Ruangan bernuansa putih menjadi saksi tangisan Nadia, ibu tiga anak itu setia merengkuh satu tangan suaminya dengan kedua tangannya. Sekitar dua jam yang lalu bi Mina dimintanya pulang.
Karena merasa majikannya butuh ruang untuk sendiri, bi Mina meninggalkannya setelah berjam-jam setia menemani Nadia menunggui Kai.
Selain menunggu Kai yang belum sadarkan diri akibat kecelakaan beberapa waktu lalu, Nadia juga menanti kabar dari kedua putranya mengenai kabar putrinya.
Tapi sudah hampir tengah malam, baik Jarrel maupun Jevano tak kunjung memberinya kabar apapun. Nadia takut, perasaan tak nyamannya membawanya terus berpikir negatif pada banyak hal yang mungkin saja terjadi.
"Ada kebohongan besar yang mas percaya hingga saat ini, Hazel itu..," suara Nadia tersendat akibat senggukannya,"Dia.. putri kandung kamu, tapi kenapa orang lain yang lebih kamu percaya ketimbang aku istrimu?," pada kenyataannya memang seperti itu, Kai lebih percaya fitnah keji itu.
Nadia kecewa, tapi sayangnya dia tidak bisa berbuat apapun dibawa kendali Kai.
"Sekarang aku gatau dimana Hazel, aku sangat takut dan aku butuh kamu," air matanya menetes mengenai punggung tangan suaminya. Lantas tak lama dari gumaman panjang Nadia, tangan kiri Kai yang terpasang infus memberi pergerakan kecil yang menyadarkan Nadia.
Sejenak tangis wanita itu mereda,"Mas?," sebutnya dengan perasaan lega seiring kedua mata Kai yang membuka perlahan.
"Dimana?,"
"Kamu dirumah sakit,"
"Kaki saya kenapa?," Kai yang merasakan kakinya sakit langsung bangun, duduk dibantu oleh Nadia.
Pria itu dengan cepat membuka selimut rumah sakit yang menampakkan perbanan pada kaki kanannya,"Kenapa kaki saya?!,"
"Untuk beberapa waktu kedepan kamu ga bisa jalan seperti biasa mas, kaki kamu cedera," beritahu Nadia pilu.
"APA?!," wajah Kai langsung merah terkejut.
"Tenang mas, ini ga akan lama. Dokter bilang kamu bisa sembuh seperti semula asalkan kamu rajin terapi,"
Selama mendengar penuturan sang istri, selama itu pula Kai diam dengan bergemeletuk amarah. Tangannya mengepal menandakan emosinya yang ikut bereaksi, perlahan satu tangannya itu memukul sisi brankar hingga membuat Nadia sedikit kaget.
"Bajingan! Ini pasti karena gadis pembawa sial itu! Dia pasti dendam dengan saya dan sudah menyumpahi saya! Semoga dia sudah mati sekarang!,"
"Papa bener,"
Suara familiar yang menyela ucapan Kai, membuatnya dan Nadia kompak menatap dua orang yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat inap.
"Ya. Papa bener, dia sekarang udah mati. Haha," tawa renyah Jarrel sama sekali tak menghadirkan kelucuan yang berarti, justru itu membuat Nadia langsung membeku ditempat.
"Puas kan sekarang? Udah nggak ada lagi penyebab kesialan dikeluarga papa, virusnya udah mati," lanjutnya dengan tatapan yang menyorot tajam.
"Rel,"
Cowok berambut lembab itu sama sekali tak mengindahkan panggilan kembarannya yang penuh nada peringatan. Jarrel tetap melangkah lebih mendekat, sampai kakinya berhenti tepat dihadapan Kai.
"Jadi akan ada pesta apa dirumah?,"
"Jarrel! Apa maksud kamu?!!," dengan murka Nadia menarik jaket hitam Jarrel dari samping sampai putranya itu berbalik menghadapnya.
Tapi bukannya menjawab pertanyaan Nadia yang penuh tuntutan penjelasan, Jarrel justru menundukkan kepalanya dan tak sekalipun berani menatap mamanya.
Jarrel tidak sanggup mengatakannya pada Nadia, wanita itu jelas menolak mentah ucapannya, meski tak ayal Jarrel juga tidak yakin dengan kejutan apa yang baru dia dapat.
"Hazel belum berhasil ditemuin ma.. tim sar bilang kemungkinan besar bukan cuma sopirnya yang terbakar bareng angkot, tapi juga Hazel. Dan Jasad dia mungkin udah hancur..,"
Tbc.
bye the way aku buat AU nya Hazel, yang gabut ayo dong maen ke instagram akuu nanti kita moots eaa
yang mau tau castnya juga udah ada di AU ntar kalo sempet aku bakal kasih castnya diwp juga tapi belum tau kapann heheww
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳
Teen Fiction🄹🄰🄽🄶🄰🄽 🄹🄰🄳🄸 🄿🄻🄰🄶🄸🄰🅃 Schmerz _________________________________________ 'Skenario itu takdir' "Anak tidak tahu diri seperti kamu memangnya bisa apa selain menyusahkan saya?!," "Lo bener bener ya! Minta ma'af sekarang atau lo bakal dap...