cafe;-panggilan

682 132 10
                                    

"ontiiiii" yeji yang baru saja membuka pintu rumah karina dan jeno langsung menunduk saat suara balita terdengar, tentu saja itu si kecil sabrina yang tengah berlari ke arahnya. Ia berjongkok kemudian meraih keponakan pacarnya ke dalam gendongannya.

"halo ponakan onti. ih udah wangi aja pagi-pagi gini, mau kemana niii" yeji mencium dagu dan pipi eunbi yang tertawa kegelian. sekarang jam tujuh pagi tapi eunbi sudah diberi pakaian yang rapi dengan wajah belepotan bedak bayi dan baju yang agak tidak matching ini yeji tau ulah bapaknya yang tidak punya fashion style sama sekali.

"mau cuss onti. onti mau itut?" ujarnya gemas sambil memiringkan kepalanya membuat yeji tersenyum gemas dengan bayi di gendongannya. "onti mau pergi sama om, jadi ndak biasa ikut eunbi. Ndak apa apa ya?"

eunbi menganggukan kepalanya. "mama papa itut" ujarnya dengan terbata. yeji hanya tertawa pelan.

"buset, peka bener telinga anak gue tau lo dateng" yeji yang sedang menggendong eunbi menoleh ke arah yeonjun yang juga sudah rapi plus handuk gambar bebek di leher nya. Siapa sangka berandalan yang dulu suka main, ngotak atik motor, bahkan mabok malah berubah menjadi seorang pria yang mengedepankan keluarga, belepotan bedak dan parfum yang biasanya maskulin berubah menjadi bau bedak bayi. sebuah perubahan yang sangat drastis.

ah tak lupa tangannya memegang sisir bergambar disney princess.

"mau kemana lo pada udah rapi begini?" tanya yeji sambil memberikan gendongan kepada yeonjun.

"mau cek up biasa sama ngurusin program kb mamanya" yeji menoleh dan melotot ke arah mantannya.

mengerti yang dimaksud yeji, yeonjun menggeleng panik dan langsung memberikan klarifikasi. "kagak hamil lagi beneran, dah. Kagak. Gue masih belum ada niatan nambah adek buat eunbi. Beneran deh. Makanya gue mau memperbarui biar ngga kebobolan lagi"

yeji menyipitkan matanya. "gue pegang ya omongan lo. anak lo masih kecil begini udah dikasih adek, gue tendang lo pake heels gue. Mana karina masih muda, lagi"

"iya iya. Ngga bakal ada sesuatu yang tidak diharapkan datang untuk kedua kalinya. cukup sekali aja dan untungnya produk nya cakep begini--aduh" yeonjun kena tendang di betis oleh mantan pacarnya.

"jeno mana?" tanya yeji.

"di kolam renang, habis lari langsung renang. Samperin sendiri. Gue sama karina pergi dulu, mau makan mau apa apa ambil sendiri dah ya" yeonjun menyahut sambil menyisir rambut anaknya.

iya, yeji punya akses sebebas itu sekarang. Yeonjun bahkan terkadang titip kunci kalau misalnya mau nginep berdua dengan istrinya. Emang agak kurang ajar cowo satu ini.

Yeji menggelengkan kepalanya, ia kemudian berjalan melangkah menuju kolam renang yang ada di belakang yang dibangun oleh dua pria di rumah ini tanpa bantuan dari siapapun. bermodal pada teori yang jeno buat ketika liburan semester, secara otodidak kedua pria di rumah ini perlahan membuat kolam renang yang awalnya dibuat karena gabut eh ternyata malah jadi bagus walau tidak lebar lebar amat tapi cukup lah untuk berenang bolak balik. Kadang kalau minggu dan gabut, mereka berdua gantian bersihin air kolam.

dengan membawa handuk yang memang sudah disiapkan jeno, yeji mendekat ke pinggiran kolam, menghampiri jeno yang berenang tanpa memakai atasan, ia bisa melihat semakin lama tubuh jeno semakin berotot saja.

"loh sejak kapan kamu disini?" setelah lama berenang, jeno berbalik dan baru saja menyadari keberadaaan pacarnya yang memegang handuk dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

yeji tersenyum mendekat dan berjongkok di depan tubuh jeno. "ngga terlalu lama, lima belas menitan tapi tadi main dulu sama sabrina" ujar nya sebelum memanyunkan bibirnya.

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang