"sehat jen?" jeno yang baru melangkahkan kakinya ke dalam kelas menggelengkan kepalanya saat jaemin bertanya. Wajahnya masih pucat karena semalam kata taeyong dia kecolongan. Benteng yang dia buat malah terbuka secara tidak sadar sehingga dia membawa banyak sosok ke cafe kemarin. Pantas saja adik kelas nya itu mengira kalau jeno akan mudah didekati.
"lemes banget gue. Sekarang jam nya masih kosong ngga?" jaemin menganggukan kepalanya. "masih sih, ada jam bahasa tapi nanti jam 7 sama 8 kalo gurunya masuk. Kenapa?" tanya jaemin.
jeno meletakkan tas nya kemudian mendesah malas. "gue ke uks ya. Mau tidur bentar. Bangunin gue kalau udah bablas. telpon aja" jaemin yang sedang berusaha membuka jelly menganggukan kepalanya membiarkan jeno dengan sempoyongan berjalan ke uks.
"sorry, boleh gue pake uks nya?" Jeno bertanya kepada salah satu anak pmr yang sedang berjaga. "lah elo? ngapain disini?" jeno mendesah lega saat ternyata yang berjaga adalah lia.
dia menyengir. "pusing banget kepala gue sumpah, mau tidur. eh li, ada parasetamol ngga?" lia menganggukan kepalanya. "gue ambilin. lo tidur aja milih dah ranjang yang mana" jeno memilih ranjang yang paling dekat dengan pintu.
enggan sekali dia masuk ke dalam uks dalam dalam. Dia memang sakit tapi sensivitas nya pada hantu entah semakin parah. sekarang saja dia sudah bisa merasakan kuntilanak yang ada di ujung ruangan.
"li, ada ngga parasetamol nya--eh? ngapain disini?" jeno spontan terduduk saat menyadari kalau misalnya yang datang bukan lia melainkan yeji. masih dengan tas di punggungnya menghampirinya dengan membawa sebutir parasetamol di tangannya.
"nih parasetamolnya" ujar yeji
jeno menerimanya. "lo ngapain disini?" ulangnya kembali saat yeji memberikan minum kepada dirinya.
"gue jaga sekarang bareng lia. Emang kenapa?" balas yeji yang memang sekarang tengah bertugas untuk jaga uks, berjaga jaga jika ada adik kelas yang tidak kuat saat mos berjalan. Mendengar jawaban itu, jeno menghembuskan napasnya. Tadinya dia mau geer kalau yeji kesini karena dirinya. tapi ternyata ini tugas nya.
"nih" baru jeno hendak memejamkan matanya, ia melihat yeji mengeluarkan botol minum dari tas nya. jeno menatap tumblr yang ternyata panas itu.
"apanih?"
"teh jahe. Gue biasanya kalau lepas suka dikasih minum itu sama mama. Jadi tadi gue minta ke mama. Semoga bisa bantu lo legaan. Gue jaga di luar. kalau ada apa apa panggil gue atau lia aja. Males gue di dalam sini" ujarnya sambil melirik ke arah kuntilanak yang sedang memainkan rambutnya di ujung ruangan. Ia kemudian berdiri dari tempatnya duduk kemudian menepuk kepala jeno dua kali. "cepat sembuh" ujarnya kemudian berjalan keluar untuk kembali bertugas.
jeno yang masih bengong hanya bisa melihat kepergian yeji. Senyumnya terulas saat merasa hangat di tangannya pertanda kalau apa yang terjadi benar benar nyata.
Jeno terbangun ketika bel pulang berbunyi. Ia membuka matanya dan melihat mark sedang duduk di kursi yang ada di sebelahnya tengah memainkan ponselnya dan sungchan yang duduk di ranjang tepat di kakinya sambil menggoyang goyangkan kakinya.
"masih pusing ngga?" mark yang menyadari kalau jeno sudah bangun bertanya. jeno menggelengkan kepalanya. "lemes doang itu, ya nggak bang?" sungchan mengoceh.
lagi lagj jeno hanya menganggukan kepalanya. Ia kemudian bangkit dan duduk dengan lesu sesekali menguap. "dibersihinnya nyampe hilang gitu, pantes lo lemes banget. Perasaan kemarin lo berat banget bawa hantu nya" sungchan mengomentari jeno. Jeno hanya mendengus memilih meminum teh jahe pemberian yeji yang sisa setengah tadi.
"tumben amat lo pake botol minum pink begitu?" lagi lagj si bungsu tidak tahan untuk berkomentar. Jeno hanya meliriknya sekilas sementara mark hanya tertawa pelan. "pantesan langsung segar bugar. Ada cewenya sih" ledeknya membuat jeno tersedak pelan. "ngaco banget" elaknya. mark lagi lagi tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
FanfictionSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...