"karina sama yeonjun jadi balik hari ini?" Minju bertanya begitu mereka keluar dari ruang kelas. Jeno menganggukan kepalanya. "ya syukurnya karina sama sabrina bisa dibawa pulang nanti nunggu sabrina di cek sama dokter" jeno menyahut.
"mending les hari ini ganti ke mall aja lah, kita belum beli barang-barang buat nyambut karina sama bayinya" usulan haechan tentu saja disetujui yang lain. Alhasil jeno hanya ikut ikut saja karena ya gimana muridnya saja kabur dan memilih bolos les, jadi dia hanya bisa mengekor.
Mereka berdelapan akhirnya mendatangi salah satu mall yang cukup terkenal untuk mencari hadiah menyambut kepulan sabrina, karina, serta yeonjun yang juga sudah sembuh dari cacarnya. Benar, mereka semua (termasuk jeno) di rawat di rumah sakit dan saling merawat satu sama lain.
"nih, pakai ini biar ngga keliatan seragamnya" jeno memberikan sweaternya untuk menutupi seragam yang yeji pakai sementara dia melepas kemeja nya, hanya memakai kaus hitam serta celana abu abunya. Yeji menerimanya kemudian memakainya di parkiran mall.
"kira kira apa ya yang belum ada di rumah jen?" renjun bertanya saat mereka sudah berhenti di toko yang menjual berbagai perlengkapan bayi hingga anak anak. Jeno mengangkat bahu. "beli aja sesuai yang kalian mau, sabrina juga masih terlalu kecil buat tau" jawabnya alakadarnya. Mereka menganggukan kepalanya. "ya udah kita pencar deh, nanti ketemu di tempat makan biasa kalau udah" ujar lia. Mereka menganggukan kepalanya
"ya udah gue nyari dulu" kemudian mereka berpencar untuk mencari barang masing masing. Oh tentu saja dengan pacar masing masing karena bahaya kalau tidak didampingi, bisa bisa mereka membawa obeng dan baut nantinya buat bapak sabrina.
Karena diantara mereka yang masih sendiri ya yeji dan jeno, jadilah mereka berdua berjalan bersama daripada harus menjadi obat nyamuk diantara teman teman nya ya kan?
"kamu mau cari apa?" yeji bertanya kepada jeno. Jeno mengangkat bahu. Dia sendiri tidak tahu kado apa yang akan ia berikan kepada sabrina. Kalau karina dan yeonjun mah dikasih mentahan kadonya aja udah senang mereka.
"aku mau nyari buat eunbi" jeno berjalan sambil melihat lihat baju baju bayi yang lucu lucu. "eunbi?" yeji mengerutkan keningnya bingung. "sabrina kepanjangan, bapaknya akhirnya manggil eunbi aja. Kamu mau nyari apa?" jeno bertanya kepada yeji.
"kalau kamu udah nyari buat eunbi, aku nyari buat karina aja lah. Nanti nyari baju buat menyusui aja kayanya. Ya udah kamu dulu nyari apa buat eunbi" jeno yang sedang melihat lihat baju, sarung tangan, kaus kaki, serta yang lainnya ternyata tidak ada yang menarik perhatiannya.
yeji hanya melihat paman dari eunbi itu berjalan mengitar tanpa mengambil satu barang pun. Ia mengerutkan keningnya. Jadi beli ngga sih?
Langkah jeno terhenti saat matanya melihat satu plushie bergambar jerapah berwarna oranye. Langsung saja, tanpa pikir pikir dia mengambil plushie tersebut setelah memastikan bahan nya halus dan tidak akan melukai keponakannya.
"beli itu?" jeno menganggukan kepalanya mantap. Ia memeluk plushie jerapah sebesar lengannya dan berjalan menuju kasir meninggalkan yeji yang hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah membayar plushie jerapah dan langsung membungkusnya dengan kotak kado, kali ini gantian dia menemani yeji berkeliling ke salah satu store yang menjual baju baju wanita. Dan sekarang, kesabaran jeno diuji. Namanya wanita kalau sudah ketemu surga dunia pasti lupa segalanya. Dia pasrah diseret seret yeji untuk mencari baju.
"cakep yang kuning atau yang pink ya?" Yeji mengangkat dua arah terusan berwarna kuning dan pink di tangannya. Jeno menunjuk terusan berwarna pink yang diangkat di tangan kanan yeji. "tapi yang kuning cantik" yeji protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
FanfictionSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...