cafe;-try

707 130 3
                                    

"dengan perolehan suara sebesar delapan puluh sembilan koma lima persen, untuk ketua MPK periode ini jatuh kepada Sabiru Jeno" Jeno yang sedang duduk di meja depan hanya bisa tersenyum tipis, melemaskan tangannya yang terkepal di antara dua kakinya lega karena hasil nya sudah selesai.

Jeno, menang mutlak pada pemilihan kali ini.

"terima kasih kepada rekan-rekan semua yang sudah mempercayakan saya. Kedepannya, saya akan meminta bantuan kepada kalian agar kita bisa berjalan bersama sama nantinya, terima kasih" ujar jeno memberikan kalimat penutup setelah diumumkannya ketua baru pada pemilihan kali ini.

"selamat ya, jeno. semoga amanah" jeno tersenyum saat  kepala sekolah menyalami dirinya. "terima kasih, pak. Amiin" balas nya sambil menundukkan kepalanya.

satu per satu teman teman menyalami jeno, mengucapkan selamat atas terpilihnya jeno sebagai ketua mpk yang tentu saja memiliki tanggung jawab lebih besar. 

"jen mau langsung balik?" jeno menganggukan kepalanya. "iya, kak. Kak yeeun langsung pulang. Pulang sama siapa?" jeno bertanya. Yeeun menunjuk motor yang terparkir di jajaran parkiran. "oh, hati hati ya kak. Jangan ngebut ngebut" jeno berujar. yeeun tersenyum. "thanks. lo juga. hati hati nyetirnya apa lagi bawa anak orang" ledeknya membuat jeno tertawa pelan mengerti apa yang dimaksud yeeun.

Tentu saja siapa lagi oknum yang sekarang semakin sering mengisi bangku belakang motornya.

"mau langsung pulang atau mau jalan kemana dulu?" jeno bertanya setelah yeji duduk di bangku belakang motornya. yeji, dengan kebiasannya bersandar di bahu jeno sambil jeno mengendarai motor.

"kamu mau kemana? Kalau aku langsung pulang aja, mama juga udah masak" yeji berujar di telinga jeno. Jeno menganggukan kepalanya. "aku mampir buat ambil kue nya sungchan ngga papa? sebentar kok. Ambil doang. ngga papa?"

yeji menganggukan kepalanya. "boleh, kok. Santai aja. Aku ngga diburu-buru waktu" yeji berujar.

"kamu mau kemana lagi habis ini? kerja atau mau ke rumah sakit?" yeji bertanya kepada jeno. jeno menoleh sekilas. "kerja dulu. Nanti jam sepuluh gantian buat jaga di rumah sakit, biar yeonjun tidur. Nanti kalau yeonjun  udah tidur gantian aku yang tidur" jeno berujar.

yeji terdiam. "ingetin aku buat bawain eye mask buat kamu. Matanya udah kaya panda banget itu. Kurang tidur ya? pantes" jeno tertawa pelan. "aye aye, madam" ujarnya sembari terkekeh.

yeji mencubit pinggangnya pelan. "karina masih belum bangun?" jeno menggelengkan kepalanya. Ini sudah hari ketiga tapi karina masih belum terbangun. Biasanya jeno dan yeonjun bergantian izin sekolah untuk menjaga di pagi hari dan kebetulan siang hingga sore ini, yeonjun dibolehkan izin bekerja dan di sekolah pun pulang lebih awal jadi jeno memutuskan untuk sekolah full hari ini.

"bayinya udah di kasih nama?" jeno lagi lagi menggelengkan kepalanya. "nunggu karina bangun. Yeonjun tau Karina udah nyiapin nama" jawab jeno sambil menghentikan motornya di toko kue.

yeji mengekor kemana jeno melangkah sambil melihat lihat sekitar. Jeno yang sedang berdiri di kasir menoleh saat ia merasa yeji berhenti mengekor dan melihat deretan kue kue. tersenyum tipis jeno mendekat. "mau? kalau mau boleh kok beli, sini sekalian" jeno menawarkan.

yeji menggelengkan kepalanya ribut. "nggak, nggak usah. Nanti kalau aku makan kue aku bablas nggak makan malam" ujarnya panik.

jeno tersenyum tipis. "beneran? kalau mau beli mumpung disini loh"

yeji menganggukan kepalanya mantap. "iya. Nggak usah, beneran deh" ujarnya. jeno akhirnya menganggukan kepala. "oke kalau gitu" sambungnya sebelum membayar pesanan sungchan sementara yeji masih asik melihat lihat.

"nyampe gerbang depan aja, jen. Mama papa belum pulang, lagi kondangan biasa" ujar yeji kepada jeno yang sudah memasuki kawasan rumahnya. Jeno menghentikan motor matic nya di gerbang depan rumah dekat pos security.

"beneran?" yeji menganggukan kepalanya. "nanti pulangnya habis maghrib. mending kamu berangkat kerja sekarang daripada telat kan. itu juga lagi bawa titipan orang" ujar yeji membuat jeno tersenyum, benar juga.

"benar. Ya udah nih, buat kamu" ujar jeno sambil memegang paper bag kecil seukuran ponsel nya yang tertutup rapi. yeji mengerutkan keningnya. "apa nih?"

jeno menggeleng sambil tersenyum. "ada deh. Buka nya kalau udah di dalam rumah, ya. Jangan buka sambil jalan soalnya nanti kamu ngga fokus terus kesandung, gimana?" yeji melengos dengan wajah yang memerah.

jeno tertawa pelan. mengacak rambut yeji. "aku langsung pergi ya. Jangan lupa mandi, nanti bau asem gimana?" jeno langsung melarikan diri sambil tertawa sebelum yeji mengangkat tangan hendak memukul nya karena ucapan menyebalkan miliknya.

"kok lu udah balik?" yeji bertanya saat ia melihat hyunjin tengah duduk di ruang tengah, menonton sinetron di salah satu saluran tv dengan memangku toples berisi keripik kentang.

"ya kan gue udah bilang balik duluan, coy, semalem" yeji hanya menganggukan kepalanya kemudian duduk di salah satu single sofa yang berada di dekat hyunjin. Hyunjin yang melihat adik nya memegang sesuatu, kepo. "apaan tuh?" ujarnya mepet mepet. yeji mendorong kepala hyunjin dengan jarinya. "apa sih, pergi lu ah"

Yeji kemudian membuka paper bag yang diberikan jeno, ia terkejut saat isinya sebuah donat dengan taburan gula halus lengkap dengan selembar kertas.

Ia dengan rasa penasaran setengah mati membuka  surat yang ada bersama donat yang diberikan oleh jeno.

aku tahu kamu tadi liatin ini terus kan? Aku udah bilang sama mbak nya mana yang less sugar karena kamu ngga suka manis. Adanya yang pakai gula halus jadi yaudah aku beliin. Bukannya aku pelit beliin cuma satu donat buat kamu, tapi kamu kan harus makan malam nanti.

ps : dimakan ya! kata mbak nya mumpung masih anget jadi masih enak. Jangan lupa buat makan malam, minum susu hangat, langsung tidur ya. jangan begadang!

bibir yeji langsung melengkung sempurna membaca pesan yang ditinggalkan oleh jeno. kakinya menendang nendang saking salah tingkahnya.

hyunjin memandang aneh saudara kembarnya. "sinting lo?" tanya nya yang dibalas lirikan tajam dari yeji. "sembarangan"

"apasih? gue kepo" hyunjin langsung merampas surat dari jeno dan membacanya. ia kemudian tersenyum paham begitu mengetahui alasan adiknya tersenyum senyum seperti orang gila. "oh pantes. pacaran lu berdua?"

yeji menggelengkan kepalanya kemudian memakan donat pemberian jeno sambil menoleh ke arah hyunjin. "belum eh ngga tau ah. Menurut lu dia gimana?" yeji bertanya meminta saran kepada saudara kembarnya.

hyunjin mengangkat bahu. "kan lo yang tau gimana rasanya. Kenapa nanyain gue?" hyunjin membalas sambil memakan keripik nya. yeji menyipit. "kan gue minta saran lo yang laki, hyunjeeeeen. lo kan laki pasti lah punya perspektif beda dari gue. Jadi buruan deh"  hyunjin menghela napas kemudian menoleh saat badanya digoncang goncang.

"ya dari yang gue liat liat, dia family man banget ya? adeknya dia jaga banget padahal dia bukan adek kandung nya. terus juga dia ngerelain duit kuliahnya demi adeknya bisa sembuh yang jumlahnya bahkan ngga murah karena dia mau adek dan ponakannya dapet pengobatan terbaik. Ngga semya cowo bisa gitu" hyunjin menjawab apa adanya.

"tapi gue takut"

"takut apa?" hyunjin merespon.

"dia kan baik gitu ke semua orang sementara lo tau sendiri gue cemburuannya bukan main. Apa gue cuma baper doang ya padahal dia ngelakuin itu ke cewe lain juga?" yeji berkeluh kesah.

Hyunjin tersenyum. "kenapa ngga lo coba sendiri? Minta status sama dia lalu kasih testimoni apa dia bersikap kaya gini ke elo doang apa semua cewe"

—————

jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang