"jen, jaem, lu pada ngeliat yeji kaga?" jeno yang sedang memegang es teh nya menoleh saat lia dengan terburu buru bertanya kepadanya. jeno dan jaemin yang baru kembali dari kantin menggelengkan kepalanya. "engga kok. kita baru aja balik dari kantin. emang yeji kemana?" tanya jeno saat melihat lia dan ryujin nampak panik.
"ya itu dia ternyata ngga masuk dari jam pertama. izinnya ke toilet tiba tiba ngga balik. hp juga ga bisa dihubungi. gue takut dia kenapa napa" ryujin menambahkan panik. jeno dan jaemin saling pandang. "ya udah kita bantu cari deh biar kalian lega" ujar jaemin memberikan keputusan.
"kalian coba cari ke taman atau ke perpus, kita berdua nyari ke tempat lain. nanti kabarin kalau misalnya udah ketemu" jaemin dengan sigap berujar. ia menatap minju yang memegang ponsel nya sambil mengangguk. ia menarik minju untuk mengikuti dirinya dan jeno yang mulai melangkah. Gawat kalau misalnya minju ikutan hilang.
"kalian berdua mau kemana? panik banget perasaan?" renjun keluar dari perpustakaan bersama haechan, tadi mereka berdua disuruh mengembalikan buku paket oleh guru karena mereka sebangku dan ketahuan bercanda.
"lu tau yeji ngga? ada di sini?" haechan menggelengkan kepalanya. "gue ngga liat sih, emangnya kenapa? palingan juga sama temen temennya" haechan berkomentar.
"ini yang ngelaporin hilang malah temennya. pokoknya lu bantu dah sebisa mungkin. gue, jaemin, sama minju mau nyari ke tempat lagi. ntar kabarin gue kalau lu tau dimana" jeno menepuk bahu haechan yang mengangkat ibu jarinya kemudian menyeret kerah leher renjun untuk mengikuti kemana dia melangkah.
"kita mau nyari kemana?" minju yang berada di tengah jaemin dan jeno menoleh ke arah dua orang pria di sampingnya. "cari aja dulu lah kemungkinan dimana yeji berada" jaemin menyarankan. jeno mengangguk setuju. ketiganya memutuskan untuk mencari ke halaman depan sampai jeno menghentikan langkahnya.
"kenapa jen?" jeno menggelengkan kepalanya kemudian menunduk saat melihat kemeja nya ditarik tarik. Ia melihat amanda sudah menangis ketakutan sambil menunjuk ke suatu arah.
"kenapa?" lirihnya. amanda menunjuk ke arah yang sama sambil menangis. "teman jeno disana. disana. disana" hantu anak kecil itu berusaha menarik jeno menuju tempat yang ditunjuk walau sambil menangis ketakutan.
"jen, gimana?" jeno menoleh ke arah jaemin yang bertanya dengan minju yang meremas sweater jaemin karena ketakutan dengan jeno yang berbicara dengan 'teman' nya.
"temen gue tau dimana yeji, ayo ikut" ujar jeno sambil berlari mengikuti amanda yang berlari menunjukkan arah. melihat jeno berlari, minju dan jaemin juga ikutan mengejar kemana jeno melangkahkan kakinya.
"fuck, tempat apa ini" jaemin langsung mengumpat saat melihat mereka sudah berhenti di depan toilet yang dimaksud oleh amanda. jeno menelan ludahnya. Yeji disini?
"dia pingsan, jeno. aku coba melarangnya ke sini karena banyak orang orang jelek tapi dia tetap kesini. tolong dia jeno" mata jeno langsung dengan sigap melihat yeji yang ternyata sudah berbaring di depan toilet.
"yeji yeji" jeno langsung menepuk nepuk pipi yeji yang tidak sadarkan diri. jaemin yang masih menggandeng minju melihat sekitar. "mending dibawa ke uks aja, jen. lebih aman kelihatannya daripada disini" paham maksud jaemin, jeno kemudian menggendong yeji dengan cepat. menjauh sebisa mungkin dari tempat yang paling tidak mau ia datangi di sekolah.
sesampainya di uks, jeno membiarkan yeji di tangani oleh anak anak palang merah sementara dia berusaha berdoa mencoba menghilangkan sosok sosok yang berada di dekat mereka yang hendak bergantian masuk ke raga yeji untuk tidak mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
FanfictionSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...