"Omong kosong!,"
Plak
"MAMA,"
Hazel berlari dengan sisa tenaganya, dia mengulurkan tangan membantu mamanya berdiri tapi ditolak kasar oleh mamanya itu. Mau tak mau Hazel mundur membiarkan mamanya berdiri sendiri.
Tatapan mata Hazel langsung tertuju pada papanya,"Pa? Papa kenapa tampar mama? Mama salah apa pa?!," teriak Hazel dengan suara seraknya.
"Bagus ya! Sudah bolos sekolah dan sekarang mau jadi sok jagoan?,"
"Papa kenapa? Hazel baru pulang pa.. Hazel dari rumah sakit,"
"Oh dari rumah sakit? Kenapa tidak sekalian mati kamu?!,"
"PA!,"
Semua orang yang berada diruang tengah itu terkejut begitu mendengar bentakan keras dari suara berat seseorang yang ternyata adalah Jarrel.
"Apa? Kamu mau bela perempuan sialan ini hah? Kamu sudah berani sama papa Jarrel?," Kai menunjuk wajah Hazel dan membentak putra sulungnya itu tak menyangka.
"Ma'af pa, aku cuma mau bawa mama ke kamar," kata cowok itu melewati tubuh Kai dan Hazel, tepatnya menghampiri mamanya yang menangis sesenggukan dibelakang Hazel.
Hazel diam ditempatnya memandangi punggung lebar Jarrel yang menuntun Nadia ke kamar sampai akhirnya menghilang dari pandangannya.
Namun itu tak berlangsung lama karena dengan tiba-tiba Kai menyeret lengannya kasar,"Kamu harus saya kasih pelajaran anak sialan!,"
"Pa, sakit paa.. lepas!,"
Kai menghempaskan lengan Hazel dengan kasar saat sampai disamping rumah, tepatnya dikolam renang luas rumah itu.
"Kamu sudah buat banyak masalah dua hari ini!,"
"Ma'af pa," cicit Hazel menundukkan kepalanya.
"Sudah saya bilang jangan berhubungan dengan cowok yang orangtuanya bermasalah seperti dia! Lihat sekarang! Putra saya terluka hanya karena dia membela kelakuan buruk kamu!,"
"Pa! Papa sadar nggak sih keluarga ini juga bermasalah!,"
Bugh
Kai memukul kepala Hazel cukup keras sampai kepala gadis itu terbentur pilar diteras kolam itu. Hazel memegangi kepalanya yang terasa sakit, bahkan pandangan matanya jadi memburam.
"Kamu itu sudah dikasih hati malah tidak tahu diri! Bersikap seenaknya dengan Zhiva! Memang kamu lebih baik dari dia hah?!,"
Hazel dengan sekuat tenaga kembali menegakkan tubuh membalas tatapan papanya,"SEENGGAKNYA HAZEL NGGAK PLAYING VICTIM KAYAK DIA!,"
Dugh
"Argghh!," Hazel terjatuh karena Kai menendang kakinya kasar. Akibat rasa sakit dikepalanya, Hazel jadi tidak kuat menahan tendangan Kai yang tiba-tiba dikakinya.
"SAYA LEBIH BANGGA MEMILIKI KEPONAKAN SEPERTI ZHIVA KETIMBANG ANAK SIALAN SEPERTI KAMU!,"
Hazel hanya mampu menangis dalam hati, matanya mungkin lelah karena terus menjadi perantara air matanya turun tanpa jeda.
"PERGI KEMANA KAMU SEMALAM?,"
Gadis yang sama sekali tak memiliki tenaga untuk melawan itu hanya diam menundukkan kepalanya. Namun kediamannya itu membuat tangan papanya bergerak mencengkeram dagunya dan otomatis membuatnya mendongak.
"JAWAB SAYA! BISU KAMU HAH?!," bentak Kai langsung membuang wajah Hazel kesamping.
"Hazel tenangin diri pa," gumam Hazel masih menunduk.
Kai berjongkok berhadapan dengan tubuh Hazel, menyadari hal itu membuat wajah Hazel semakin menunduk tak ingin menatap iris mata tajam Kai.
"Belajar jadi kupu-kupu malam kamu, hm? KAMU MAU MEMPERMALUKAN KELUARGA SAYA? BALAS DENDAM KAMU?!,"
"PA CUKUP! Cukup tuduh Hazel kayak gitu, nggak ada sedikitpun keinginan Hazel buat jahat ke papa," bantah Hazel sakit hati mendengar tuduhan asal yang keluar dari mulut Kai.
Bagaimana bisa seorang ayah menuduh hal buruk kepada anaknya sendiri, ayah macam apa dia? Dan bagaimana bisa Hazel tidak sakit hati mendapat ucapan buruk dan kasar dari ayahnya sendiri? Sakit, lebih sakit dari kekerasan fisik yang barusan Kai perbuat padanya.
"Ibu dan anak sama saja! Sama-sama jalang murahan! Kamu pikir saya akan luluh dengan ucapan kamu itu hah?! Jangan harap sialan!," kata Kai sambil berdiri dengan membuang muka kearah lain.
Hazel tetap menangis dalam hati, gadis itu bergerak mendekat meraih kaki Kai untuk dipeluknya,"Pa.. Hazel ini siapa sih pa? Hazel bukan anak kandung papa ya? Papa bersikap kayak gini cuma sama Hazel sedangkan sama Jarrel-Jevano papa nggak segininya," ucap Hazel mendongakkan kepalanya menatap Kai yang menjulang tinggi dihadapannya tapi Kai terlihat diam dan menatap tajam kearah kolam.
Karena merasa terabaikan, Hazel menggoyangkan kaki papanya,"Jawab pa.. Hazel anak siapa? Dan apa salah Hazel sampai buat papa sebenci ini sama Hazel?,"
Dugh
Plak
Kai menendang kepala Hazel sampai membentur pilar dibelakang tubuh gadis itu, tak hanya itu Kai juga menampar wajah Hazel setelahnya.
"DIAM KAMU!,"
Sungguh perpaduan rasa sakit yang begitu hebat, disaat kepalanya merasakan sakit yang luar biasa dia kembali dihantam sakit lainnya pada bagian wajah. Hazel rasanya tak kuat hanya untuk menyangga kepalanya sendiri. Bahkan dia tak bisa mendengar jelas bentakan papanya yang begitu keras.
Belum usai rasa sakit itu, tubuh Hazel sudah diseret paksa oleh Kai sampai menuju tepi kolam renang.
"Arrgghh sakit paa..," adu Hazel karena Kai menarik rambutnya kasar hingga rasanya seakan mau lepas. Lalu didetik berikutnya didepan Hazel sudah ada kolam dengan kedalaman dua meter, gadis itu berusaha keras memberontak tapi semua sia-sia, karena tenaga Kai jelas lebih besar darinya.
Byurr
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳
Teen Fiction🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄹🄰🄳🄸 🄿🄻🄰🄶🄸🄰🅃 Schmerz _________________________________________ 'Skenario itu takdir' "Anak tidak tahu diri seperti kamu memangnya bisa apa selain menyusahkan saya?!," "Lo bener bener ya! Minta ma'af sekarang atau lo bakal dap...