdoa supaya diberikan kemudahan.
"oke, tos dulu" haechan berujar.
"jeno-eh" jeno menoleh saat namanya dipanggil oleh yeji apalagi yeji yang langsung menghentikan langkahnya saat melihat amanda yang sekarang duduk di meja sembari menggoyangkan kaki nya.
"oh kamu bisa lihat aku ya?" amanda bertanya kepada yeji yang hanya meringis canggung.
"dia bisa lihat kamu, manda. Jangan menakuti teman temanku" mendengar jeno berbicara sendiri, teman temannya yang berada di samping dan depannya langsung menatap jeno horor. "jen, jangan nakut-nakutin elah. ini masih pagi" renjun mengusap tengkuknya yang tiba tiba merinding karena ditiup jahil oleh amanda. melihat renjun ketakutan amanda terkikik geli.
"kenapa yeji? don't mind her" jeno bertanya kepada yeji tentang apa yang akan dia tanyakan tadi.
"oh iya, katanya kamu ngga buka handphone ya? kak yeeun bilang kalau ldks gabungan besok minggu. tolong dibuka grup nya ya jeno, soalnya udah ada pembagian kelompok dan kita sekelompok lagi dan ada barang barang yang harus dibawa karena kita ldks di kaki gunung" jeno menganggukan kepalanya. ia memang tidak membuka ponsel semalam karena membantu taeyong mencari bukti setelah bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
FanfictionSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...