"BIRUU UDAH MAU BALIK?" jeno yang sedang memasukkan buku ke dalam tas nya menoleh ke arah seseorang yang berteriak dari arah pintu.
"iya. kenapa jin?" tanyanya pada teman sekelas nya yang berambut sebahu. Ryujin menyengir. "lo mau ke cafe apa balik rumah?" tanyanya sambil menyengir kemudian mendekat dengan ransel hitam miliknya.
"cafe. Kenapa? mau nebeng?" jeno bertanya sementara ryujin menyengir saat jeno tahu maksud dan tujuannya. "nebeng dong. Udah ngga ada yang jemput soalnya. Angkot jam segini udah ngga ada" ryujin menjawab. jeno menganggukan kepalanya. "boleh. Yuk langsung aja. udah telat shift gue" ujar jeno. ryujin menganggukan kepalanya kemudian mengekor jeno yang memang kebetulan hari ini membawa motor karena mark sedang ada pembinaan jadi dia disuruh pulang duluan.
Dan kebetulan rumah ryujin dekat dengan cafe jadi ya udahlah sekalian
"gue duluan ya" jeno menyapa jaemin yang masih menunggu jemputan minju. Jaemin menoleh. "oh hati hati jen bawa cewe soalnya" jeno hanya tersenyum kemudian memakai helm nya sementara ryujin, karena (terpaksa) memakai rok duduk di belakang dengan menyamping. Padahal ini bukan gayanya sekali.
"oh ya jen, lo jadi ambil pecinta alam?" ryujin sedikit berteriak bertanya kepada jeno yang menjalankan motor matic dengan kecepatan sedang mengingat jalanan sudah mulai 'ramai' dan dia harus ekstra ber hati hati karena terakhir kali ia jatuh dari sepeda nya karena tidak bisa membedakan mana yang manusia asli mana yang bukan.
mana nyampe diketawain mas arkan lagi :)
jeno melirik ryujin dari spion. "jadi. Lo jadi ngikut ga?" tanya nya ke cewe tomboy di boncengannya. Ryujin mengangkat ibu jarinya. "jadi, dong"
"bagus lah. Oh iya, nanti kalau ada kumpul chat gue aja ya. Gue males ditanyain kakak kelas soalnya" jeno berujar membuat ryujin tertawa terbahak bahak. Kalau minju tertawa masih menutup mulutnya dan pelan sekali, kalau ryujin bah
Keras sekali tawanya sampai beberapa orang nengok ke arah mereka.
ngga ada anggun anggun nya emang nih cewe
"eh tapi jen, kenapa lo milih pecinta alam? lo kan bisa ikut basket atau nyanyi juga. Apa ikut modelling juga badan lo bagus" ryujin berkomentar.
"muka gue jelek, jin. Ngga memadai" komentar asal nya membuat bahunya terkena tangan dari ryujin dan membuat motor yang dikendarai jeno sedikit oleng. "ngomong lo, sembarangan" sahut ryujin sementara jeno hanya meringis ngilu karena gamparan ryujin kaga main main coy :")
"ngga tertarik gue. Terlalu banyak ketemu orang. Eh ini rumah lo yang mana?" jeno bertanya saat ia sudah mendekati kawasan perkomplekan yang cukup padat.
"dah turunin di pintu depan aja. Biar gue jalan kesana. Daripada lo telat kerja" ujar ryujin sambil menunjuk pintu gerbang yang berada tidak jauh dari motornya.
"oh iya, ini thanks ya udah mau nebengin gue" ujar ryujin. Jeno tersenyum sambil menyipitkan matanya. "santai jin. Duluan ya, gue masih ada shift soalnya" ujar jeno sambil menjalankan motor nya kembali meninggalkan ryujin yang berjalan menuju rumahnya.
Jeno langsung memarkirkan motor yang ia pakai di samping sepedanya kemudian bergegas masuk saat menyadari kalau ternyata cafe sedang ramai ramainya.
"sorry sorry gue telat" ujar jeno kepada jaehyun yang ada di kasir. Jaehyun yang sedang melayani pesanan menoleh. "santai. Sana ganti baju" ujar nya.
jeno menganggukan kepalanya kemudian berjalan menuju kamar yang dipakai sebagai ruang ganti sekaligus tempat mark tidur. Sebelum ganti, ia menyempatkan diri untuk mandi bebek dengan waktu kurang dari lima menit hanya untuk sekedar membilas tubuh nya dengan air kemudian mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih bersih serta meletakkan seragam nya di keranjang miliknya untuk dicuci nanti selepas cafe tutup.
Begitu jeno keluar, ia masih bisa melihat sungchan mondar mandir mengantar pesanan dan taeyong yang tidak kelihatan batang hidung nya karena sedang sibuk di dapur.
"biar gue aja bang" jeno berujar menginterupsi jaehyun. Jaehyun menoleh kemudian menganggukan kepalanya. "ya udah. Gue bantu mas Arkhan di dalem ya. kewalahan kayanya dia" ujar jaehyun sambil berjalan menuju dapur membiarkan jeno mengambil alih pekerjaan di kasir. Karena sudah terbiasa, jeno dapat bekerja secara cepat dan teliti dalam melayani customer.
pukul tujuh, ia bisa melihat mark masuk dengan terburu buru sambil memakai seragam nya. Berjalan ngos ngosan karena merasa sudah sangat terlambat. "biar gue yang nyuci dah biar ngga usah ganti baju" ujar mark langsung membawa piring piring kotor ke wastafel dan mengerjakan tugas nya disana dengan damai.
jeno lagi lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Pukul sembilan malam, akhirnya jeno bisa membalik tulisan di pintu menjadi 'close'
"Akhirnya" ujarnya sambil meregangkan badannya karena lelah. Ya gimana tidak lelah, sepulang sekolah ia langsung bekerja. Tapi tidak papa, yang namanya cari uang itu cape kan.
"udah selesai?" ujar taeyong akhirnya muncul. Jeno menganggukan kepalanya. "udah" ujarnya sambil duduk di lantai meluruskan kakinya.
setelah memastikan kakinya tidak lagi pegal, dia berjalan menuju kasir untuk mengambil uang penghasilan hari ini untuk dihitung. Ia membawa uang tersebut ke meja dimana sudah ada jaehyun yang membawa buku di tangannya.
sementara jaehyun dan jeno menghitung uang kasir, sungchan dan mark memilih untuk mengelap meja dan mengepel lantai. Sementara taeyong merapikan sisa sisa kue di etalase toko yang tidak habis terjual.
"dapet banyak hari ini?" taeyong bertanya kepada jeno dan jaehyun yang masih khusyuk sekali menghitung uang. Ia datang membawa kue sisa untuk dibagikan. "makasih, mas" jeno berujar saat ia menerima cheese cake sisa.
"adalah dua juta hari ini kayanya" ujar jeno saat melihat sudah satu karetan di tangan jaehyun sementara jaehyun menghitung satu karetan lain yang berarti sudah lebih dari satu juta karena entah kenapa hari ini cafe beneran rame.
"alhamdulillah. Bisa dipakai buat bayar uang kalian nanti" ujar taeyong sambil berjalan menuju mark.
"oh gue tadi beli ayam goreng. Masih di tas. Gue beli lima kok tadi, paling minta saus nya aja" mark berujar. taeyong menganggukan kepalanya. "ada kok kemarin kan habis belanja bulanan"
saat asik asik nya mengobrol, tiba tiba lonceng cafe berbunyi pertanda ada yang masuk.
"maaf kami sudah tu....tup" suara taeyong mengecil di akhir saat melihat siapa yang datang ke cafe nya malam malam begini.
'makhluk' yang selama ini meneror mereka datang dengan membawa sebuah foto di tangannya. Wajah nya yang penuh darah berubah menjadi wanita pada umumnya, kecuali tali yang masih melilit di leher nya, jeno bisa melihat tali itu masih ada.
dengan menundukkan kepalanya menatap foto di tangannya sejenak. Ia mendongak mengabaikan wajah pucat jeno dan sungchan yang sudah mendapat teror darj 'wanita' di hadapan mereka.
jaehyun sudah menghentikan hitungannya karena perutnya yang tiba tiba mual.
"apakah ini cafe yang diberi tahu nenek di sana?" wanita dengan tali di lehernya berujar pelan sambil menunjuk ke jalan besar.
Mengerti yang dimaksud, taeyong tersenyum.
"benar. Ini cafe yang dimaksud. silakan duduk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
FanficSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...