Transmigrasi ke dunia novel?
Apa kalian percaya sebuah teori transmigrasi ke dimensi lain? Atau mungkin dunia lain? Planet lain? Apa itu benar-benar ada?Transmigrasi hanya sebuah imajinasi penulis dan ilusi bagi pembaca. Namun bagaimana jika ada seseorang yang mengalaminya?
Suatu hal yang dianggap dongeng dan tak sekalipun bisa dipercaya. Tapi jika kau sendiri yang mengalaminya, apa yang akan kau lakukan?
Dunia hanya fana bak fatamorgana. Tak ada yang tahu ada apa dibaliknya. Karena semua hal tak bisa kita nilai hanya dari sisi depan.
'Skenario itu takdir'
Azila Frandesti, seorang gadis pengoleksi novel. Dia dan novel adalah satu kesatuan.
Azila tak pernah menyangka kalau dia memiliki rasa penasaran besar pada sebuah teori buming dalam dunia baca, transmigrasi.
Cerita yang banyak digemari para remaja. Dan Azila si gadis halu pemilik selera tinggi itu sangat menyukai novel bergenre romance, comedy, juga action.
Dia telah menyelesaikan membaca novel Transmigration Antagonist sebuah cerita dimana seorang tokoh utamanya adalah sang antagonis.
Azila tak cukup membaca satu novel dia langsung melanjutkan dengan membaca novel lainnya, novel yang masuk dalam list belum dibaca olehnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 09.59 PM. Azila belum juga menyudahi kegiatannya meski sudah larut malam.
Sepertinya satu menit lagi pintu kamarnya akan dibuka oleh seseorang, karena sudah menjadi rutinitas bunda Azila masuk ke kamar Azila. Mengingatkan putrinya itu untuk segera tidur.
Dan benar saja, bunda Azila muncul dari balik pintu kamarnya yang dibuka.
"Zil.. tidur udahan bacanya,"
Azila mengiyakan tanpa membantah yang dibalas senyuman hangat oleh bundanya. Setelah bunda Azila keluar dan menutup pintu kembali, Azila mulai merapikan meja belajarnya.
Sebenarnya Azila bisa saja menyelesaikan bacaannya malam ini, tapi dia harus mengistirahatkan tubuhnya. Dia memberi bookmark sebagai penanda dimana halaman terakhir yang dibacanya, tepat halaman ke-300. Novel teen fiction berjudul HAZELICA : 365 karya penulis dengan nama pena secretadmirer.
Mematikan lampu utama kamar, lalu berjalan menuju tempat tidur dan merebahkan tubuh sempurna, tak lupa menyalakan desk lamp sebagai pencahayaan temaram.
Mata Azila terpejam tapi dia tidak bisa tidur. Dia sibuk memikirkan konflik apa yang akan terjadi selanjutnya dalam novel belum selesai dibaca olehnya.
Azila tidak mau berekspetasi terlalu tinggi, lagipula dia begitu suka jika endingnya sad. Terlebih saat tokoh utamanya menjadi ubi, pasti seru. Azila suka menangisi hal semacam itu, sungguh. Meski Azila ikut merasakan sakit tidak apa-apa yang penting dia bisa menangis. Ya, bahagia Azila sesimple itu.
Ah, tidak! Tepatnya bahagia Azila itu, dia ingin memiliki kisah seperti dalam novel. Tokoh fiksi memang terlalu mengagumkan untuknya.
Dan Azila memang tak sepenuhnya memikirkan konflik yang terjadi melainkan menghalu. Memang gadis halu adalah julukan yang cocok untuknya.
Dia berandai memiliki kehidupan seperti Hazelica gadis yang banyak dikelilingi lelaki berparas tampan. Tapi sayangnya Azila tak menginginkan konflik Hazelica menimpanya, dimana sosok Hazelica yang dicampakkan.
Hazelica itu gadis periang yang malang
Hazelica gadis baik yang tak dianggap
Hazelica.. dia.. sakit
Banyak perundungan yang Hazelica alamiSakitnya Hazelica tak pernah dia tampakkan. Dunia Hazelica terlalu jahat.
Jadi mari bermimpi sejenak tentang bagaimana kehidupan bahagia milik Hazelica. Setidaknya dalam mimpi Azila.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳
Teen Fiction🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄹🄰🄳🄸 🄿🄻🄰🄶🄸🄰🅃 Schmerz _________________________________________ 'Skenario itu takdir' "Anak tidak tahu diri seperti kamu memangnya bisa apa selain menyusahkan saya?!," "Lo bener bener ya! Minta ma'af sekarang atau lo bakal dap...