Terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki pekarangan rumah megah, kedatangan mobil itu disambut hangat oleh dua keamanan yang menjaga pagar. Namun, berbeda sekali dengan respon orang yang ada didalamnya.
Saat mobil sudah berhenti tepat di depan rumah, pria berperawakan kekar keluar dari dalamnya lalu memutari kap mobil dan menyeret seorang gadis untuk keluar dari sisi pintu sebelah. Dan itu adalah Hazel.
Gadis itu terlihat pasrah saat Kai menariknya kasar, hanya saja dia sedikit memohon.
"Pa ampun paa..,"
"Itu semua salah paham, Hazel nggak mungkin--,"
"DIAM!,"
Kai membentak keras bersamaan lengan Hazel yang dibuang kuat hingga rasanya seakan mau lepas. Hazel meringis sakit, tapi hal selanjutnya membuat kulitnya meremang takut.
Kai mulai melonggarkan ikat pinggangnya lalu melepasnya, memukulkannya ke lantai beberapa kali.
Ctas
Ctas
Tubuh Hazel semakin gemetaran bahkan peluh dikeningnya kian bercucuran hebat, gadis itu mundur perlahan-lahan.
Ctas
"ARGHH!,"
"BRENGSEK!,"
Dengan sekali cambukan dipunggungnya, lutut Hazel langsung melemas mencium lantai dan terduduk disana. Dia langsung menumpahkan air matanya yang sejak tadi sudah mengantung dipelupuk mata.
Ctas
Ctas
"Arghh!,"
Lagi dan lagi tanpa ampun, Hazel terus menunduk. Bahkan lantai sudah basah sebab air matanya tak berhenti menetes.
"PEREMPUAN BEJAD! BAJINGAN!,"
Banyak orang disana tapi semua tidak ada yang berani menghentikan Kai, pria itu tidak hanya menggunakan gespernya tapi juga dengan sebuah tongkat kayu kecil yang beberapa kali berhasil menampar kepala Hazel.
"Permisi pak,"
Mendengar seseorang memanggil membuat Kai tak jadi melayangkan pukulannya lagi.
"Ada paket buat bapak,"
Kai menerimanya masih dengan muka sedatar tembok hingga membuat bi Mina merinding dan cepat-cepat pergi dari hadapan majikannya.
Laki-laki paruh baya itu mengendurkan kerutan dahinya lalu melempar tongkat kayunya asal dengan gespernya yang juga masih tergeletak dilantai. Pria itu meninggalkan ruang tengah menuju lantai dua yang entah tujuannya kemana.
Sepeninggalnya Kai, Hazel memegangi tenggorokannya terbatuk-batuk memuntahkan sesuatu, saat dia membuka telapak tangannya yang tergenggam, gadis itu langsung shock sampai rasanya ingin pingsan.
"Astaghfirullah non,"
Bi Mina yang tahu langsung membantu Hazel bangkit dan membawa Hazel untuk mencuci tangannya yang penuh darah itu ke dapur, sebelum mengajaknya ke kamar.
Sampainya di kamar Hazel, bi Mina membantu Hazel untuk memposisikan tubuhnya dengan benar dikasur,"Non bibi bawa ke rumah sakit ya?,"
Gadis yang diajak bicara itu hanya menggeleng dengan lemah, masih dengan air matanya yang mulai mengering dipipi.
Semua berawal dari kesalahpahaman yang berujung membawa petaka untuk diri Hazel. Dean si ketos itu terus mengotot kalau Hazel memang bolos dan merokok di rooftop bersama anak-anak nakal, alasan laki-laki itu memang cukup masuk akal, sebab Hazel dengan sengaja berada disana.
Dan beberapa guru yang berkumpul tadi juga berpendapat demikian, sialnya lagi saat siswa nakal itu dipanggil lagi mereka ikut mengatakan kalau Hazel memang berniat bolos pelajaran dengan mereka.
Hazel hanya bisa pasrah, dia tak memiliki pembelaan, dia telah kalah membela dirinya sendiri.
Kai sangat membencinya, jadi pria itu jelas percaya dengan apa yang sekolah tuduhkan padanya. Hazel yang bolos dan Hazel yang merokok.
Ya! Mungkin berita itu sudah tersebar di sekolah sekarang.
Sebagai seorang perempuan jelas itu sebuah hal yang sangat tidak baik. Terlebih disini Kai merasa sudah dipermalukan, pria itu marah besar. Nama baik keluarganya akan tercoreng hanya karena kasus Hazel di sekolah.
Hazel merasa semuanya tidak adil, siswa nakal-nakal itu tidak dipanggil orang tuanya, melainkan mereka langsung mendapat hukuman. Sedangkan dia?
Semua hanya karena Hazelica adalah seorang siswi pandai yang meraih peringkat satu paralel dan sudah banyak meraih medal emas dikejuaraan akademik. Terlebih keluarganya yang cukup terpandang, juga dengan kepopuleran Hazel di sekolah. Jadi guru memutuskan untuk memanggil orang tuanya ke sekolah dan berakhir harus membawa Hazel pulang.
Gadis malang itu masuk bk untuk yang pertama kalinya dan langsung mendapat surat peringatan dari sekolah. Harusnya hukumannya skors selama dua hari, tapi papanya meminta agar Hazel diberi hukuman lain selain absen dari sekolah.
Kai mana mungkin membiarkan waktu Hazel terbuang sia-sia? Dan berakibat pada pelajarannya yang nantinya tertinggal. Sekalipun Hazel hanya absen kehadiran selama sepuluh menit jam pelajaran alias izin ke toilet. Miris.
Hazel lelah hidup dibawah tekanan orang-orang didekatnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳
Teen Fiction🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄹🄰🄳🄸 🄿🄻🄰🄶🄸🄰🅃 Schmerz _________________________________________ 'Skenario itu takdir' "Anak tidak tahu diri seperti kamu memangnya bisa apa selain menyusahkan saya?!," "Lo bener bener ya! Minta ma'af sekarang atau lo bakal dap...