"masih belum mati juga?" jeno baru saja membuka matanya saat tiba tiba jaehyun entah mengumpati dirinya entah kaget kepada dirinya yang bahkan baru bangun tertidur. Ia melihat sekitar kok bukan di rumah? ini seperti di ruang igd?
"pelan pelan, woy. muka lo noh masih ancur kaya apa. Sok sokan berani satu lawan lima walaupun mereka kalah sih" jaehyun membantu jeno untuk duduk. Jeno sedikit meringis ngilu.
"gue kenapa? ada yang parah ngga?" jeno bertanya kepada jaehyun sambil melihat wajahnya dari ponsel jaehyun. biru biru. wah, beneran kaya habis ribut pokoknya.
"terakhir sih engga. lo habis dipukul pake batako, jen. Langsung ngga sadar di tempat. Untung aja polisi datang tepat waktu. Oh, itu di ruang tunggu ada cewe lo kayanya deh yang nunggu" jaehyun menunjuk ke arah bagian yang tertutup tirai.
jeno baru tersadar. "eh dia gimana? ngga kenapa napa kan?" jeno bertanya panik. soalnya dia aja ngga sadarkan diri takutnya yeji, gadis yang ia seret seret juga ikut kenapa napa.
"aman kok, polisi langsung dateng. Ya udah gue panggilin bentar kasihan tau nungguin lo. gantian sama temen lo sih, cuma temen lo udah pada balik. Udah malem juga. Lo tidur seharian, coy" jeno hanya meringis dan menyengir.
Jaehyun kemudian berjalan keluar membiarkan jeno duduk di ranjang sambil menggoyang goyangkan kakinya dengan tangan memegang ponsel jaehyun untuk melihat separah apa luka di wajahnya.
"oh hai" jeno melambai dengan tanpa dosanya ke arah yeji yang hampir mengangkat tangan untuk memukulnya karena kesal.
"ampun ampun iya, jangan dipukul dong. Ini muka gue udah ancur jangan malah bikin makin parah. Ntar ga ganteng lagi gimana" ujar jeno membuat tangan yeji yang hendak terangkat kemudian turun lagi.
"lo tuh bisa ngga sih ngga usah bikin khawatir gini? nekat banget tau ngga. Ngelawan pembunuh yang masuk sindikat penjualan organ lagi. Untung ngga diambil ginjalnya buat ditukar tambah sama ninja" yeji malah mengomel. jeno meringis. "ya sorry"
"mana lagi yang sakit? kepalanya sakit ngga? otaknya makin sinting ngga?" jeno menatap datar yeji. "gini gini walau kepala gue kena batako, jatuh dari aspal, otak gue masih jalan eh mas mas" jeno memanggil perawat yang kebetulan lewat.
"kenapa ya dek?"
"ini saya udah boleh pulang kan ya mas? nggak kenapa napa kan?" jeno bertanya kepada perawat pria yang masih muda.
"adek udah dibolehin pulang kok kata dokter nya. tadi dokter nya bilang ke kakaknya kalau adek boleh dipulangin kalau udah ngga pusing. sekarang masih pusing?" jeno menggelengkan kepalanya.
Dan akhirnya, pukul sembilan malam jeno berhasil keluar dari rumah sakit dengan mobil milik yeji yang dipakai anak gadis orang karena motor jeno masih di yeonjun, sepertinya.
"karina tau ngga gue masuk rumah sakit?" jeno menoleh ke arah yeji yang menyetir. yeji menggelengkan kepalanya. "gue udah bilang yeonjun kalau karina jangan dikasih dulu. Tau banget dia lagi hamil takut mikir macem macem"
jeno menganggukan kepalanya. "well thats good to hear" dia tentu saja mengkhawatirkan kondisi karina. Apalagi ya tau sendiri, karina hamil di usia yang begitu muda dengan resiko yang begitu besar. Jeno tidak mau sampai adiknya terkena apa apa, sungguh. Walaupun mereka hanya satu ayah, karina hanya satu satunya yang jeno punya di dunia ini sekarang dan dia sudah berjanji terhadap diri sendiri kalau dia akan menjaga karina sebisa mungkin.
Walau karina sudah menikah, jeno akan tetap seperti itu. Ia bahkan menyisihkan uang hasil gajiannya untuk berjaga jaga jika karina ingin bersekolah ke jenjang yang lebih lanjut.
pasti terdapat banyak pertanyaan kemana uang peninggalan orang tuanya. uang itu jeno tabung. Jeno gunakan untuk dana masa depan, terlebih kuliah kedokteran itu mahal. Walau di cover beasiswa, tetap saja, buku buku kedokteran itu tetap mahal. Jika jeno tidak menabung, pasti akan keteteran nanti. Uang untuk masa depan karina juga sebenarnya ada tapi tidak sebanyak uang milik jeno karena karina sudah mengambilnya untuk membeli kebutuhan bayi dan hidup lainnya. bahu membahu dengan yeonjun yang juga menabung dari uang gajiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe : The Last mission
ФанфикSabiru Jeno Mahaprana terbangun setelah tiga tahun dari tidur panjangnya yang begitu lelap dengan fakta bahwa sang ibu, ternyata sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya saat ia tertidur. Tak hanya itu, Jeno juga terbangun dengan sebuah kemampuan...