cafe;-midnight memories

920 133 0
                                    

"kalian ini bagaimana? kenapa bisa nilai semuanya jelek. Semua nilai di bawah kkm padahal kalian sudah tiga bulan sekolah. Nilai tertinggi ada sama jeno, itupun pas dengan kkm. Kalian kenapa bisa jelek begini?" satu kelas yang terkena dampratan guru fisika hanya bisa terdiam. Jeno yang masih setengah sadar hanya berkedip kedip di bangku nya saat mendengar suara lantang dari guru fisika nya.

"sekarang kerjakan tugas kompetensi tiga. Semuanya di folio lengkap dengan penjelasannya. Ditulis tangan. saya kasih waktu sampai pertemuan berikutnya sebagai ganti ujian kalian yang nilai nya satu dua tiga. Katanya kelas pilihan, kok kaya gini?" siswa siswa di kelas menundukkan kepalanya. Enggan menjawab kecuali jeno yang menguap kecil.

"Ngerti kalian?"

"ngerti pak" suara serentak kelas mipa 1 menyahut sebelum kemudian guru fisika tersebut keluar dari ruangan kelas membuat anak anak kelas mengeluh.

"lagi pms kali si anton" haechan tanpa berdosa nya menyahut sambil melipat kertas hasil ujian yang betul tujuh dari tiga puluh soal. Bisa di hitung berapa jumlah nilainya tapi ya sudahlah, semua orang juga remedial dan nilai dia juga bukan yang terendah.

"sopan banget omongan lo" jaemin menyahut sambil menguap. ia mengeluarkan kopi kalengan dari saku ransel hitamnya kemudian melemparkan satu ke arah jeno. "noh. ngantuk banget tuh muka gue lihat lihat. Ngapain lo? lembur?" jeno menganggukan kepalanya. "lemburan gue banyak. Makasih, jaemin" jaemin yang sedang meneguk kopinya menganggukan kepalanya.

"jeno doang yang di kasih? gue ngga ada?" renjun merajuk. Jaemin kemudian merogoh tas dan mengacak acak isi tas nya. "sebenernya lo bawa apa aja sih anjir dari tas. Mana gede banget tuh tas kaya mau wajib militar" haechan bergumam heran saat kepala jaemin masuk ke dalam tas nya. Menghilang ditelan ransel besar hitam miliknya.

"da dang" jaemin tersenyum lebar sambil mengeluarkan susu pisang dari tas nya kemudian memberikannya kepada renjun. "kayanya kopinya habis. Adanya ini. Nih" ujarnya sambil menyengir lebar

renjun menerima nya. "thank you, ya" ujarnya sambil menggigit ujung tutup susu karena tidak diberi sedotan oleh jaemin.

haechan dengan isengnya bertanya. "gue mana?" jaemin mendongak. "mau juga?" haechan mengangguk yakin. "mau lah"

"oke bentar ya" kembali kepalanya hilang karena masuk ke dalam ransel miliknya.

"kalian dapet berapa tadi?" renjun bertanya kepada jaemin, haechan, dan jeno.

"lo ngejek gue apa gimana?" haechan bertanya kepada renjun dengan lirikan mautnya. "bacot. tinggal jawab juga elah"

"23 gue. Bagus kan? kaya tanggal lahir lu berdua?" haechan menyahut sambil merangkul renjun dan mengangkat alis nya sambil tersenyum lebar. Membanggakan nilainya yang luar biasa bagus.

"buset dah"

"kayanya gue yang paling jelek deh tapi ngga papa. Yang penting kaga nol dan semua remidi. Kalau misalnya remed kan nanti kita semua bisa dapet nilai yang sama kalau sama pak anton" sahutnya tanpa beban yang dibalas toyoran oleh renjun. "omongan lo"

"et kalian salah, nilai fisika gue lebih jelek dari haechan" ujar jaemin sambil memberikan hello panda yang entah dari mana datangnya kepada haechan. "minumannya abis. Adanya ini" ujar jaemin. Haechan menganggukan kepalanya. "thanks"

"lo emang betul berapa ujian kemarin?" sambil tersenyum lebar, jaemin mengangkat tangannya, melebarkan kelima jarinya kemudian menekuk jempol dan kelingking nya.

"TIGA?" lagi lagi suara renjun memekik. Jaemin hanya menyengir. "orang kemarin susah banget soalnya. bayangin aja gue harus ngitung apa yang materinya aja gue kaga tau. udahlah yang penting udah dikerjain. toh gue nantinya ga bakal ambil teknik" ujar jaemin sambil mengibaskan tangannya santai.

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang