cafe;-pergi

668 113 7
                                    

"masak masak sendiri, makan makan sendiri. Cuci baju sendiri, tidur pun sendiri~~" Jeno yang sedang menghitung uang di kasir menggelengkan kepalanya saat pemilik cafe nya tengah 'kumat' gilanya.

Kebetulan sekarang jam empat sore dan sedang tidak ada tamu yang datang, makanya mas arkhan keluar dari dapur, ikut membantu membereskan meja dan mengepel lantai sembari berkaraoke rela. Cakep cakep begitu mas arkhan selera lagunya dangdut jadul kaya jaja miharja, iyeth bustami, wah kadang kadang aja suka muter lagu ayu ting ting.

Sebuah hal yang berkebalikan dengan cafe khas anak anak muda yang biasanya lagu lagu indie dengan petikan petikan gitar sebagai iringan. Cafe ini, begitu pelanggannya pergi, genre nya berubah menjadi--

"KESANA KEMARI MEMBAWA ALAMAT OY OY NAMUN YANG KU TEMUI BUKAN DIRIMU. SAYANG~~~~ YANG KU TERIMA ALAMAT PALSU~~"

dangdut.

Awalnya jeno mengalami culture shock karena kelakuan pemilik cafe nya yang ganteng cuma tampak wajahnya saja, tapi sekarang dia sudah beradaptasi. Bahkan dia ikut menggoyangkan kepala dan badannya mengikuti musik yang diputar.

"PANTURA MANA SUARANYA~~~" dengan memegang pel yang digunakan sebagai microfon, taeyong kembali bernyanyi.

"APA SALAHKU APA SALAH HIDUPKU, HIDUPKU DIRUNDUNG PILU~~" Kali ini lagu dari boy band indonesia, wali, kembali terputar di cafe estetik penuh tempat foto ini. Siapa lagi kalau bukan pemilik cafe yang menjabat sebagai vokalis utama hari ini. Bernyanyi seolah tidak ada beban. Melupakan kalau dia sudah memiliki jabatan lain yang terkesan menyeramkan karena masih dibawah naungan kepolisian.

"IBU IBU BAPAK BAPAK SIAPA YANG PUNYA ANAK BILANG BILANG AKU AKU YANG TENGAH MALU SAMA TEMAN TEMAN KU KARENA CUMA DIRIKU YANG TAK LAKU LAKU"

kali ini tidak hanya taeyong saja yang bersuara, jeno, mark, serta sungchan yang baru saja selesai mencuci piring ikut melakukan 'pesta' kecil-kecilan hari ini. Keempatnya bernyanyi sambil melompat lompat kecil, sungchan yang menyanyi sembari memegang kemoceng pun menyumbang suaranya.

"hah hah, udah udah. Cape gue" taeyong mengeluh sembari memegang dadanya, mengatur napas nya yang sudah hampir habis serta suaranya yang takutnya menghilang karena habis dipakai untuk karaoke.

"kayanya mas udah tua deh, udah engap begitu" mendengar ocehan si termuda, taeyong menatap tajam ke arah sungchan kemudian memukul pantatnya dengan kemoceng yang sungchan bawa. "ngomong sekali lagi. Coba. Ngomong sekali lagi" ujar taeyong sambil memukul pantat sungchan yang hanya bisa mengaduh sambil tertawa tawa.

"jaehyun kemana?" taeyong bertanya saat ia hanya bisa melihat tiga orang karyawannya saja. Sementara jaehyun tidak menunjukkan batang hidungnya yang mancung. mark mengangkat bahu. "katanya ada pertemuan keluarga. Dijodohin kali" Jawabnya asal.

"gue kadang ga habis pikir sama pola pikir orang kaya deh, getol amat ngejodohin anaknya" taeyong berujar. Jeno menganggukan kepalanya. "betul. Gue ngga relate banget" ocehnya.

"tapi beneran kayanya mau dijodohin" sungchan memberi tanggapan yang dihadiahi tatapan dari ketiganya. "i was joking, bro" mark menggelengkan kepalanya panik karena dia tadi betulan bercanda. Tidak bermaksud untuk mengatakan hal yang sebenarnya telah terjadi.

"tadi rumah nya ramai waktu gue kesini. Kan gue sekarang udah ngga tinggal di rumah utama, ya. gue lihat tadi ada tiga mobil dateng ke rumah terus mobilnya mas jae ada disana kayanya ngga mungkin dia lagi kuliah deh" sebagai orang yang tinggal di kawasan yang sama dengan jaehyun, sungchan berbicara.

"cok, buset beneran dijodohin" taeyong berujar setengah kaget setengah tidak percaya.

"nanti tanya sendiri deh" sungchan membalas apa adanya sambil mengambil alat untuk mengelap kaca.

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang