7. Hazel and its fragility

1K 65 6
                                    

Hazel berjingkat kaget saat seseorang meneriakan namanya bahkan pintu kamarnya dibanting cukup keras.

Gadis yang sedari tadi sibuk mengerjakan pr itu langsung sigap berdiri dan menatap sosok pria dewasa yang berjalan kearahnya dengan langkah lebar.

Terlihat jelas tatapannya yang bergejolak amarah itu akan segera diluapkan.

"KAMU KELEWATAN HAZEL!,"

"Tante Vania udah ngadu ke papa?,"

Harusnya Hazel juga tak perlu bertanya karena dia sendiri sudah pasti tahu jawabannya.

"Kamu sudah gila hah?! Zhiva itu sepupu kamu!,"

Itulah yang membuat kesialan dalam hidup Hazel. Karena hubungan keluarga membuat Zhiva berlaku seenaknya pada Hazel. Zhiva yang merebut simpati kedua kakaknya dan Zhiva yang membuat papanya semakin membencinya.

Zhivanna adalah salah satu penyebab luka yang Hazelica dapat.

Gadis dengan piyama bergambar Doraemon itu mengangguk-ngangguk,"Tau kok, lagian papa lupa ya? Kan papa sendiri yang ajarin Hazel,"

Plak

"Sialan!,"

Hazel masih diam mempertahankan posisinya kala wajahnya ditampar sampai tertoleh kesamping. Pipinya terasa memanas merasakan bekas tamparan yang terus menjalar. Selang beberapa detik, Hazel kembali tegap menghadap papanya, masih dengan memegangi satu pipinya.

"Gimana putri papa ini nggak kasar kalo ajarannya aja kayak gini kan? Apa yang bisa Hazel contoh pa, selain perlakuan papa ke Hazel?,"

"Beraninya kamu!," Kai bergerak mencengkeram dagu Hazel, membuat kepala gadis itu mendongak karena terangkat.

Sebanyak apapun Hazel bicara papanya itu tak akan pernah sadar, yang ada nyawa Hazel jadi ancamannya.

"Hazel nggak salah kan pa? Karena papa sendiri aja nggak ngerasa bersalah ngelakuin ini ke Hazel," perlahan mata Hazel memerah. Bukan karena pipinya tapi karena perasaannya yang begitu terluka.

Menerima tamparan kuat dari Kai sudah menjadi suatu hal yang sangat biasa bagi Hazel, sakit? Tidak. Ya mungkin karena terbiasa itulah yang membuat fisiknya dipaksa kuat untuk tetap bertahan. Meski tak selalu.

"Dasar anak tidak beradab kamu! Beraninya kamu melawan saya, tidak cukup keluar masuk rumah sakit? Hah?!,"

Hazel meringis pelan kala dagunya ditekan kuat seiring nada intonasi Kai yang meninggi.

Meski sulit berbicara dengan keadaan seperti itu Hazel tetap berusaha membela diri,"Cukup enggaknya kan papa yang nentuin itu, see?,"

Karena tidak ada sahutan, kepala Hazel bergerak berusaha melepas cengkeraman tangan Kai yang masih setia berada didagunya sampai benar-benar terlepas. Beruntungnya pria itu diam tak menahan pergerakannya ataupun membalas dengan yang lebih.

"Sebaiknya papa lanjutin kerja aja, kan jauh lebih penting dari pada ngurusin anak tidak beradab ini. Hazel juga lagi belajar, kalo papa kesini ntar Hazel nggak jadi belajar. Terus papa sendiri yang malu kalo nilai Hazel jelek," jelas Hazel panjang lebar.

"Sudah berani mengatur saya? Memangnya kamu ini siapa?,"

"Hazel nggak ngatur paa.. Hazel kan cuma ingetin," ucap Hazel lembut dengan wajah berseri ceriah seakan sebelumnya memang tak terjadi hal buruk apa-apa.

"Saya tidak ingin berbasa basi Hazel, besok minta ma'af ke Zhiva!,"

"Iya iya besok Hazel minta ma'af," balas Hazel ingin lekas menyudahi.

Memang apalagi yang bisa Hazel lakukan selain mengiyakan? Hazel sudah cukup lelah menolak semuanya sekalipun dia tidak bersalah. Karena papanya itu lebih percaya dengan ucapan adik dan keponakan tersayangnya itu.

Selain hal itu Hazel ingin papanya juga segera keluar, dia sudah tidak tahan menahan air bening yang mengantung berat dimatanya. Sebab sekali saja Hazel berkedip air matanya akan langsung jatuh.

Dan Kai dengan langkah lebarnya juga tatapan tajamnya itu keluar dari kamar Hazel, tak lupa menutup pintu dengan gerakan kasar sampai menimbulkan bunyi yang cukup ngeri.

Kedua pundak Hazel langsung bergetar, gadis itu berjalan menuju kursi belajarnya dan mendudukkan tubuhnya disana. Air mata yang Hazel tahan sejak tadi langsung meluncur bebas tanpa permisi.

Hazel memang selalu sok kuat di depan semua orang, padahal saat dia sendirian tidak ada yang tahu sehancur apa Hazel.

Tbc.

𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐜𝐡𝐦𝐞𝐫𝐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang