cafe;-wedding

789 122 3
                                    

"sorry banget gue ganggu waktu kalian, ya. Gue mau nanya buat tanggal 19 sampai tanggal 21 besok ada yang free nggak ya?" jeno memimpin rapat anggota MPK khusus kelas sepuluh yang hendak naik kelas.

"Gue kosong kalau misalnya ngga nginep. Emang kenapa?" anggotanya bertanya. Jeno tersenyum tipis. "osis bakal ngadapin DKPO*. Gue pikir kemarin bakalan bolak balik jadi shift-shift an per hari. Tapi ternyata acaranya kaya diklat kemarin, outdoor di tempat camping. jadi ngga memungkinkan untuk kita bolak-balik. Pengurus lagi ngurusin reorganisasi jadi minta perwakilan yang dateng kelas 10. Jadi siapa yang bisa?" jeno bertanya. Sebenarnya dia juga tidak yakin kepada anggota nya yang mau bertugas untuk tiga hari berturut turut apalagi di luar kota.

"gue ngga bisa jen, lo ngomongnya mepet banget soalnya. Gue ada tanding lusa tanggal dua puluh" jeno mengangguk paham. "gue juga baru dikasih tau perubahan ini sama osis barusan, makanya gue pusing nyari siapa yang bisa. Ya udah gue volunteer dah, sekarang siapa yang bisa buat nemenin gue disana. tenang, kita ngga harus bayar tiket, ngga harus bayar uang transpor, juga makan. Semuanya ditanggung osis. Tugas kita cuma ngawasin terus ngevaluasi kegiatan mereka sama ngasih laporan" kembali, jeno mengingatkan. masih tidak ada yang menjawab. tentu saja ini cukup susah karena seperti yang diberi tahu ini mendadak, pasti mereka kesusahan minta izin dan jeno untungnya dapat libur. mas arkhan lsgi ada kerjaan di luar kota jadi cafe diliburkan.

"gue aja ngga papa. Kita ngga ada tanggungan lagi kan?" jeno menoleh menuju sumber suara dimana dia bisa melihat yeji yang duduk di bangku ketiga dari depan mengangkat tangannya. ia cepat-cepat menganggukan kepalanya. "iya. cuma tinggal bawa baju ganti aja. gimana? yang lain setuju ngga nih kalau gue sama yeji? atau ada yang mau gantiin gue?"

mereka cepat cepat menganggukan kepalanya. jeno berdecak. "ya udah. yeji, besok dateng ke sekolah lebih awal ya kita naik bus bareng anggota osis. Nanti gue setor nama lo" yeji menganggukan kepalanya.

"kayanya itu dulu sama gue. lanjut siapa lagi nih. Bendahara"

Rapat itu berjalan selama dua jam lamanya sampai jeno menguap dan mengizinkan rapat untuk selesai. Ia kemudian keluar dari ruangan paling akhir dengan memakai sandwich yang ia bawa sebagai bekal. Karina yang memasaknya. Walau sedikit gosong tapi lumayan lah sebagai pengganjal makanan.

"jen, lo mau langsung balik apa gimana?" jeno menoleh saat namanya disebut. ia mengunyah sandwich di mulutnya sambil menganggukan kepalanya. "iya. kenapa? mau nebeng?" Jeno bertanya. Yeji menatap jeno ragu.

"Karina menikah sekarang, kan? Kalau gue dateng ngga apa apa?" jeno mengulum senyum dan menganggukan kepalanya. "selama lo ngga gamon dan ngerusak acara, kayanya dia setuju setuju aja" ujarnya bergurau. Yeji menggeplak ketua muda mpk dihadapannya membuat jeno mengaduh.

"gue udah ikhlas kali. Udah menerima keadaan" jeno menganggukan kepalanya. "bagus kalau gitu. Soalnya kalau gamon lo gamonin suami orang" lagi lagi yeji merengut kesal.

"iya ayo ikut bareng gue. untung sekarang lo pake celana ya" jeno berkomentar sambil menaiki motornya. yeji mendengus. Kali ini ia bisa naik motor jeno dengan mudah sambil bertumpu pada bahu jeno.

"gue bawa kado tapi buat dedek bayinya. Ngga papa?" yeji sedikit berteriak berbicara dengan jeno karena jeno membawa motornya cukup kencang. jebo membuka kaca helm nya. "boleh. Malah alhamdulillah" sahutnya sambil terkekeh, yeji memutar bola matanya kesal.

"masuk aja dulu, bantu bantu karina make up. Gue mau nata tempat dulu" ujar jeno. Yeji menganggukan kepalanya mengekor kemana jeno melangkah. jeno mengetuk pintu. "karin, ada tamu" ketuknya tiga kali.

"ya, sebentar" ujar karina membalas samar samar. Ia kemudian membuka pintu. Sepertinya ia baru saja mandi dan wajahnya masih pucat.

"kenapa kak?" tanya nya.

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang