cafe;-chaos

944 133 3
                                    

"you okay?" jeno memberikan air mineral kepada yeji yang berada di ranjang uks sementara dia duduk di kursi yang berada tidak jauh dari teman baru nya.

yeji menganggukan kepalanya kemudian mencoba terbangun. Ia masih bisa melihat baju pramuka nya tertutup selimut karena beberapa kancing di lepas serta sabuk nya yang juga sudah di lepas karena sepertinya ia pingsan.

peka, jeno balik badan. membiarkan yeji untuk mengancingkan seluruh seragamnya sementara dia menunggu dengan berbalik badan sambil mengetuk ngetuk lantai dengan kakinya.

"udah" yeji berujar. Jeno menganggukan kepalanya kemudian menggaruk tengkuknya. "sebelumnya gue mau bilang gue ngga nyari kesempatan ya. Tapi gue disuruh jaga sama mark. Dan tadi gue jaga di lorong ini dan ngga masuk terus berbuat macam macam. beneran deh" jeno mengeluarkan telunjuk dan jari tengah nya dengan wajah serius. Yeji tersenyum kecil. "santai aja"

"ini gue buka ya, biar ngga ada fitnah" jeno berujar sambil menunjuk pintu ruang uks. Yeji menganggukan kepalanya membiarkan jeno membuka pintunya lebar lebar.

"jadi, gue kenapa?" yeji bertanya penasaran kepada jeno. Jeno terdiam. Bingung hendak menjelaskan dari mana.

"oh udah bangun? gue udah telepon abang lo katanya sepuluh menit bakalan dateng. ini minum dulu" mark berujar sambil datang dengan segelas teh hangat.

"makasih kak. ngomong ngomomg sekarang jam berapa ini?" yeji bertanya kepada mark karena sekarang dia tidak bisa melihat apakah di luar masih gelap atau sekarang sudah pagi. mark melirik jam tangan nya. "masih jam tiga mau setengah empat. Gue minta tolong ke jeno karena lo 'lepas' berkali kali dan yang ngerti begituan cuma jeno, jadi gue terpaksa minta jeno buat jagain lo. Gue jamin dia ngga ngapa-ngapain. Beneran deh. Sama gue juga kok jaganya cuma gue bolak balik aja ngurusin yang lain" mark berujar meyakinkan.

yeji tersenyum. "iya. ngga papa. Thanks ya kak. tapi kembaran gue beneran bisa dateng kesini?" mark menganggukan kepalanya. "tadi dia bilang langsung kesini waktu gue bilang lo 'lepas' berkali kali. Lo udah oke?" mark bertanya memastikan. Yeji menganggukan kepalanya. "oke sih cuma agak pusing sedikit"

"ya pusing sih, lo hampir mukul tembok pake kepala lo kalau ngga dipegangin jeno. tuh yang kena malah jeno. Punggung tangan nya buat nutup dahi lo" yeji malah tersenyum tidak enak. "sorry" jeno mengibaskan tangannya yang masih berbekas. "santai aja"

"gue kena dari jam berapa kak?" mark yang sekarang bersandar di dinding menghela napas. "lo terakhir sadar, kapan?"

"sebelum api unggun?" ujar nya ragu. Mark menghela napas. "ya dari situ. Lo gantian dimasukin. Ngga cuma satu sosok, ada berapa jen?" tanya mark kepada jeno.

jeno mengangkat kedua tangannya dengan satu tangan menekuk kelingking dan jari manis. "delapan sosok"

mendengar itu. Yeji shock. "delapan?"

jeno menganggukan kepalanya. "iya. Delapan. Gonta ganti terus. kayanya lo 'bocor' deh jadi mereka das des das des masuknya" jeno berujar sambil menguap.

"aah pantes gue lemes banget" yeji berujar saat menyadsri dirinya sudah tidak punya tenaga untuk bangun.

"misi, ada yang namanya yeji? kakaknya dateng" Kakak kelas bernama lucas yang menjabat sebagai tim keamanan bertanya sambil melongok ke arah mark. Mark menganggukan kepalanya. "disini" ujarnya membuat lucas menganggukan kepalanya.

lucas kemudian datang dengan seorang pria berhoodie yang datang dengan celana training panjang.

"yeji mana?" ujar kembaran dari yeji. Mark menunjuk ranjang dimana yeji terduduk dengan memegang teh hangat.

"sorry banget abang nya yeji, gue minta adek gue jagain adek lo. Karena yeji kerasukan nyampe 8 makhluk dan adek gue bisa 'ngeliat' sekaligus jagain dan gue jamin adek gue ngga ngapa-ngapain" ujar mark. Kakak yeji menganggukan kepala nya tidak merasa keberatan selama yeji baik baik saja tapi tunggu ada yang aneh. "Delapan? Sebanyak itu?"

jeno menganggukan kepalanya. "lagi dapet ya dia? yang ngincer banyak banget terus gatau kenapa bisa 'bocor' jadi banyak yang masuk" jelas jeno.

"lo lagi dapet?" yeji menganggukan kepalanya. kakaknya menghela napas. "gue hyunjin by the way, anak SMK sebelah kembarannya dia dan lahir sepuluh menit lebih awal" ujar hyunjin mengenalkan dia.

"jeno, ini mark" ujar jeno mengenalkan dirinya. hyunjij menganggukan kepalanya.

ia kemudian berbalik kepada yeji. mengulurkan tangannya kepasa sang adik membiarkan yeji memegang tangannya. Entahlah, sejak kecil mereka berdua selalu melihat ini jika ketakutan. Yeji yang bisa melihat hantu sejak kecil dan hyunjin, tidak bisa melihat hantu tapi bisa mengusirnya dengan memegang tangan sang kembaran.

Dan benar, jeno bisa melihat mbak mbak yang sedang menggantung di langit langit ruangan perlahan menjauh entah kenapa. Padahal tadi ada mark disini.

"lo liat apa? nyampe ketakutan begini" hyunjin berujar sambil memegang tangan yeji, mencoba mengisi ulang daya adiknya yang lemah. "yang itu lah" ia melirik jeno. Jeno tentu paham apa yang dimaksud oleh yeji. Ia hanya mengedipkan matanya. "mending jangan di bahas deh. Lain waktu aja, takut dateng" ujar jeno.

"mending kalian subuhan dulu, deh. Eh muslim kan?" mark berujar kepada hyunjin. Hyunjin menganggukan kepalanya. "iya"

"sana sama jeno ke mushola aja biar lebih tenang. Biar gue yang jagain disini. Tenang aja gue jagain di luar kok biar yeji lanjut tidur. Lagian ada kok temen temen lain yang perempuan nanti jaga" ujar mark. Hyunjin menganggukan kepalanya.

"gue subuhan dulu. Lo mending tidur masih lemes begini. Kalau nyampe besok masih lemes, balik aja ya. Ntar gue yang izinin" yeji hanya menganggukan kepalanys membiarkan dirinya kembali rebah di ranjang dengan selimut yang menutup tubuhnya.

"lo bisa 'liat' juga?" hyunjin bertanya saat mereka sudah duduk di beranda mushola. Mushola masih sepi karena memang ini belum jam nya peserta perkemahan bangun dan hanya ada beberapa panitia laki laki yang tertidur di sana.

jeno menoleh. Ia melirik ke arah beberapa sosok yang masih aktif berkeliaran sebelum subuh. "ya begitulah" ujarnya mengajak berbicara kepada hyunjin.

"lo tau apa aja yang masuk ke yeji berarti?" jeno menganggukan kepalanya.

"kebanyakan sih yang 'pengen' darah nya yeji. Tau sendiri kalau orang lagi dapet tuh diincer banget sama begituan" ujar jeno. hyunjin menganggukan kepalanya. "terus? kayanya ada sesuatu yang aneh soalnya kalian kaya ngga mau ngebahas itu disini. Ada sesuatu ya?" hyunjin menebak.

jeno terdiam. "lo tau urban legend disini?" mendengar pertanyaan dari jeno, hyunjin ikut terdiam dan menganggukan kepalanya ragu. "yang cewe?" jeno menganggukan kepalanya. "tau"

"ya itu. Kita lihat itu dan bener bener nyeremin. Kalau misalnya dia emang beneran mau nakut nakutin kita, ngga sampe segininya" ujar jeno sambil mengingat ingat apa yang diucapkan sosok tersebut saat merasuki yeji.

"jadi kesimpulannya?"

"kesimpulannya aneh. Makhluk itu aneh. Dan keberadaan nya aneh"

Cafe : The Last mission Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang