cafe ;-the untold story

707 120 4
                                    

"duh maaf banget gue habis bikin cake jadi agak berantakan gini. oh lu udah pesen sesuatu gitu?" taeyong, masih dengan celemek bebek nya berujar kepada yeji yang sedang duduk di salah satu meja yang ada di cafe nya.

"oh ngga papa mas, saya yang harus nya minta maaf karena ganggu waktu kerja mas" ujar yeji berbasa basi. taeyong hanya tersenyum. "santai aja jangan kaku kaku" ujarnya sambil mengibaskan tangannya.

"jadi gimana? kenapa repot repot nyariin gue jauh jauh kesini?" taeyong langsung berujar tanpa basa basi. ia bisa melihat kalau yang lainnya sedang menguping tipis tipis pembicaraan antara dirinya dengan teman jeno yang ia bantu kemarin.

"tentang anita" yeji meremas kedua tangannya yang tertaut di atas meja. Menahan semua ucapannya karena ia ragu dan bingung harus memulai dari mana pembicaraan ini.

taeyong dengan wajah tampannya memilih untuk menatap yeji dalam dalam kemudian mengangkat satu alisnya sementara bibirnya tersenyum tipis. "kenapa? bicara saja. mereka semua tau tentang anita" ujar taeyong sambil menunjuk para pegawainya yang hanya tersenyum canggung.

"anita... anita... anita tidak dibunuh" yeji mengeluarkan statement nya. ia menatap takut takut ke arah pemilik cafe tampan dihadapannya ini karena takut ia mendapat respon buruk atau bahkan mereka tidak meyakini ucapannya.

tapi yang yeji lihat pria dihadapannya malah tersenyum tipis dan mengangguk. "tau kok" jawabnya. yeji mendongak.

"iya gue ngerti apa yang lo maksud. tapi tidak mengetahui detail nya. Jadi tolong beritahu apa yang lo lihat kemarin" ujar taeyong sembari menyandarkan tubuhnya di kursi, mengalihkan pandangannya ke arah lain saat ia menyadari kalau gadis di hadapannya ketakutan saat ia pandang lekat-lekat.

"Aku melihat dia sedang berdiri dengan pak anton. Mereka bertengkar di sekolah karena pak anton selingkuh dengan perempuan lain. Mereka bertengkar di toilet belakang. Pak anton mukul anita pake balok kayu sampai anita ngga sadar. Lalu beliau ngambil tali buat ngiket anita di toilet dan ngebersihin semuanya" dengan gemetar, yeji menjelaskan apa yang ia alami. taeyong mendengarkan dengan saksama penjelasan dari yeji kata demi kata. mencoba mengingat ingat dalam memorinya.

"minum dulu" taeyong tersenyum tipis saat jeno mendekat dengan membawa gelas berisi air dingin kepada yeji yang langsung diterima dengan senang hati. Ia meneguk minumnya hingga tandas saking gemetar nya.

"masih kebawa mimpi ya?" taeyong tiba tiba berujar. yeji menoleh. "iya?"

"lo masih kebayang bayang sampai kebawa mimpi ya? anita ngikut ke rumah?" yeji menganggukan kepalanya. sedikit terkejut karena tiba tiba pria dihadapannya menebak apa yang terjadi dengan dirinya hanya dengan menatap matanya. Dia itu cenayang ya? kol bisa tahu kalau semalam ia ditakuti oleh anita bahkan meminta mamanya tidur di kamarnya karena hyunjin sedang menginap di rumah temannya.

"sebentar ya, gue usir dulu. Kembaran lo kemana? biasanya dia yang ngusir?" taeyong berujar sembari bangkit dan mendekat ke arah yeji. "lagi nginep di rumah temennya" yeji menjawab jujur.

taeyong hanya menganggukan kepalanya. "izin pegang bentar ya" ujarnya sambil menutup mata yeji dengan telapak tangan nya. ia memejamkan matanya sejenak kemudian menggumam doa beberapa kali.

"udah. Jangan jauh jauh dari kakakmu ya. Karena cuma dia yang bisa ngusir. habis ini langsung mandi kalau sampai rumah terus baca doa. Udah ngga balik lagi ke rumah, kalau misalnya masih neror, lo telepon jeno aja buat minta nomor gue. Dan thanks buat informasi berharga nya"

***

"jadi gimana?" taeyong  menghela napas kemudian menyandarkan kepalanya di meja begitu yeji pulang di jemput oleh kekasihnya. Ia mendesah lemas karena bukan hanya anita yang ikut ke rumah bersama yeji tapi ada beberapa sosok lain yang ikut dan kalau kalian mengira mengusir sosok itu gampang kalian salah besar.

cape bos.

apalagi taeyong yang kurang tidur semalaman karena harus lembur dan siang bekerja di cafe, rasanya nyawanya hendak dicabut dan terbang melayang (ini lebay aja karena sebenarnya taeyong ngga pernah tau gimana dicabut nyawanya)

"nih, kayanya lo butuh ini deh" jaehyun memberikan minuman berwarna pink terang kepada taeyong yang mencoba mengatur napas nya. "thanks jae"

Taeyong kemudian meminum minuman dari jaehyun sambil mrngatur napasnya. "jadi?" jaehyun menodong pertanyaan kembali setelah taeyong meminum minumannya.

taeyong mengangkat bahu. "ya ngga gimana gimana" jawab nya acuh.

"kok? bukannya udah jelas kalau dia dibunuh sama pak anton? mana pak antonnya masih berkeliaran bebas tanpa rasa dosa" jeno protes.

taeyong mendengus. "terus menurut lu kita harus ngapain biru? mikir! masa iya tiba tiba kita ngajuin laporan ke kepolisian atau ke kantor berita sambil ngomong 'pak kematian anita dua puluh tahun lalu itu bukan karena bunuh diri tapi karena dibunuh pacarnya si tukang selingkuh' terus waktu ditanya kamu tau dari mana masa iya kita njawab tahu dari arwah nya anita? mana mau mereka nerima laporan kalau begitu. Mikir makanya! mikir!" mereka yang ada di sana terdiam mendengar ocehan taeyong. benar juga. tidak mungkin mereka melaporkan ini tanpa bukti.


"kalau misalnya kita tuntut pake kasus baru kira kira pak anton ketangkep ga ya?" jeno berceletuk.

taeyong yang tadinya sedang bersembunyi di balik lipatan tangannya kemudian mendongak dan menunjuk jeno dengan telunjuk nya. "gue peringatin jangan ngelakuin apa yang sekarang ada di pikiran lo ya! soalnya diantara kita yang terang terangan nantang si anton itu lo soalnya"

mendengar ancaman taeyong, jeno merengut. "iya iya"

—————

jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang