cafe;-the girl with another story

1K 136 0
                                    

cafe yang biasanya ramai karena pengunjung tiba tiba menjadi sunyi. Bukan, bukan karena tutup. bukan. Kalaupun tutup biasanya ada 'anak-anak kecil' yang ikut mengintip sesekali bermain di dalam ruangan menemani pemilik cafe yang sedang membereskan cafe.

Tapi malam ini tidak.

'anak-anak' yang biasanya berlari lari meminta cookies sisa tidak muncul ke permukaan. Hal ini dikarenakan 'mereka' tidak berani muncul karena tamu yang malam ini menyempatkan diri nya di cafe mereka.

Arkhan selaku pemilik cafe tersenyum tipis kemudian duduk berhadapan dengan wanita yang belakangan ini mengganggu adik-adik nya. Biru nampak duduk di salah satu kursi sembari memegangi sapu, sungchan nampak duduk di salah satu meja sambil memijat kepalanya yang tiba tiba pening.

Jaehyun? dia langsung muntah muntah karena bergesekan energi dengan 'wanita' ini karena jujur saja energinya benar benar besar sehingga jaehyun lagi lagi menjadi korban dan mark, mau tidak mau membantu kakaknya untuk menjauh.

"jadi? apa yang membuat kamu jauh jauh datang ke sini dan ngebuat adik adik saya ketakutan?" dengan tenang, taeyong bertanya. Jujur saja, ia takut. Tapi kalau tidak dia hadapi, teror ini tidak selesai selesai terutama bagi sungchan.

Sungchan beberapa malam belakangan tidak bisa memejamkan mata nya sebelum adzan subuh berkumandang karena lagi lagi bermimpi tentang wanita penuh darah yang dibawa jeno beberapa saat lalu. Tidak hanya sungchan, jeno juga yang terkena imbasnya. Setiap sekolah dia selalu diperlihatkan wanita ini yang tengah berdiri di balkon sekolah dengan tali yang ada di lehernya.

bayangkan saja? dia tidak bisa fokus belajar karena dia selalu berkeliaran di ruang kelas nya sambil sesekali menatap matanya dengan wujud yang menyeramkan.

untung malam ini datang dengan keadaan yang sedikit lebih baik. ingat 'sedikit'. sisanya mah tetap menyeramkan.

"aku ingin berbicara" taeyong mengangkat alisnya. "berbicara?"

"Aku mau berbicara kalau aku tidak bunuh diri. Aku tidak mati bunuh diri. aku tidak tahu kenapa orang orang mengira aku bunuh diri. Aku tidak pernah melakukan itu" jeno dan taeyong saling pandang. taeyong menatap jeno. Jeno menggelengkan kepalanya dengan wajah tegang nya. Ia tidak tahu. Dia kan baru masuk.


"lalu?"

"aku tidak akan mengganggu kalian lagi jika kalian membantu ku" taeyong menghela napas. "membantu apa?" tanya nya pelan mencoba untuk tidak terlalu percaya pafa makhluk di hadapannya. Karena bagaimanapun, makhluk seperti ini adalah makhluk penuh tipu daya.

"aku ingin membersihkan namaku. Aku tidak ingin terkenal karena bunuh diri. Bisa kah?" dengan darah yang kembali mengalir, wanita itu menatap taeyong penuh harap. taeyong sedikit gemetar karena bohong jika wanita itu tidak menyeramkan.


"sebentar" taeyong memejamkan matanya sejenak. Mencoba bertanya pada 'penjaga' dirinya apakah sosok dihadapannya berbohong atau tidak.

butuh satu menit sebelum taeyong kembali membuka matanya. "apa yang kamu ingat? ada sesuatu yang bisa membantu kami untuk membersihkan namamu?" taeyong bertanya.

wanita itu menggelengkan kepalanya. "tidak. Aku tidak ingat sama sekali. Kejadiannya sudah sangat lama. Aku sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi. aku hanya ingat saat saat terakhir aku mati, aku melihat ada pria yang sepertinya kekasihku sebelum aku mati" taeyong memijat hidung nya. susah juga.


"aku ada foto ketika aku masih muda. Siapa tau ini bisa membantu" taeyong melihat bagaimana wanita di hadapannya menyodorkan sebuah foto kepadanya. Ia memberi kode kepada sungchan dan jeno untuk mendekat agar mereka bisa melihat dan mengingat secara bersama.

jeno memandang foto berwarna hitam putih yang dipegang wanita di hadapannya. sebuah potret wanita dengan seragam sekolah serta kacamata khas era delapan puluhan nampak terlihat di mata jeno. Ia membandingkan dengan wajah wanita itu sekarang. Sangat berbeda jauh. Foto nya sangat amat cantik tapi wanita ini nampak...

"aku tau aku jelek sekarang" jeno tidak melanjutkan ucapan dalam hatinya saat hantu di hadapannya melanjutkan ucapannya.

"siapa namamu? masih ingat?" taeyong kembali bertanya. Hantu di hadapannya berujar ragu.

"aku anita"


***

BRUKK

sungchan langsung berbaring lemas di lantai cafe sepeninggal hantu anita dari cafe mereka. Sungguh, energinya terkuras habis saat bertemu dengan hantu ini di depan matanya setelah sekian lama bertemu hanya dalam mimpi dengan keadaan yang bahkan sama menyeramkan nya.

Melihat hantu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Kalian harus siap mengeluarkan energi kalian sebesar besarnya padahal kalian hanya berbicara kurang dari sepuluh menit. Jika tidak kuat, maka kalian akan mengalami pusing, mual, hingga paling parah akan mengalami pingsan karena kelelahan.

Kita ambil saja jaehyun, dia memang satu satunya pria yang tidak bisa berinteraksi. Bisa dibilang, dia yang paling 'buta' terhadap kedatangan mereka. Tapi jangan salah, badannya yang paling peka. Dia bisa merasakan kehadiran 'mereka' apalagi jika energi mereka besar. Dia bisa merasakan energi mereka dan lihatlah, dia bisa seperti tadi. langsung pusing dan muntah muntah.


"udah pergi?" mark,  akhirnya keluar dari kamarnya bersama jaehyun yang pucat. jeno menganggukan kepalanya. Sementara taeyong melangkah ke dalam entah untuk makan atau minum atau hanya sekedar berdoa barang sejenak.

"ngapain aja tadi? gue lemes banget sumpah" jaehyun berujar. Ia kemudian duduk di salah satu kursi yang berada di dekat jeno yang memilih duduk di lantai bersama sungchan yang sekarang tiduran di lantai yang untungnya sudah selesai di pel.

"dia minta tolong ke kita buat ngebersihin namanya. Dia ternyata ngga mati bunuh diri. Soalnya ada orang lain waktu terakhir dia mati" jeno menjelaskan. ia melempar air minum gelas ke arah sungchan agar anak smp itu bisa mengisi daya nya yang sudah habis.

"dia ngga bunuh diri?" yang kaget malah mark. Jeno mengangkat bahu. "ngakunya sih gitu but who knows. dia sudah mati sebelum kita lahir for your information aja nih" jeno menjelaskan.

Ia kemudian menoleh ke arah taeyong yang kembali dengan laptop di tangannya kemudian bergabung duduk dengan mereka. "mau ngapain mas?" tanya nya saat tangan taeyong dengan cepat mengetik di keyboard.

"mau cari berita apa ada kematian tentang anita" jelas nya sambil mencari melalui internet adakah artikel tentang anita yang terpublish pada internet mengingat kematiannya sudah cukup lama.

"tapi buat apa sih mas? emang begituan bisa dipercaya?" jaehyun yang masih ragu bertanya.

taeyong mengangkat bahu. "ngga ada salahnya nyoba, kan?"

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang